Apa Hubungan Tiga Mahasiswi Korban Mutilasi di Padang Pariaman? Ini Kata Pihak Kampus

Padang Pariaman, pembunuhan mahasiswi, pembunuhan di padang pariaman, mutilasi di padang pariaman, pembunuhan mahasiswi di padang pariaman, 3 mahasiswi dimutilasi, 3 mahasiswi dimutilasi di padang pariaman, Apa Hubungan Tiga Mahasiswi Korban Mutilasi di Padang Pariaman? Ini Kata Pihak Kampus, Satu Korban adalah Kekasih Pelaku, Proses Skripsi sebelum Hilang, Orangtua Korban Mencari di Kampus, Sempat Bertemu dengan Pelaku

Kasus pembunuhan berencana yang menimpa tiga perempuan muda di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengungkap fakta memilukan.

Ketiga korban ternyata adalah mahasiswi dari kampus yang sama, dan salah satunya merupakan kekasih dari tersangka pelaku.

Pelaku berinisial SJ alias Koyek (25) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap tiga perempuan: Siska Oktavia Rusdi, Adek Gustiana, dan Septia Adinda alias SA.

Ketiga korban diketahui pernah menempuh pendidikan di STIE Keuangan Perbankan dan Pembangunan (KBP) Padang.

Satu Korban adalah Kekasih Pelaku

Ketua STIE KBP Padang, Suhelmi Helia, membenarkan bahwa ketiga perempuan muda tersebut merupakan bagian dari civitas akademika kampusnya.

"Iya benar, ketiga korban itu pernah kuliah di kampus kami," ujar Suhelmi kepada TribunPadang.com, Jumat (20/6/2025).

Dari penuturan Suhelmi, Siska Oktavia dan Adek Gustiana terdaftar sebagai mahasiswa program studi S1 Manajemen angkatan 2020.

Sementara Septia Adinda merupakan mahasiswa angkatan 2018 pada program studi yang sama, namun ia diketahui tidak melanjutkan kuliahnya.

"Kalau Dinda (Septia Adinda), ibu kurang tahu karena ia tidak ada kabar atau kejelasan dulunya, atau mungkin ibu yang kurang mendapatkan informasi terkait Dinda ini," jelasnya.

Proses Skripsi sebelum Hilang

Sebelum dinyatakan hilang, Siska dan Adek diketahui tengah menyelesaikan tugas akhir mereka.

"Siska dan Adek ini sudah habis mata kuliahnya, mereka berdua sebelum hilang itu sedang menyelesaikan skripsinya. Kalau tidak salah akan seminar proposal," ungkap Suhelmi.

Ia menyebut bahwa keduanya dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan berperilaku baik.

"Anaknya baik, pintar, tidak pernah ada masalah. Di teman-temannya pun dikenal baik," katanya.

Bahkan, Adek Gustiana tercatat sebagai penerima beasiswa pemerintah karena prestasinya.

"Apalagi si Adek, dia itu pintar, dia kuliah di sini dengan beasiswa dari pemerintah," sambung Suhelmi.

Orangtua Korban Mencari di Kampus

Kasus mutilasi yang menewaskan tiga mahasiswi ini mulai terkuak setelah keluarga korban mendatangi kampus untuk mencari keberadaan Siska yang hilang sejak Januari 2024.

"Tentu kami juga bertanya kepada orang tuanya, bagaimana keseharian dari Siska ini. Kemudian kami saat itu juga mendengar cerita kalau Adek ini sering ke rumah Siska untuk menyelesaikan skripsinya bersama. Adek pun sering tidur di rumah Siska," kata Suhelmi.

Merasa prihatin, pihak kampus turut membantu pencarian dengan melibatkan pihak kepolisian.

"Saya mencoba menghubungi Kapolres yang kebetulan juga merupakan anak teman kuliah saya dulu. Saya menyebutkan kalau ada mahasiswa saya asal Padang Pariaman sudah dua hari tidak pulang. Kemudian pihak Polres menghubungi keluarga Siska untuk mencari informasi awal," ujarnya.

Selain itu, kampus juga menggalang informasi dari kalangan mahasiswa dan alumni.

"Kita tanya teman-temannya, kita sebar informasi ke alumni jika ada yang melihat keberadaan mereka," sambung Suhelmi.

Sempat Bertemu dengan Pelaku

Yang mengejutkan, pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap ketiga mahasiswi tersebut ternyata adalah pacar dari salah satu korban, Siska Oktavia.

"Yang paling mengejutkan yaitu pelakunya adalah pacarnya Siska itu sendiri," kata Suhelmi.

Ia mengaku sempat bertemu langsung dengan SJ saat pria itu dimintai keterangan oleh polisi.

"Saya sebelumnya sempat bertemu dengan pelaku saat dimintai keterangan oleh polisi. Saya juga sempat bertanya kepada pelaku di mana keberadaan Siska terakhir," ujar Suhelmi.

Saat ditanya, SJ sempat menunjukkan ekspresi sedih dan bahkan menangis.

"Saya bertanya apakah benar pacarnya Siska, kemudian di mana kira-kira keberadaan Siska terakhir. Saat menjawab itu, si pelaku pun sedih dan menangis," tambahnya.

Pihak kampus merasa sangat kehilangan atas kematian tragis tiga mahasiswinya akibat tindakan keji pembunuhan berencana dan mutilasi ini.

"Kami dari pihak kampus tentunya turut berduka cita atas kehilangan Siska dan Adek ini. Kami sudah pergi takziah ke rumah duka, kami juga sudah membantu pihak kepolisian," ujar Suhelmi.