Neta Auto Bangkrut? Dulu Raksasa EV dan Kini Tinggal Nama, Ini Sebabnya!
Neta Auto, produsen mobil listrik yang dulu berjaya, kini terancam bangkrut. Apa yang terjadi?

Industri otomotif, khususnya kendaraan listrik (EV), memang penuh dinamika. Satu nama yang dulu bersinar terang, Neta Auto, kini justru menghadapi badai besar. "Perusahaan akan memulai proses reorganisasi kebangkrutan," ujar seorang staf Neta Auto dalam sebuah video yang viral, menjadi sinyal kuat masalah yang dihadapi perusahaan ini.
Neta Auto, produsen EV asal Tiongkok, dikabarkan akan memulai proses reorganisasi kebangkrutan pada 12 Juni 2025. Hal ini dipicu oleh video yang beredar pada 11 Juni, yang memperlihatkan karyawan mendatangi Ketua Neta Auto, Fang Yunzhou, untuk menuntut gaji yang belum dibayar.
Menurut seorang karyawan yang hadir, lebih dari 100 orang berkumpul, dan hasilnya hanyalah arahan untuk menunggu likuidasi kebangkrutan. Insiden ini mencerminkan serangkaian krisis yang melanda Neta Auto dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gangguan arus kas, kepergian eksekutif, dan tekanan dari pemasok.
Penurunan Penjualan Jadi Pemicu Utama Neta Auto Bangkrut

Penjualan Neta Auto mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, mereka berhasil menjual 152.000 unit. Angka ini turun menjadi 127.500 unit pada 2023, dan semakin anjlok menjadi 64.500 unit pada 2024. Pada Januari 2025, pengiriman domestik hanya mencapai 110 unit, penurunan yang sangat signifikan.
Penurunan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Neta Auto. Bagaimana tidak, penjualan yang terus merosot membuat kondisi keuangan perusahaan semakin tertekan.
Neta Auto juga telah menjadi subjek dari beberapa penegakan hukum pengadilan sejak 2024 karena rantai modal yang rusak dan gagal bayar utang.
Masalah Keuangan yang Menjerat
Selain penurunan penjualan, Neta Auto juga menghadapi masalah keuangan yang kompleks. Mereka mengalami gangguan arus kas, tuntutan hukum dari mitra bisnis, dan kepergian sejumlah eksekutif kunci.
Perusahaan juga terlilit utang yang besar. Pemasok menuntut pembayaran yang tertunggak, bahkan sampai melakukan demonstrasi di kantor pusat Neta Auto di Shanghai. Karyawan juga mengeluhkan keterlambatan pembayaran gaji, bahkan ada yang belum menerima gaji sejak November 2024.
PHK massal juga telah dilakukan, dengan hampir separuh dari total karyawan di-PHK. Hal ini tentu menambah daftar panjang masalah yang dihadapi Neta Auto.
Upaya Restrukturisasi Perusahaan
Sebagai upaya penyelamatan, Neta Auto memulai proses restrukturisasi perusahaan di bawah pengawasan pengadilan. Tujuannya adalah untuk merestrukturisasi utang dan kegiatan operasional perusahaan untuk menghindari penutupan total.
Neta Auto berencana untuk melakukan optimalisasi utang, perbaikan manajemen, dan suntikan modal. Mereka juga akan berkolaborasi dengan likuidator untuk mengumpulkan modal dan berinvestasi bersama.
Namun, upaya ini tentu tidak mudah. Dengan masalah keuangan yang begitu besar, belum tentu restrukturisasi dapat menyelamatkan Neta Auto.
Penolakan Akuisisi dari Toyota
Sempat beredar rumor bahwa Toyota akan mengakuisisi Neta Auto. Namun, Toyota China telah membantah kabar tersebut.
Penolakan ini tentu menjadi pukulan lain bagi Neta Auto. Akuisisi oleh perusahaan besar seperti Toyota bisa menjadi solusi untuk masalah keuangan mereka.
Dengan tidak adanya akuisisi, Neta Auto harus berjuang sendiri untuk keluar dari krisis ini.
Tuntutan dari Pemasok Iklan
Pada 13 Mei, Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd. mengajukan peninjauan kebangkrutan terhadap Hozon New Energy, menuduh Neta Auto berutang 5,31 juta yuan (740.000 USD) untuk layanan periklanan dan gagal memenuhi perjanjian pembayaran kembali.
Neta Auto, bagaimanapun, menjawab bahwa ini adalah aplikasi sepihak oleh pemasok dan bahwa perusahaan belum memulai proses kebangkrutan, dengan operasi internal terus berlanjut.
Kasus ini menambah daftar panjang masalah keuangan yang dihadapi Neta Auto.