Strategi MPMX Hadapi Penurunan Pendapatan di Tengah Lesunya Leasing Otomotif
Kinerja keuangan MPMX Kuartal I 2025 menunjukkan tantangan dan efisiensi di tengah tekanan ekonomi.

Memasuki Kuartal I tahun 2025, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menunjukkan kinerja yang mencerminkan upaya stabilisasi di tengah tekanan makroekonomi dan perlambatan di beberapa sektor utama. Perseroan berhasil mencatat peningkatan laba kotor sebesar 3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp316 miliar, dengan margin laba kotor yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan keberhasilan strategi efisiensi yang dijalankan oleh perusahaan.
Meski laba kotor menunjukkan pertumbuhan, berbagai segmen bisnis mengalami tekanan, terutama akibat perubahan perilaku pasar serta pelemahan di sektor pembiayaan dan leasing otomotif. Sektor asuransi dan jasa keuangan khususnya menunjukkan penurunan pendapatan yang signifikan, menekan performa total perseroan pada kuartal ini. Namun demikian, ada juga segmen yang menunjukkan ketahanan dan potensi untuk terus tumbuh dalam jangka menengah.
Beatrice Kartika, Group CFO MPMX, menegaskan bahwa perusahaan tetap optimistis menghadapi sisa tahun ini. “Di tengah tekanan makroekonomi dan dinamika pasar pada kuartal pertama 2025, MPMX tetap mampu menjaga fundamental keuangan yang sehat,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa efisiensi biaya dan manajemen likuiditas menjadi kunci dalam mempertahankan daya saing dan stabilitas keuangan perusahaan ke depan.
Segmen Asuransi Mengalami Tekanan dari Lemahnya Leasing Otomotif
Pada kuartal pertama tahun ini, segmen bisnis asuransi yang dijalankan oleh MPMInsurance mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pendapatan premi bersih tercatat turun sebesar 6% YoY, menjadi Rp67 miliar. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh pelemahan sektor leasing kendaraan bermotor, yang secara historis menjadi salah satu kontributor utama bagi pendapatan asuransi otomotif.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dinamika di sektor otomotif, khususnya leasing, secara langsung berdampak pada kinerja industri asuransi. Produk-produk asuransi kendaraan menjadi kurang diminati seiring menurunnya permintaan pembiayaan kendaraan, baik baru maupun bekas. Tantangan eksternal ini membuat perusahaan harus mencari solusi jangka pendek sambil merancang diversifikasi produk jangka panjang.
Namun demikian, produk properti dalam portofolio asuransi tetap menunjukkan stabilitas. Selain itu, produk rekayasa masih mampu mencatatkan pertumbuhan berkat sinergi lintas unit bisnis di dalam grup MPMX, yang memungkinkan distribusi risiko dan potensi cross-selling antarproduk yang lebih kuat.
Bisnis Penyewaan Kendaraan Bertumpu pada Penjualan Mobil Bekas
MPMRent, unit usaha penyewaan kendaraan MPMX, menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% YoY pada Kuartal I 2025. Kontributor utama dari pertumbuhan ini adalah peningkatan kinerja lini penjualan mobil bekas melalui platform AUKSI, yang naik sebesar 11% YoY, terutama dari penjualan kendaraan komersial. Ini menunjukkan bahwa pasar mobil bekas, khususnya di sektor komersial, masih memiliki momentum positif.
Meskipun demikian, margin dari lini bisnis ini tercatat turun sebesar 11% YoY, menunjukkan adanya tekanan profitabilitas meski volume transaksi meningkat. Penurunan margin ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh meningkatnya biaya perolehan kendaraan bekas serta kompetisi harga yang ketat dalam pasar mobil sekunder.
Di sisi lain, kombinasi pendapatan dari penyewaan kendaraan dan layanan pengemudi mengalami kontraksi sebesar 0,1% YoY. Hal ini sebagian disebabkan oleh efisiensi biaya di sektor-sektor industri pengguna jasa sewa kendaraan, yang menyebabkan pengurangan kontrak baru maupun renegosiasi nilai kontrak lama dengan harga lebih rendah.
Penurunan Pendapatan di Jasa Keuangan Akibat Penghentian Pembiayaan
Jaccs MPM Finance Indonesia (JMFI), anak usaha MPMX di sektor jasa keuangan, mengalami tekanan paling besar sepanjang Kuartal I 2025. Pendapatan bersih tercatat turun hingga 21% YoY akibat keputusan strategis perusahaan untuk menghentikan pembiayaan mobil serta pembiayaan korporasi.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari langkah mitigasi risiko menyusul ketidakpastian ekonomi makro.
Penghentian dua jenis pembiayaan tersebut secara langsung menurunkan volume bisnis JMFI, meskipun langkah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur aset dan meningkatkan kualitas portofolio jangka panjang. Fokus pada perbaikan manajemen risiko menjadi prioritas utama dalam kuartal ini untuk menjaga kesehatan keuangan dan memperkuat modal.
Meski pendapatan turun signifikan, kerugian bersih berhasil ditekan sebesar 6% YoY. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya dan pengendalian operasional yang dijalankan oleh manajemen mulai memberikan hasil. Upaya perbaikan kualitas aset juga menjadi penopang agar kinerja JMFI dapat kembali stabil dalam kuartal mendatang.
Margin Laba Tergerus Meski Pendapatan Tetap Tumbuh

Salah satu tantangan utama yang dihadapi MPMX pada awal tahun ini adalah kontraksi margin laba di hampir seluruh lini bisnis. Meskipun beberapa segmen seperti MPMRent dan produk rekayasa dalam asuransi mencatat pertumbuhan pendapatan, tekanan pada margin membuat total laba kotor perusahaan turun sebesar 14% YoY. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan belum sepenuhnya diterjemahkan ke dalam keuntungan bersih.
Faktor utama yang mendorong kontraksi margin adalah kombinasi dari meningkatnya biaya operasional serta tekanan harga di berbagai lini bisnis. Persaingan pasar yang semakin ketat memaksa perusahaan untuk menyesuaikan harga tanpa mampu sepenuhnya mengkompensasi kenaikan biaya. Di sisi lain, beberapa sektor juga mengalami efisiensi biaya dari mitra pengguna jasa, yang berdampak negatif pada volume dan tarif layanan.
Beatrice Kartika menegaskan bahwa “Kami akan terus fokus dalam memperkuat pengelolaan biaya, menjaga likuiditas, serta memastikan setiap lini bisnis berkontribusi secara optimal terhadap kinerja MPMX ke depan.”
MPMX Fokus pada Efisiensi dan Likuiditas ke Depan

Menghadapi tantangan pasar dan tekanan makroekonomi global, MPMX berupaya menjaga daya tahan perusahaan melalui strategi efisiensi biaya dan penguatan likuiditas.
Strategi ini dianggap vital untuk menghadapi ketidakpastian di kuartal-kuartal mendatang, terutama karena sektor pembiayaan dan otomotif masih berisiko tinggi dari fluktuasi ekonomi.
Selain efisiensi, MPMX juga terus meninjau portofolio bisnis untuk mengidentifikasi area yang perlu dikelola ulang atau dialihkan. Diversifikasi menjadi pendekatan utama untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu dan memperkuat kontribusi dari segmen lain seperti properti, rekayasa, dan layanan mobil bekas.
Perusahaan tetap optimistis dengan prospek jangka menengah. Beatrice menyatakan bahwa “Dengan langkah-langkah strategis yang terus dilakukan, MPMX tetap optimis dalam menghadapi tantangan pasar di kuartal-kuartal berikutnya.”