Prediksi Bill Gates, AI Masa Depan Bisa Jadi Guru dan Dokter

Bill Gates, Artificial Intelligence, dampak AI di bidang kedokteran, Prediksi Bill Gates, AI Masa Depan Bisa Jadi Guru dan Dokter

Pendiri Microsoft sekaligus filantropis global, Bill Gates, kembali menyampaikan pandangannya terkait masa depan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia.

Dalam podcast People by WTF, Gates mengatakan bahwa AI memiliki peluang besar untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di berbagai bidang penting.

Dalam perbincangan tersebut, Gates memprediksi bahwa bidang kedokteran, kemungkinan bisa menjadi salah satu yang paling berpengaruh. Dalam hal ini para tenaga kerja medis seperti dokter, berpotensi diisi oleh AI di masa depan.

Bukan tanpa alasan, Gates menyebut pengisian tenaga kerja oleh AI ini dikarenakan di beberapa wilayah, khususnya negara-negara berkembang seperti India dan Afrika, masih menghadapi masalah soal kurangnya bantuan tenaga medis di negara mereka.

Menurut Gates, dengan pesatnya perkembangan AI seperti sekarang, bukan tidak mungkin jika nantinya teknologi ini mampu menjadi solusi atas persoalan krisis di negara-negara tersebut secara signifikan.

"AI akan hadir menyediakan kecerdasan medis (medical IQ), dan tidak akan ada lagi kekurangan (tenaga kerja)," jelas Gates sebagaimana dikutip KompasTekno dari laman Techspot, Senin (28/4/2025).

Permasalahan atas kurangnya tenaga kerja medis ternyata tidak hanya terjadi di negara berkembang saja. Amerika Serikat sebagai negara maju turut diperkirakan akan menghadapi tantangan serupa dalam beberapa tahun mendatang.

Berdasarkan laporan dari Association of Amerikan Medical Colleges, pada tahun 2036, Negeri Paman Sam itu diperkirakan akan mengalami kekurangan tenaga kerja medis mencapai 86.000. Kekurangan ini mencakup dokter umum hingga spesialis.

Dari laporan tersebut, lantas sejumlah perusahaan rintisan (startup AI) seperti Suki, Zephyr AI, dan Tennr, mulai berinisiatif mengambil peluang dengan mengumpulkan pendanaan hingga miliaran dollar AS, untuk mengembangkan teknologi AI milik mereka.

Nantinya, AI yang mereka kembangkan akan digunakan untuk mengisi kekurangan tenaga medis tersebut, dan bekerja layaknya asisten digital yang dapat membantu tugas-tugas dokter secara efisien.

Adapun beberapa tugas yang diklaim mampu dikerjakan AI tersebut yaitu mencatat hasil rekam medis, menangani proses penagihan, meningkatkan akurasi diagnostik, dan membantu mengidentifikasi pasien untuk perawatan baru.

Perusahaan konsultan McKinsey turut memperkirakan pemanfaataan AI generatif di bidang kesehatan dan farmasi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas bahkan hingga 370 milliar dollar AS.

Masalah serupa di bidang lain

Salah satunya yaitu bidang pendidikan. Di Amerika Serikat, beberapa sekolah negeri telah melaporkan bahwa pihaknya merasa sangat kesulitan dalam merekrut guru untuk tahun ajaran 2023-2024.

Berdasarkan data federal, di tahun 2023, kesulitan tersebut dialami oleh sekitar 86 persen sekolah K-12 (TK sampai SMA) di Amerika Serikat. Sebanyak 45 persen dari sekolah-sekolah tersebut mengaku bahwa pihaknya kekurangan staf tenaga pendidik untuk mengajar murid-muridnya.

Tidak hanya berbicara soal bidang pendidikan, Gates turut memberikan pandangan yang lebih luas soal pengaruh AI terhadap dunia kerja secara keseluruhan.

Menurutnya, bukan hanya pekerjaan yang membutuhkan "otak" yang bisa digantikan oleh teknologi saja, tetapi AI juga bisa mengganti pekerjaan fisik bisa dilakukan oleh manusia.

Ia memprediksi bahwa di masa depan, mungkin akan banyak pekerjaan manusia yang berpotensi diisi atau bahkan digantikan sepenuhnya oleh AI dan robot.

Adapun Gates merujuk pada jenis pekerjaan seperti buruh pabrik, tukang bangunan (konstruksi), hingga staf perhotelan (hospitality) yang memerlukan ketangkasan dan tenaga fisik.

AI dan robot gantikan tugas fisik manusia

Prediksi Gates sebenarnya sudah bisa dibayangkan. Mengingat raksasa teknologi seperti Nvidia dikabarkan telah melakukan investasi besar untuk mengembangkan robot humanoid mereka.

Selain untuk mempermudah pekerjaan, tujuan utama robot humanoid ini dibuat adalah untuk  mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi perusahaan.

Berangkat dari fakta tersebut, Gates kembali meyakini bahwa jika semua teknologi ini benar diterapkan di masa depan, tidak menutup kemungkinan para pekerja dapat menikmati waktu kerja yang lebih singkat, atau bahkan pensiun lebih awal.

"Anda dapat pensiun lebih awal, Anda dapat bekerja dalam minggu yang lebih pendek. Ini akan membutuhkan pemikiran ulang secara filosofis soal bagaimana waktu seharusnya digunakan," jelasnya.