Budiman Sudjatmiko Tegaskan Prabowo Serius Tangani Kasus Affan Kurniawan dan Reformasi Polri

KEPALA Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko menegaskan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi tegas kepada Kapolri untuk menindak aparat yang diduga bertanggung jawab atas wafatnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas mobil rantis Brimob. ? Budiman mengatakan aspirasi para pengunjuk rasa terkait dengan kasus tersebut telah ditangkap dengan baik oleh Presiden. Menurutnya, Prabowo melihat keresahan publik itu sejalan dengan visi utamanya sebagai kepala negara, yakni melawan kemiskinan dan ketimpangan sosial. ? “Pak Prabowo ini menjadi presiden karena ingin menebus dosa sosial kita selama ini, yang mengakibatkan kemiskinan dan ketimpangan. Namun, beliau juga mengingatkan, berbeda di alam demokrasi bukan berarti pecah. Justru dalam persatuan lah tujuan-tujuan rakyat bisa dicapai,” ujar Budiman di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (31/8). ? Terkait dengan kemungkinan adanya reformasi di tubuh Polri, Budiman menyebut hal itu tengah dibahas dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Polri. Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu menegaskan Presiden juga konsisten dalam agenda pemberantasan korupsi.
“Korupsi jelas menjadi musuh bersama. Itu menjadi aspirasi rakyat yang ditangkap betul oleh Presiden, ada dalam jiwa beliau dan kabinetnya. Kami sebagai pembantunya tentu ikut, apalagi saya sendiri mantan aktivis yang sejak dulu memperjuangkan reformasi,” katanya.
Mengenai gaya komunikasi pemerintahan, Budiman menilai Prabowo ialah sosok dialogis. Hal itu tecermin dari sikap Presiden yang menyempatkan diri melayat ke rumah duka Affan Kurniawan dan berdialog dengan keluarga korban. “Pak Presiden sudah berdialog dengan seluruh komponen, beliau tahu betul kondisi rumah almarhum sebagai cerminan rakyat,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan kemungkinan evaluasi kabinet, Budiman menyerahkan sepenuhnya kepada kewenangan Presiden.
“Itu hak prerogatif Presiden. Saya tidak bisa menjawab lebih jauh,” tutup Budiman yang pernah menjadi tapol di era Orde Baru itu.(Pon)