Cerita Pengguna Neta V Setelah Dipakai 2 Tahun
Dua tahun hadir di Indonesia, mobil listrik Neta V mungkin tidak sepopuler model-model kendaraan listrik baru yang ramai dibicarakan belakangan ini.
Namun bagi Anthony Angsana, pemilik Neta V sejak awal peluncurannya di penghujung 2023 lalu, hatchback listrik asal China ini tetap layak diandalkan untuk mobilitas harian.
“Saya memakai Neta V sejak awal meluncur. Selama pemakaian sebenarnya tidak ada minus yang berarti pada kendaraan ini,” ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (14/8/2025).
Usai menjajal singkat Neta V di area test drive Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, pada Agustus lalu, Kompas.com kini bekesempatan kencan lebih intim dengan Neta V.
Fitur dan Pengalaman Berkendara
Menurut Anthony, kelengkapan fitur Neta V memang tidak secanggih mobil listrik keluaran terbaru.
Salah satunya, model ini belum dilengkapi Advanced Driver Assistance System (ADAS) lengkap seperti beberapa kompetitor. Meski demikian, ia merasa hal tersebut bukan kekurangan yang signifikan.
“Meski tanpa ADAS, saya tidak merasa kehilangan sesuatu yang berarti. Justru kadang kalau sudah ada ADAS, mobil jadi agak rewel, apalagi di jam pulang-pergi kantor dengan lalu lintas padat dan banyak sepeda motor,” jelasnya.
"Tapi itu balik lagi, ya. Tergantung pengemudi nyamannya bagaimana tapi untuk saya, tidak masalah mobil tak memiliki ADAS," lanjut Anthony.
Ditenagai baterai 38,5 kWh dan motor listrik bertenaga 94 hp, Neta V menurut Anthony cukup responsif untuk penggunaan dalam kota. Handlingnya ringan, dan ukurannya yang kompak memudahkan parkir di area sempit.
Kabinnya juga cukup lega untuk kelasnya, dengan posisi duduk tinggi dan visibilitas baik. Suspensi tergolong empuk, sehingga tetap nyaman dibawa harian. Tetapi fitur hiburan dan teknologi yang ditawarkan kini mulai tertinggal dibandingkan pesaingnya.
Test drive Neta V di GIIAS 2023
Keterbatasan Infrastruktur
Untuk penggunaan dalam kota, Neta V dinilai cukup andal. Tantangan baru muncul ketika digunakan untuk perjalanan jauh. Bukan pada performa mobil, melainkan infrastruktur pengisian daya yang belum merata.
“Kalau mau ke luar kota, harus rencanakan rute dengan matang. Kadang stasiun pengisian penuh, maintenance, dan lainnya. Saya rasa memang ini yang dirasakan para pengguna mobil listrik ya,” jelasnya.
Dengan motor listrik bertenaga 70 kW dan baterai 38,5 kWh, Neta V memiliki jarak tempuh realistis di kisaran 300 Km per pengisian penuh, meski dalam praktiknya bisa lebih rendah tergantung kondisi jalan dan gaya berkendara.
Tantangan Servis dan Jaringan Diler
Meski puas dengan performa dan kenyamanan, Anthony mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah akses layanan purna jual.
“Sekarang patut diakui servisnya rada jauh karena beberapa diler Neta tutup. Saya tinggal di Cengkareng, kalau servis ke Tebet,” ujarnya.
Kondisi ini membuat sebagian pengguna Neta harus berupaya lebih untuk menemukan lokasi servis resmi terdekat.
Meski begitu, Anthony menilai pihak Neta Indonesia tetap responsif dan transparan, termasuk saat ada kabar terkait restrukturisasi global perusahaan.
Dashboard Neta V
"Selama pemakaian, jujur saja, saya tidak menemui kendala berarti. Sayangnya, kabar kebangkrutan dan restrukturisasi di global beberapa waktu lalu membuat para pemakai sempat menjadi was-was ya," tutup Anthony.
- Harga value for money saat awal diluncurkan (Rp 379 jutaan)
- Performa cukup untuk penggunaan harian
- Dimensi kompak, mudah dikendarai di perkotaan
- Pihak Neta Indonesia responsif terhadap pengguna
Kekurangan:
- Tidak dilengkapi ADAS
- Jaringan diler dan bengkel resmi terbatas
- Akses servis resmi bisa cukup jauh bagi sebagian pengguna
- Fitur dan teknologi tidak selengkap mobil listrik terbaru
