Minim Modal dan Stok Barang, Kopdes Hambalang Dekat Rumah Presiden Prabowo Belum Optimal

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memastikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Hambalang tetap beroperasi meski sejumlah layanan belum berjalan optimal.
Koperasi yang berlokasi tidak jauh dari kediaman Presiden Prabowo itu kini tengah berada pada fase awal pembangunan kelembagaan dan penguatan usaha.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor, Iman Wahyu Budiana, mengatakan koperasi ini masih dalam etape kedua atau fase penyesuaian.
Pada tahap tersebut, pemerintah bersama pengelola berfokus memperkuat fondasi kelembagaan, model bisnis, serta sumber daya manusia.
"Koperasi bukan usaha instan, melainkan gerakan jangka panjang yang memerlukan kesabaran, dukungan, dan sinergi bersama,” kata Iman kepada *Kompas.com*, Minggu (24/8/2025).
Apa Saja Layanan yang Sudah dan Belum Berjalan?
Iman menjelaskan, sejumlah unit usaha seperti layanan Bulog, ID Food, pengiriman barang, dan pupuk tetap beroperasi normal.
Namun, layanan klinik dan apotek belum bisa berjalan karena masih menunggu penyiapan tenaga medis.
Untuk sementara, kebutuhan kesehatan masyarakat tetap ditangani oleh Puskesmas Hambalang.
Selain itu, Pemkab Bogor menegaskan bahwa Kopdes Hambalang sudah menjalin kemitraan dengan sejumlah BUMN, seperti ID Food, Bulog, Pupuk Indonesia, Pertamina, dan Kimia Farma.
Pola rantai pasok juga sedang diperkuat, termasuk penerapan sistem pengiriman dan pembayaran 14 hari ke depan.
Tak hanya itu, pemerintah juga berkomunikasi dengan pihak swasta, seperti Indogrosir, guna memastikan ketersediaan barang dagangan dengan skema distribusi yang lebih fleksibel.
Dukungan lain datang dari 55 koperasi mapan yang berperan sebagai mitra pembina bagi koperasi desa.
"Kami terus melakukan pendampingan dan evaluasi rutin terhadap lebih dari 400 koperasi desa agar tumbuh sehat, berdaya, dan berkelanjutan. Alhamdulillah, Indogrosir akan melakukan kemitraan, begitu juga koperasi mapan yang siap menjadi pembina. Ini bentuk gotong royong agar koperasi desa bisa benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi rakyat,” ujar Iman.
Bagaimana Tanggapan Pemerintah Desa Hambalang?
Kepala Desa Hambalang, Wawang Sudarwan, menilai tantangan yang muncul di awal perjalanan koperasi merupakan hal wajar.
Menurutnya, evaluasi bersama dengan kementerian, pemerintah daerah, dan mitra BUMN sudah dilakukan pada Sabtu (23/8/2025).
“Memang koperasi kami belum punya modal besar sehingga masih ada keterbatasan, tetapi para mitra memberikan kebijakan dan dukungan agar koperasi tetap berjalan. Ini bagian dari proses perbaikan," ujar Wawang.
Pemkab Bogor terus berupaya memberikan penguatan kemitraan dan pembinaan intensif sehingga Kopdes Merah Putih Hambalang diharapkan dapat tumbuh menjadi koperasi yang sehat, berdaya, dan mandiri.
Mengapa Kopdes Hambalang Dinilai Sepi Setelah Peresmian?
Satu bulan setelah diresmikan, kondisi Kopdes Merah Putih Hambalang tampak sepi dan belum beroperasi maksimal sesuai tujuan awal pembentukan.
Sejumlah unit layanan, seperti toko sembako, klinik apotek, gerai pupuk sarana pertanian, hingga layanan simpan pinjam, tidak berjalan optimal.
Hasil pantauan Kompas.com pada Kamis (21/8/2025) menunjukkan aktivitas hanya dilakukan oleh empat pengelola yang berjaga.
Toko sembako memang buka, namun stok barang sangat terbatas. Tiga rak yang tersedia lebih banyak kosong daripada terisi.
Di unit layanan kesehatan, klinik apotek terlihat tertutup dengan pintu terkunci tanpa adanya aktivitas medis.
Bahkan sejak awal peresmian, layanan ini belum pernah beroperasi maksimal. Kondisi serupa juga terlihat pada kios LPG yang hanya menyediakan tabung kosong tanpa isi gas.
Salah satu pengelola mengakui bahwa keterbatasan modal membuat barang dagangan tidak bisa diperbarui, sementara sosialisasi ke warga juga masih minim.
Bagaimana Pandangan Warga Hambalang?
Sejumlah warga mengaku tidak merasakan dampak positif dari keberadaan koperasi. Seorang ibu berinisial K (40) menyebut setelah peresmian yang ramai, tidak ada sosialisasi lanjutan.
"Pas pertama peresmian ramai banget. Tapi sekarang jalan sebulan ya gitu-gitu aja, tidak jalan Kopdesnya. Saya juga tidak pernah ke sana. Ngapain, mendingan ke warung biasa," ujarnya, Kamis (21/8/2025).
Warga lainnya, S (37), berharap layanan simpan pinjam dan klinik segera berjalan.
“Kita mah maunya layanan klinik itu saja aktifkan karena bisa membantu banget merawat warga yang sakit, kan di sini puskesmas mah jauh banget,” tuturnya.
Apa Kendala yang Dihadapi Pengelola Kopdes?
Ketua Kopdes Hambalang, Cecep Mukhtaruddin, mengakui koperasi belum bisa berjalan maksimal karena tidak memiliki modal dari pemerintah maupun lembaga keuangan. Padahal, modal awal sangat dibutuhkan untuk mengisi stok barang dan menjalankan unit layanan kesehatan.
"Ya begini kondisi Kopdes saat ini, dari saat launching sampai sekarang. Jadi hanya mengandalkan uang simpanan anggota yang pun belum mumpuni,” ucap Cecep.
Akibat ketiadaan modal, pengelola terpaksa menggunakan dana pribadi yang kini sudah habis. Barang konsinyasi yang sempat dipajang saat peresmian juga tidak bisa diperbarui karena pemasok meminta pembayaran tunai. Hal ini membuat sejumlah unit usaha terhenti, termasuk klinik, apotek, dan penjualan gas LPG.
Meski demikian, Cecep menegaskan beberapa layanan masih tetap berjalan, seperti kios sembako, pupuk, dan keanggotaan koperasi.
“Untuk sementara yang penting siklus pemasaran dan koperasinya jalan," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Pemkab Bogor Pastikan Kopdes Merah Putih Hambalang Diperkuat Bertahap, Sinergi Diperlukan".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!