Kursus Safety Riding Sepi Peminat, Pangkal Tingginya Angka Kecelakaan Sepeda Motor di Indonesia

 Kursus Safety Riding Sepi Peminat, Pangkal Tingginya Angka Kecelakaan Sepeda Motor di Indonesia

TINGGINYA angka kecelakaan sepeda motor di Indonesia salah satunya disebabkan sedikitnya pengendara yang mengikuti kursus safety riding di awal pengalaman berkendara. Hal itu disampaikan Head of Safety Riding Promotion of PT Wahana Makmur Sejati Agus Sani dalam acara Community Meet #CariAman, di The Cobbs Bistro, Tangerang, Kamis (28/8). Agus menjelaskan safety riding seharusnya menjadi tahap awal yang mesti dilalui calon pengendara. Namun sayangnya di Indonesia, hal tersebut tidak terjadi. "Kenapa kecelakaan banyak terjadi, terutama sepeda motor di jalan raya karena saya yakin sekali seluruh pengguna sepeda motor di Indonesia pertama kali bisa bawa motor tidak ada yang melalui kursus," kata Agus. Akibatnya, ketika menggunakan motor langsung di jalan raya, pengendara masih minim pengalaman dan pengetahuan. "Jadi, mereka belajar autodidaktik kemudian langsung terjun ke jalan raya," katanya. Untuk bisa mengikuti kursus safety riding, Agus mengatakan persyaratannya mudah saja. Minimal, kata dia, bisa menaiki sepeda sebagaimana patokan kemampuan menjaga keseimbangan. Untuk umur peserta, kata Agus, dimulai dari usai 16 tahunan, bisa juga usia dewasa. Dalam kursus safety riding, di awal pertemuan akan diajarkan soal teknik-teknik dasar berkendara.

"Diajarkan teknik-teknik dasarnya, supaya mengerti betul bagaimana mengoperasikan sepeda motor. Selain itu, diajarkan pula cara mengatasi keadaan tertentu dan situasi tertentu saat ada manuver-manuver di jalan," katanya.

Teknik dasar bermotor, papar Agus, semisal teknik mendorong motor, kemudian cara naik dan turun dari motor lalu cara melepas standar tengah dan standar samping. "Ada orang yang enggak bisa standar tengah karena berat, padahal saat melakukan itu ada teknik khusus yang supaya motor berat pun jadi ringan," katanya.

Ada pula pengajaran teknik pengereman lurus, teknik figure 8, melatih pengendara di jalan raya seperti simulasi di tikungan. "Teknik zigzag yakni ketika di jalan kan enggak lurus-lurus saja, kemudian teknik keseimbangan," ujarnya.

Kursus safety riding diselenggarakan dalam berbagai tingkatan. Mulai dari dasar, menengah, andal, big bike, komunitas, perusahaan, hingga instansi pemerintah. Durasi kursus pun bervariasi, bisa lebih cepat atau lebih lama.

Belajar Safety Riding Bersama Honda

Sebagai produsen motor, Honda mendukung adanya kursus safety riding. Hal ini dibuktikan dengan sembilan safety riding center milik Honda. Layanan ini tersebar di sembilan kota yang bisa memfasilitasi pengguna sepeda motor terutama kelas pemula untuk belajar motor dari awal belum bisa sampai dengan bisa.

"Khusus di wilayah Jakarta dan Tangerang, tempatnya ada di kantor saya di Jatiuwung, Tangerang. Kemudian ada di Medan, di Riau, Bandung, Surabaya, dan di beberapa kota lainnya ya," kata Agus.

Sementara itu, tempat kursus safety riding terbesar se-Asia dimiliki Astra Honda Motor berada di di Deltamas, Cikarang.(Tka)

Sumber Foto: Merahputih/TikaAyu