Ada 300 Jenis Sambal di Indonesia, Ternyata Ini yang Paling Enak

Ilustrasi sambal terasi, Sambal Terasi: Gurih dan Aroma Khas Jawa, Sambal Matah: Kesegaran Khas Bali, Ilustrasi sambal matah, Sambal Ijo: Andalan Rumah Makan Padang, Sambal Roa: Cita Rasa Smokey dari Manado, Sambal Tempoyak: Kejutan Fermentasi Durian, Sambal Dabu-Dabu: Kesegaran ala Sulawesi Utara, Ilustrasi sambal dabu-dabu
Ilustrasi sambal terasi

Sambal yang menjadi jiwa kuliner Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi makan masyarakat Nusantara. Dengan lebih dari 300 jenis sambal yang tercatat, setiap daerah di Indonesia menawarkan cita rasa unik yang mencerminkan kekayaan budaya dan bahan lokal. 

Penelitian dari Universitas Gadjah Mada menyebutkan terdapat setidaknya 322 varian sambal, dengan 119 jenis sambal mentah dan 138 sambal matang, menggunakan kombinasi bahan utama seperti cabai, garam, dan terasi, serta bumbu pelengkap seperti bawang merah, bawang putih, dan gula kelapa. 

Keberagaman ini menjadikan sambal lebih dari sekadar pelengkap, melainkan elemen utama yang menggugah selera. Berikut ini adalah beberapa sambal paling populer dan dianggap paling enak oleh pecinta kuliner, berdasarkan cita rasa, tekstur, dan keunikan penyajiannya.

Sambal Terasi: Gurih dan Aroma Khas Jawa

Sambal terasi sering disebut sebagai primadona sambal Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Terbuat dari cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, garam, gula, dan terasi yang telah dibakar, sambal ini menawarkan perpaduan pedas dan gurih yang khas. 

Proses pembakaran terasi menghasilkan aroma tajam yang membuatnya cocok dipadukan dengan lalapan, ikan goreng, atau nasi hangat. Menurut para penikmat kuliner, sambal terasi dari Sidoarjo atau Bangka memiliki kualitas terbaik karena terasi udangnya yang autentik. 

Keunikan sambal ini terletak pada kesederhanaan bahan, namun mampu menghasilkan cita rasa kompleks yang sulit ditolak.

Sambal Matah: Kesegaran Khas Bali

Ilustrasi sambal matah, Sambal Terasi: Gurih dan Aroma Khas Jawa, Sambal Matah: Kesegaran Khas Bali, Ilustrasi sambal matah, Sambal Ijo: Andalan Rumah Makan Padang, Sambal Roa: Cita Rasa Smokey dari Manado, Sambal Tempoyak: Kejutan Fermentasi Durian, Sambal Dabu-Dabu: Kesegaran ala Sulawesi Utara, Ilustrasi sambal dabu-dabu

Ilustrasi sambal matah

Dari Pulau Dewata, sambal matah menawarkan sensasi segar yang berbeda dari sambal pada umumnya. Berbeda dengan sambal yang diulek, sambal matah disajikan mentah dengan irisan tipis cabai rawit, bawang merah, serai, daun jeruk, dan perasan jeruk limau, lalu disiram minyak kelapa panas. 

Rasa pedasnya yang ringan namun menyengat, dipadukan dengan aroma harum daun jeruk dan serai, menjadikannya pelengkap ideal untuk ikan bakar, ayam betutu, atau bahkan ayam geprek modern. 

Sambal ini begitu populer hingga kini sering ditemukan di berbagai restoran di luar Bali, menunjukkan daya tariknya yang universal.

Sambal Ijo: Andalan Rumah Makan Padang

Sambal ijo, atau lado mudo, adalah kebanggaan kuliner Minangkabau. Terbuat dari cabai hijau besar, cabai rawit hijau, bawang merah, bawang putih, dan tomat hijau yang diulek kasar lalu ditumis dengan daun jeruk, sambal ini memiliki tekstur yang sedikit renyah dan rasa pedas yang tidak terlalu menyengat. 

Sambal ijo sering menjadi pelengkap wajib di rumah makan Padang, menyempurnakan cita rasa rendang, ayam pop, atau gulai. Keasaman dari tomat hijau memberikan sentuhan segar yang menyeimbangkan kekayaan rasa masakan Minang, menjadikannya favorit bagi mereka yang mencari pedas yang ramah di lidah.

Sambal Roa: Cita Rasa Smokey dari Manado

Sambal roa, khas Manado, menawarkan pengalaman kuliner yang unik dengan penggunaan ikan roa asap sebagai bahan utama. Ikan roa yang hanya ditemukan di perairan Sulawesi Utara hingga Maluku ini dihaluskan bersama cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih, menghasilkan sambal dengan rasa pedas dan aroma asap yang khas. 

Sambal ini sering disajikan sebagai cocolan pisang goreng, bubur Manado, atau bahkan sebagai olesan roti, menjadikannya serbaguna. Keunikan sambal roa terletak pada perpaduan rasa smokey dan pedas yang sulit ditemukan di sambal lain, menjadikannya salah satu yang paling digemari oleh pecinta kuliner petualang.

Sambal Tempoyak: Kejutan Fermentasi Durian

Bagi pecinta kuliner eksotis, sambal tempoyak dari Sumatera Selatan dan Jambi adalah pilihan yang menarik. Berbahan dasar tempoyak, yaitu durian yang difermentasi, sambal ini dipadukan dengan cabai merah, cabai rawit, kunyit, garam, dan gula, lalu ditumis hingga harum. 

Rasa manis, asam, dan pedas yang dihasilkan menciptakan harmoni unik yang cocok disantap bersama ikan patin atau lauk khas Sumatera. Meski aromanya kuat, sambal tempoyak menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi mereka yang berani mencoba.

Sambal Dabu-Dabu: Kesegaran ala Sulawesi Utara

Ilustrasi sambal dabu-dabu, Sambal Terasi: Gurih dan Aroma Khas Jawa, Sambal Matah: Kesegaran Khas Bali, Ilustrasi sambal matah, Sambal Ijo: Andalan Rumah Makan Padang, Sambal Roa: Cita Rasa Smokey dari Manado, Sambal Tempoyak: Kejutan Fermentasi Durian, Sambal Dabu-Dabu: Kesegaran ala Sulawesi Utara, Ilustrasi sambal dabu-dabu

Ilustrasi sambal dabu-dabu

Sambal dabu-dabu dari Manado memiliki kemiripan dengan sambal matah karena disajikan mentah. Terbuat dari irisan cabai rawit, bawang merah, tomat, dan perasan jeruk nipis, sambal ini disiram minyak goreng panas untuk meningkatkan cita rasa. 

Sambal dabu-dabu dikenal sebagai pelengkap sempurna untuk ikan bakar atau hidangan laut, memberikan sensasi pedas dan asam yang menyegarkan. Popularitasnya yang terus meningkat membuat sambal ini sering ditemukan di restoran seafood di berbagai kota besar di Indonesia.