Kronologi Penembakan Zetro Leonardo Purba, Diplomat KBRI yang Tewas di Peru

Zetro Leonardo Purba, diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, tewas ditembak mati oleh tiga orang yang diduga pembunuh bayaran.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Senin malam (1/9/2025) waktu setempat, tepat di hadapan sang istri ketika korban baru saja pulang bekerja.
Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima tersebut sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian, namun nyawanya tidak tertolong.
Kronologi Kejadian Penembakan
Melansir dari media setempat, Peru 21, insiden berdarah itu terjadi di Jalan César Vallejo, Blok 3, di distrik Lince.
Peristiwa bermula ketika Zetro baru pulang bekerja. Malam itu, ia menuju tempat tinggalnya di kawasan Lince, Lima, dekat Taman Ramon Castilla.
Saat tiba di depan apartemen, tiga orang tak dikenal mendekatinya. Sejurus kemudian, terdengar letusan senjata api.
Istri Zetro yang menunggu di depan pintu gedung apartemen menyaksikan suaminya ditembak sebanyak tiga kali.
Para pelaku yang diduga merupakan warga negara asing, berdasarkan ciri-ciri fisik tersebut kemudian kabur meninggalkan lokasi.
Zetro sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, namun luka serius yang dialaminya membuat ia meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
Kepolisian setempat menyebut bahwa kasus pembunuhan bayaran pertama yang kami lihat tahun ini di distrik ini.
Adapun motif pembunuhan tersebut belum diketahui, tetapi kemungkinan balas dendam belum dikesampingkan.
Divisi pembunuhan dan Departemen Kepolisian Jesús María (DEPINCRI) disebut sedang melakukan penyelidikan.
Sementara, istri Zetro yang selamat tanpa luka dan kini berada dalam perlindungan kepolisian setempat.
Profil Zetro Leonardo Purba
Zetro Leonardo Purba.
Sementara dilansir dari Tribun-Medan.com, Zetro Leonardo Purba adalah diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, Peru.
Ia baru lima bulan bertugas di Peru setelah sebelumnya menjalani penugasan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Melbourne, Australia.
Berusia sekitar 40 tahun, Zetro dikenal sebagai diplomat berdedikasi dalam menjalankan tugas-tugasnya di luar negeri.
Tanggapan Pemerintah Indonesia
KBRI Lima bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia telah berkoordinasi dengan otoritas Peru untuk menanggapi peristiwa ini.
Menteri Luar Negeri Sugiono membenarkan adanya pembunuhan terhadap diplomat RI tersebut.
Dalam video pernyataannya, ia menyampaikan rasa duka mendalam serta menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Saya selaku pimpinan Kementerian Luar Negeri merasakan duka yang begitu mendalam. Kami sudah menyampaikan kepada pihak luar negeri Peru dan kepolisian di sana untuk bisa menyelidiki kasus ini hingga tuntas," kata Sugiono, Selasa (2/9/2025).
Ia juga menyampaikan pesan duka dan ketabahan kepada istri almarhum, Priscilia, serta ketiga anak mereka.
"Lewat kesempatan ini juga saya menyampaikan kepada istri almarhum untuk tetap sabar, tabah dan tegar," ujarnya.
Sugiono memastikan pemerintah berkomitmen membantu keluarga Zetro, termasuk dalam penyelesaian pendidikan anak-anaknya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.