Pidato Perdana Prabowo di PBB Diyakini Bakal Pertegas Peran Indonesia sebagai Penentu Arah Peradaban Global

Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, 23 September mendatang diyakini bakal membawa warna baru bagi diplomasi Indonesia.
Pidato tersebut akan menekankan pentingnya solidaritas kemanusiaan dalam menghadapi berbagai tantangan global. Tantangan tersebut meliputi krisis pangan, perubahan iklim, ketidakadilan ekonomi, dan konflik geopolitik.
Semua persoalan ini juga akan dipadukan dengan diplomasi Nusantara, yang memprioritaskan musyawarah, keadilan, dan keseimbangan sebagai landasan hubungan antar-bangsa.
Tema diplomasi Nusantara dan gagasan global Indonesia yang diusung dalam pidato itu merupakan cerminan karakter bangsa. Karakter ini mengedepankan kearifan lokal, semangat gotong royong, dan nilai-nilai kemanusiaan universal untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih seimbang.
Kehadiran Presiden Prabowo di forum internasional ini juga menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan moral di dunia, dengan mengedepankan solusi berbasis kerja sama, bukan konfrontasi.
"Tentunya ini bukan hanya sekadar forum internasional, tetapi ini adalah momen strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar, yang membawa misi perdamaian keadilan dan kerja sama global," jelas Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, Kamis (28/8).
Syahrul berharap, pidato perdana Presiden Prabowo akan menjadi tonggak sejarah baru dalam politik luar negeri Indonesia. Pidato ini diharapkan dapat menggaungkan pesan bahwa Indonesia hadir sebagai penentu arah peradaban global, bukan hanya sebagai penonton.
"Bahwa bangsa kita hadir di tengah dunia bukan sekedar penonton, tetapi penentu arah peradaban global yang lebih adil," imbuhnya.
"Pidato tersebut mampu memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional, serta menginspirasi upaya bersama menuju perdamaian dan keadilan global," sambung Syahrul.