4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter

obesitas, obesitas di Indonesia, kasus obesitas di indonesia, alasan angka obesitas di indonesia tinggi, indonesia obesitas, obesitas masih tinggi, 4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter, 1. Kurangnya pemahaman soal obesitas, 2. Banyaknya mitos yang beredar, 3. Berseliweran obat tidak jelas, 4. Biaya penanganan yang tinggi

Angka obesitas di Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan, prevalensi obesitas dewasa (berusia di atas 18 tahun) meningkat dari 21,8 persen pada tahun 2018 menjadi 23,6 persen pada tahun 2023.

Fenomena ini memunculkan kekhawatiran karena obesitas tidak hanya soal penampilan, tetapi juga berkaitan dengan risiko penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan strok.

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo, dr. Maya Surjadjaja, Sp.GK, M.Gizi, ada beberapa faktor yang membuat obesitas di Indonesia sulit ditekan. Simak selengkapnya. 

4 Alasan angka obesitas di Indonesia masih tinggi

1. Kurangnya pemahaman soal obesitas

obesitas, obesitas di Indonesia, kasus obesitas di indonesia, alasan angka obesitas di indonesia tinggi, indonesia obesitas, obesitas masih tinggi, 4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter, 1. Kurangnya pemahaman soal obesitas, 2. Banyaknya mitos yang beredar, 3. Berseliweran obat tidak jelas, 4. Biaya penanganan yang tinggi

Angka kasus obesitas di Indonesia masih tinggi. Dokter sebutkan beberapa penyebab utamanya, mulai dari mitos hingga mahalnya biaya penanganan.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak benar-benar memahami apa itu obesitas.  Sebagian besar mengira obesitas hanya sekadar kelebihan berat badan, padahal definisinya lebih kompleks.

“Banyak orang Indonesia itu enggak paham obesitas itu seperti apa dan kriteria pastinya bagaimana. Makanya harus ada pedoman yang mendefinisikan obesitas secara gamblang,” jelas Maya dalam diskusi media bersama Novo Nordisk di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).

Kurangnya pengetahuan ini membuat banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya sudah masuk kategori obesitas. 

Padahal pemahaman dasar ini penting agar masyarakat lebih sadar risiko kesehatan yang menyertainya dan bisa mendeteksi lebih dini.

2. Banyaknya mitos yang beredar

obesitas, obesitas di Indonesia, kasus obesitas di indonesia, alasan angka obesitas di indonesia tinggi, indonesia obesitas, obesitas masih tinggi, 4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter, 1. Kurangnya pemahaman soal obesitas, 2. Banyaknya mitos yang beredar, 3. Berseliweran obat tidak jelas, 4. Biaya penanganan yang tinggi

Angka kasus obesitas di Indonesia masih tinggi. Dokter sebutkan beberapa penyebab utamanya, mulai dari mitos hingga mahalnya biaya penanganan.

Budaya dan tradisi juga ikut memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap tubuh dan kesehatan. 

Maya menilai, masih banyak mitos yang salah kaprah dan justru memperburuk kondisi obesitas di Indonesia.

“Masyarakat kita itu masih percaya sama mitos, misalnya anggapan bahwa anak gendut itu lebih lucu daripada kurus. Kemudian, mitos bahwa kalau makan nasi enggak habis nanti nasinya nangis,” jelasnya.

Tak hanya itu, stigma sosial juga ikut berperan. Misalnya, anak kurus sering kali dikaitkan dengan kondisi ekonomi rendah, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. 

Cara pandang ini akhirnya membuat orangtua lebih senang jika anaknya terlihat gemuk, tanpa menyadari risikonya terhadap kesehatan.

3. Berseliweran obat tidak jelas

obesitas, obesitas di Indonesia, kasus obesitas di indonesia, alasan angka obesitas di indonesia tinggi, indonesia obesitas, obesitas masih tinggi, 4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter, 1. Kurangnya pemahaman soal obesitas, 2. Banyaknya mitos yang beredar, 3. Berseliweran obat tidak jelas, 4. Biaya penanganan yang tinggi

Angka kasus obesitas di Indonesia masih tinggi. Dokter sebutkan beberapa penyebab utamanya, mulai dari mitos hingga mahalnya biaya penanganan.

Di tengah maraknya promosi gaya hidup sehat, justru banyak obat pelangsing yang beredar tanpa kejelasan kandungan. 

Obat-obat tersebut kerap menawarkan hasil instan sehingga membuat masyarakat tergiur.

“Sekarang juga banyak obat campuran yang enggak jelas kandungannya dengan klaim yang berlebihan. Akhirnya banyak yang percaya dan enggak mau pergi memeriksakan diri ke dokter,” terang Maya.

Padahal, obat-obatan tersebut bisa saja berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. 

“Hanya karena ingin langsing cepat, jadi beli obat aja. Itu sebenarnya berisiko besar,” tuturnya.

Fenomena ini menunjukkan perlunya edukasi yang lebih kuat agar masyarakat lebih berhati-hati dan memilih jalur medis yang tepat dalam menangani obesitas.

4. Biaya penanganan yang tinggi

obesitas, obesitas di Indonesia, kasus obesitas di indonesia, alasan angka obesitas di indonesia tinggi, indonesia obesitas, obesitas masih tinggi, 4 Alasan Mengapa Angka Obesitas di Indonesia Masih Tinggi Menurut Dokter, 1. Kurangnya pemahaman soal obesitas, 2. Banyaknya mitos yang beredar, 3. Berseliweran obat tidak jelas, 4. Biaya penanganan yang tinggi

Angka kasus obesitas di Indonesia masih tinggi. Dokter sebutkan beberapa penyebab utamanya, mulai dari mitos hingga mahalnya biaya penanganan.

Alasan lain yang membuat angka obesitas di Indonesia sulit ditekan adalah faktor biaya. Penanganan obesitas sering kali tidak ditanggung jika sifatnya masih preventif.

“Penanganan obesitas itu tidak di-cover kalau dalam bentuk preventif maka akhirnya banyak orang yang ketika sudah sakit baru berobat,” tutur Maya.

Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk terapi obesitas juga relatif mahal. Hal ini membuat masyarakat enggan untuk melakukan perawatan sejak dini. 

“Tak dipungkiri, obat-obatan untuk perawatan obesitas juga mahal. Mindset (pola pikir) kebanyakan orang itu lebih baik pakai dana yang ada untuk mengobati penyakit yang sudah pasti ketahuan,” tambahnya.

Dari beberapa faktor di atas, Maya menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat. 

Investasi dalam pencegahan sebenarnya jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan penyakit kronis yang muncul akibat obesitas.

Beberapa alasan di atas menunjukkan bahwa obesitas bukanlah masalah sederhana. Menurut Maya, perlu kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat untuk mengubah pola pikir dan perilaku hidup sehat.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!