Golkar Tawarkan 3 Alternatif Sistem Pemilu ke Prabowo: Terbuka, Tertutup dan Hybrid

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia

 Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan bahwa pihaknya menawarkan tiga alternatif sistem pemilu kepada Presiden Prabowo Subianto. Adapun tiga alternatif itu meliputi sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem hybrid atau campuran.

"Nah dari 10 poin itu tadi kami menyampaikan ada 1, 2 terutama tadi soal sistem pemilu kita sedang memberikan 3 alternatif, tetap seperti sistem terbuka yang seperti sekarang, kemudian sistem tertutup, ada juga yang sistem hybrid yang sistem campuran antara proporsional tertutup dengan sistem mayoritarian," ujar Doli kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Agustus 2025.

Doli menjelaskan bahwa Golkar sebelumnya telah membentuk tim kajian politik yang membahas setidaknya 10 poin perbaikan sistem politik dan demokrasi. Salah satu fokus kajian adalah penyempurnaan sistem pemilu yang selama ini dinilai masih memiliki banyak kelemahan.

Ilustrasi surat suara pemilu

Ilustrasi surat suara pemilu

"Ya, jadikan begini. Kita kan sudah memasuki periode kedua 25 tahun reformasi. Di dalam 25 tahun pertama kemarin kita menempatkan di era reformasi itu kan sistem politik kita adalah sistem demokrasi. Dan kita sama-sama tahu bahwa sistem demokrasi kita itu belum bisa menjawab atau mengantarkan, menjadikan instrumen untuk mendekatkan pada cita-cita negara. Nah makanya perlu kita sempurnakan," kata dia.

Menurutnya, sistem demokrasi di Indonesia saat ini dinilai terlalu mahal, rumit, dan cenderung menyuburkan praktik pragmatisme di kalangan masyarakat maupun elite. Maka itu, Golkar mendorong agar ke depan sistem demokrasi lebih substansial dan mampu mempercepat pencapaian cita-cita negara.

Selain pemilu legislatif, Golkar juga menyampaikan kajian mengenai sistem pemilihan kepala daerah. Ada dua opsi yang ditawarkan, yakni model asimetris dengan gubernur dipilih DPRD dan bupati/wali kota tetap dipilih langsung oleh rakyat, atau opsi lain di mana gubernur dipilih DPR dan kepala daerah tingkat kabupaten/kota dipilih dengan kombinasi sistem langsung dan DPR.

"Atau kemudian yang kedua adalah pemilihan gubernur itu tetap di DPR karena pertimbangannya adalah gubernur itu adalah kepanjangan pemerintahan pusat nah untuk kabupaten dan kotanya ada 2 pilihan lagi tetap langsung seperti sekarang atau juga hybrid, ada yang kembali ke DPR, ada yang kita laksanakan secara langsung seperti sekarang," pungkas dia.

Ilustrasi pemungutan suara pemilu.

Ilustrasi pemungutan suara pemilu.

Diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia membawa rombongan partai menyambangi Istana Negara, Jakarta Pusat pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Dalam kesempatan itu, Bahlil mengaku akan bersilaturahmi dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara.

"Hari ini kami dari pengurus DPP Partai Golkar melakukan silaturahmi dengan bapak presiden ya," kata Bahlil.