Deretan Game Populer yang Dilarang di Indonesia, Ada Roblox hingga PUBG

Beberapa judul game populer tak lagi bebas dimainkan di Indonesia. Pemerintah mengambil langkah tegas dengan membatasi sejumlah permainan digital yang dianggap berpotensi mengganggu perkembangan anak sekaligus menimbulkan dampak sosial.
Salah satu yang baru mendapat sorotan adalah Roblox, sebuah platform game virtual yang digemari anak-anak bahkan hingga orang dewasa.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengimbau agar anak-anak tidak lagi memainkan Roblox karena dinilai membawa risiko psikologis.
anak belum cukup mampu membedakan mana realitas dan mana simulasi,” ujarnya saat berkunjung ke SDN Cideng 02, Jakarta, Senin 4 Agustus 2025 lalu.
Menurut Mu’ti, kurangnya pemahaman anak tentang batasan dunia nyata dan virtual bisa membuat mereka meniru perilaku di dalam game, termasuk aksi kekerasan yang tidak pantas diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, dalam game, menjatuhkan atau membanting karakter mungkin terlihat biasa. Namun, jika itu dilakukan di dunia nyata terhadap teman sebaya, dampaknya bisa berbahaya.
Game-Game yang Pernah Dilarang di Indonesia
Selain Roblox, sebelumnya, ada sejumlah game lain yang juga pernah dibatasi atau dilarang beredar di Indonesia karena dinilai bermasalah dari sisi konten maupun nilai budaya.
1. Pokemon Go
Saat pertama kali rilis, Pokemon Go sempat menjadi fenomena global dengan teknologi augmented reality yang inovatif.
Namun di Indonesia, game ini dibatasi melalui surat edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang memainkannya di lingkungan kerja karena dianggap mengganggu produktivitas sekaligus berpotensi mengganggu keamanan.
Selain itu, ada kekhawatiran pemain bisa tanpa sadar masuk ke area-area sensitif hanya demi mengejar Pokemon virtual.
2. Mortal Kombat 11
Game fighting besutan Warner Bros ini batal rilis resmi di Indonesia pada April 2019. Alasannya, konten kekerasan yang ekstrem, simbol-simbol yang tidak pantas, dan nuansa brutal dianggap tidak selaras dengan norma budaya lokal.
Keputusan tersebut mengecewakan banyak penggemar, namun pemerintah menilai pembatasan perlu dilakukan demi melindungi masyarakat dari konten berlebihan.
3. Call of Duty: Mobile
Versi mobile dari franchise FPS legendaris ini juga sempat mendapat kritik. Konten peperangan militeristiknya dinilai tidak cocok untuk anak-anak.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut menyoroti game ini karena dianggap tidak memberikan nilai edukatif serta berpotensi mendorong perilaku agresif.
4. PUBG Mobile
Game bergenre battle royale ini sempat menuai kontroversi besar. MUI bahkan pernah mengeluarkan fatwa haram terhadap PUBG karena dinilai bertentangan dengan nilai moral dan etika Islam.
Selain mengandung kekerasan, sifat kompetitif yang tinggi serta durasi permainan panjang membuat sebagian pemain kecanduan hingga mengabaikan tanggung jawab sehari-hari.
5. Free Fire
Sebagai salah satu game paling populer di Indonesia, Free Fire juga tak luput dari kritik. Banyak pihak menilai permainan ini bisa menurunkan produktivitas remaja sekaligus memicu perilaku agresif.
Sistem in-app purchase atau pembelian dalam game turut menjadi sorotan. Anak-anak dianggap rentan menghabiskan uang tanpa pengawasan orang tua, yang bisa berdampak buruk pada kondisi finansial keluarga.
6. Fortnite
Meski mendunia, Fortnite juga menghadapi kritik di Indonesia. Unsur kekerasan seperti tembak-menembak dan penghancuran bangunan dianggap tidak ramah untuk anak-anak.
Selain itu, sistem monetisasi Fortnite yang agresif membuat banyak anak mudah tergoda untuk belanja item digital secara impulsif, bahkan tanpa izin orang tua.