Dibuang ke Jalan oleh Anak, Nenek 76 Tahun di Probolinggo Kini Tinggal di Panti Lansia

Sebuah video yang memperlihatkan seorang anak perempuan menganiaya ibu kandungnya viral di media sosial dan memicu keprihatinan publik.
Dalam rekaman itu, perempuan bernama Misrika (43) tampak menghardik, memukul, dan mendorong sang ibu, No Taji (76), hingga tergeletak di jalan desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Lansia malang itu kini dievakuasi ke Griya Lansia Khusnul Khatimah, Malang, untuk mendapatkan perawatan.
Viral di Medsos
Dalam video berdurasi singkat yang beredar, terlihat No Taji terbaring lemas di pinggir jalan tanah di dekat area persawahan. Sementara Misrika terlihat menangis, namun tetap melampiaskan emosi kepada ibunya dengan menghardik, bahkan sempat mendorongnya hingga jatuh.
Peristiwa ini disebut terjadi sekitar sebulan lalu, namun mulai viral dan menjadi perbincangan publik sejak Jumat (25/7/2025).
Video tersebut dibagikan oleh Arief Camra, pemilik Griya Lansia Khusnul Khatimah yang juga mengevakuasi No Taji.
“Seorang anak menghajar ibunya terang-terangan. Ibunya diusir dan dibuang di pinggir jalan. Probolinggo, Jumat 25 Juli 2025,” tulis Arief dalam unggahan videonya.
Hubungan Tak Harmonis antara Ibu dan Anak
Menurut keterangan warga sekitar dan pihak berwenang, hubungan antara No Taji dan Misrika memang tidak harmonis. No Taji yang sudah lanjut usia disebut mengalami penurunan kondisi fisik dan mental.
Ia kerap berbicara sendiri dan tidur sembarangan di tempat umum.
Selama ini, No Taji hidup berpindah-pindah antara rumah anak-anaknya. Namun Misrika mengaku merasa trauma dan takut tinggal bersama ibunya.
Bahkan, ia terang-terangan menyatakan tidak peduli jika sang ibu meninggal dunia di panti jompo.
“Saya sudah gak mau merawat. Trauma dan takut. Kalau sudah meninggal, gak papa meski saya gak dikabari. Silakan dirawat sampai meninggal,” kata Misrika kepada petugas Griya Lansia Khusnul Khatimah.
Upaya Mediasi dan Respons Pemerintah
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Rachmad Hidayanto, membenarkan insiden ini. Ia menjelaskan bahwa sebelum video viral, warga setempat telah melaporkan kondisi No Taji ke yayasan lansia.
Sejak itu, pihaknya melakukan mediasi dan edukasi terhadap keluarga Misrika.
"Kami juga berupaya memindahkan Bu No Taji ke UPT Panti Lansia milik Pemprov Jatim di Jember, namun tempatnya masih penuh. Yang pasti, Pemkab Probolinggo sudah hadir dan berusaha sebaik mungkin untuk menanganinya," ujar Rachmad, Minggu (27/7/2025).
Sementara itu, Camat Besuk, Abdul Bari, mengatakan bahwa video viral tersebut merupakan gabungan dua kejadian.
Satu direkam pada 1 Juni 2025 saat pertengkaran terjadi di depan rumah Misrika, dan satu lagi pada 25 Juli 2025 saat No Taji ditemukan tergeletak di pinggir jalan.
“Misrika mengaku saat itu sedang mengganti pakaian ibunya. Tapi ia juga menyebut bahwa dirinya sakit hati karena ibunya pernah menyuruh saudara kandungnya membunuh dirinya,” ujar Bari.
Proses Hukum: Polisi Selidiki Dugaan Penganiayaan
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak Polres Probolinggo segera melakukan penyelidikan. Kasat Reskrim AKP Putra Fajar Adi Winarsa mengatakan, pihaknya sudah memeriksa saksi termasuk perekam video, dan akan memintai keterangan dari No Taji di Griya Lansia Malang.
“Kami juga mencari keberadaan Misrika. Saat didatangi ke rumahnya, tidak ada penghuni. Dugaan tindak pidana memang ada, tapi masih kami dalami. Kami juga sedang mencari solusi terbaik,” kata AKP Putra, Sabtu (26/7/2025).
Perangkat Desa Jambangan, Edy, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa kebiasaan No Taji yang suka tidur di sembarang tempat sering menimbulkan salah paham.
“Memang betul, Ibu No Taji ini kalau mengantuk bisa tidur di mana saja. Tapi soal pengusiran dan penganiayaan itu benar adanya. Pertengkaran terjadi sekitar sebulan lalu karena Ibu No Taji menolak pergi dari rumah Misrika,” ujar Edy.
Menurut Edy, upaya mediasi sudah dilakukan berkali-kali, termasuk melibatkan Dinas Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Namun, belum ada hasil memuaskan karena Misrika tetap menolak merawat ibunya.
“Ibu Misrika ini anak bungsu dari tiga bersaudara. Sebelum tinggal di rumah Misrika, Bu No Taji sempat ikut anak sulungnya, tapi kembali ke Jambangan karena rindu rumah,” imbuhnya.
Saat pertama kali ditemukan oleh Arief Camra, No Taji tampak lusuh dan linglung. Ia berbaring lemah di pinggir sawah dengan tubuh kotor dan rambut acak-acakan.
Arief dan timnya langsung membersihkan dan memberikan pakaian layak untuk No Taji.
“Saya akan mengevakuasi satu lansia terlantar yang dibuang, diusir sama anaknya sendiri,” ujar Arief pilu.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulan Tribun Jatim dengan judul "Musrika Ngotot Buang Mbah Nortaji Meski Sudah Dimediasi Pemdes, Tak Peduli Jika Ibunya Meninggal"