Meta Sebar Akun Khusus Remaja ke Facebook dan Messenger

Meta kini memperluas kehadiran fitur Akun Remaja (Teens Accounts) ke media sosial buatannya. Fitur akun khusus remaja itu hadir di Facebook dan Messenger, setelah dirilis di Instagram beberapa waktu lalu.
Fitur ini dirancang untuk membatasi paparan terhadap konten yang tidak pantas serta mencegah interaksi yang tidak diinginkan, khususnya yang berusia di bawah 18 tahun.
Dilansir dari laman resmi Meta, sistem ini secara otomatis mengaktifkan pengaturan ketat bagi pengguna berusia 13 hingga 15 tahun, termasuk pembatasan privasi dan komunikasi.
Untuk diketahui, fitur Akun Remaja pertama kali diluncurkan di Instagram pada September 2024. Sejak saat itu, sedikitnya 54 juta akun telah dikategorikan sebagai Akun Remaja secara global (Data terbaru 8 April 2025).

Tampilan Akun Remaja di Facebook. Pengguna akan melihat dua fitur: Connect with the people who matter most untuk membatasi interaksi hanya dengan teman dekat, serta Built-in protections for teens yang membatasi kontak tak diinginkan, menyaring konten, dan memberi pengingat penggunaan aplikasi di malam hari.
Meta berencana memperluas jangkauan ke negara lain dalam waktu dekat. Nantinya, remaja akan diberi notifikasi terlebih dahulu bahwa akun mereka akan diubah menjadi Akun Remaja.
Pada dasarnya, Akun Remaja di Facebook dan Messenger akan mengaktifkan perlindungan serupa, seperti membatasi konten yang tidak sesuai usia, dan membatasi siapa saja yang dapat menghubungi mereka.
Meta juga menyematkan fitur yang membantu para remaja mengatur waktu penggunaan aplikasi secara lebih bijak seperti pengingat waktu penggunaan dan notifikasi yang dibatasi di malam hari.
Fitur tambahan di Instagram

Meta menambahkan dua pengaturan baru khusus akun remaja di Instagram, yaitu pembatasan siaran langsung (live) dan perlindungan terhadap konten telanjang dalam pesan.
Selain perluasan ke Facebook dan Messenger, Meta juga menambah dua fitur baru di Instagram. Fitur ini ditujukan untuk remaja berusia di bawah 16 tahun.
Orang tua juga dapat memanfaatkan Family Center, yakni pusat kontrol terintegrasi yang berfungsi untuk mengawasi akun remaja secara langsung dari perangkat mereka.

Tampilan Family Center di aplikasi Meta memungkinkan orang tua atau wali mengawasi aktivitas anak remajanya, termasuk dengan siapa mereka terhubung dan durasi penggunaan aplikasi.
Respons dan kritik terhadap akun remaja Meta
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BBC, Rabu (9/4/2025), Kepala eksekutif Molly Rose Foundation, Andy Burrows menyoroti minimnya transparansi Meta terkait efektivitas fitur ini.
Ia mempertanyakan jenis konten sensitif seperti apa yang benar-benar dibatasi dan mengkritik absennya pernyataan CEO Meta, Mark Zuckerberg, selama delapan bulan terakhir sejak peluncuran awal.
"Delapan bulan setelah Meta meluncurkan Akun Remaja di Instagram, Mark Zuckerberg belum memberikan tanggapan apa pun mengenai efektivitas tindakan ini dan bahkan konten sensitif apa saja yang ditanganinya," kata Andy Burrows.
Ia juga menambahkan bahwa "sangat menyedihkan" karena para orang tua masih belum mendapat kepastian apakah fitur ini benar-benar mencegah anak remaja dari konten berbahaya yang direkomendasikan algoritma.
Ia menyebut perlindungan digital harus dikombinasikan dengan tindakan proaktif, sehingga konten berbahaya tidak menyebar luas di Instagram, Facebook, dan Messenger sejak awal.
Meski demikian, Prof. Sonia Livingstone dari Digital Futures for Children justru menilai perluasan Akun Remaja bisa menjadi langkah positif di tengah meningkatnya tuntutan dari orang tua dan anak untuk media sosial yang lebih sesuai usia.
Namun, ia mengatakan masih ada pertanyaan mengenai perlindungan perusahaan secara keseluruhan terhadap kaum muda dari bahaya daring. Termasuk soal dampak negatif dan praktik komersial berbasis data.
Sama halnya dengan CEO Battenhall, Drew Benvie juga menilai perluasan ini sebagai langkah maju. Menurut Benvie, perusahaan kini tak hanya bersaing menarik perhatian remaja. Tapi juga berlomba menciptakan ruang digital yang paling aman.
"Untuk pertama kalinya, media sosial besar bersaing untuk mendapatkan posisi kepemimpinan bukan untuk basis pengguna remaja yang paling terlibat, tetapi untuk yang paling aman," jelas Benvie.
Kendati begitu, ia tetap memperingatkan terkait adanya risiko, seperti halnya semua platform, bahwa remaja dapat "menemukan cara mengatasi pengaturan keamanan".