Kemenkes Catat 46 KLB Campak di Indonesia, 3.144 Kasus Positif hingga Agustus 2025

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat jumlah kasus campak di Indonesia terus meningkat pada 2025.
Hingga minggu ke-33 atau per 24 Agustus 2025, terdapat 46 kejadian luar biasa (KLB) campak yang tersebar di 42 kabupaten/kota di 14 provinsi, dengan total 3.144 kasus positif.
Direktur Imunisasi Kemenkes, Dr. Prima Yosephine, mengungkapkan data tersebut saat temu media secara daring di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
“Ada 46 KLB campak pasti di 42 kabupaten atau kota di 14 provinsi sampai minggu ke-33 tahun 2025 ini,” ujar Prima.
Menurutnya, meningkatnya kasus campak dipengaruhi rendahnya capaian imunisasi campak dalam tiga tahun terakhir.
“Capaian imunisasi campak di 3 tahun terakhir menurun. Terjadi penurunan perlindungan di masyarakat. Perlindungan anak terhadap campak sudah tidak adekuat lagi, jika vaksin campak hanya dilakukan satu kali,” kata Prima.
Pentingnya Imunisasi Campak Lengkap
Kemenkes menegaskan, imunisasi campak dilakukan sebanyak tiga dosis, yaitu pada usia 9 bulan, 18 bulan, serta usia 5–6 tahun atau saat anak masuk sekolah dasar.
Perlindungan optimal baru bisa tercapai jika cakupan vaksinasi campak mencapai lebih dari 95 persen dan merata di seluruh desa serta kecamatan.
“Perlindungan anak terhadap campak hanya efektif bila cakupan vaksinasi tinggi dan merata. Jika hanya sebagian yang mendapat imunisasi, risiko penularan tetap besar,” jelas Prima.
Sebaran KLB Campak 2025 di Indonesia
Mengutip data Kemenkes, berikut sebaran kasus KLB campak hingga minggu ke-33 tahun 2025:
Sumatera Utara
- Kota Medan (351 kasus)
- Deliserdang (154)
- Tapanuli Selatan (16)
- Kota Tebing Tinggi (10)
- Padang Lawas (8)
- Dairi (4)
- Samosir (3)
- Tapanuli Tengah (3)
- Mandailing Natal (2)
- Kota Pematang Siantar (2)
- Padang Lawas Utara (2)
Sumatera Barat
- Agam (K1: 3, K2: 2, K3: 2)
- Sijunjung (2)
Banten
- Serang (71)
- Kota Tangerang Selatan (6)
- Kota Tangerang (K1: 6, K2: 5)
- Kabupaten Tangerang (5)
DKI Jakarta
- Jakarta Barat (5)
- Jakarta Utara (2)
Jawa Barat
- Garut (6)
- Cirebon (3)
Jawa Tengah
- Banyumas (5)
- Kota Surakarta (2)
DI Yogyakarta
- Sleman (5)
Jawa Timur
- Sumenep (2.139 kasus, tertinggi nasional)
- Pamekasan (119)
- Sampang (103)
- Bangkalan (39)
- Jember (18)
- Surabaya (21)
- Sidoarjo (13)
- Lumajang (6)
- Probolinggo (6)
Bali
- Karangasem (42)
Kalimantan Timur
- Kota Balikpapan (100)
- Kota Bontang (7)
Kalimantan Utara
- Nunukan (K1: 19, K2: 44)
Sulawesi Tengah
- Tojo Una Una (4)
Sulawesi Selatan
- Maros (3)
- Gorontalo
- Boalemo (18)
- Pohuwato (14)
- Kota Gorontalo (2)
Apa Itu Campak dan Gejalanya?
Campak atau dikenal dengan nama lain rubeola merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan virus genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae. Penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui percikan air liur, kontak langsung, maupun benda yang terkontaminasi virus.
Gejala campak biasanya diawali dengan demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan munculnya ruam khas di seluruh tubuh.
Meski sering dianggap sebagai penyakit biasa pada anak-anak, termasuk bayi dan balita, campak bisa berakibat fatal bila tidak ditangani secara tepat.
Kemenkes menegaskan, pencegahan utama adalah melalui imunisasi campak (Measles-Rubella/MR atau MMR). Vaksin pertama diberikan pada usia 9 bulan, booster pada usia 18 bulan, dan booster kedua saat anak berusia 5–6 tahun.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenkes: 46 Wilayah di Indonesia KLB Campak di 2025, Berikut Sebarannya
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!