Pramono Anung-Rano Karno Diingatkan 3 Masalah Utama di 100 Hari Pertama

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana menyoroti kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung - Rano Karno selama 100 hari bekerja sebagai pemimpin ibu kota.
Menurut dia, bahwa duet Pramono-Rano masih menghadapi permasalahan-permasalahan besar warga Jakarta yang harus segera diatasi.
"Ada masalah-masalah yang harus segera ditangani, misalnya masalah kemacetan, masalah polusi udara, dan masalah kesejahteraan. Menurut saya, tiga hal ini yang harus menjadi fokus," kata William di Jakarta, Rabu (25/6).
Senada dengan hasil survei Litbang Kompas, William juga menyorot adanya persepsi di tengah-tengah masyarakat kalau Pramono kurang turun ke lapangan dan menyapa masyarakat.
"Memang, saya kira ini harus segera diatasi karena kalau saya melihat media sosialnya Mas Pram lebih banyak meresmikan program dan mengadakan rapat-rapat. Mas Pram sebaiknya mulai lebih sering lagi turun ke masyarakat dan mendengarkan aspirasinya secara langsung," ucapnya.
Berkaitan dengan masalah kemacetan William mengapresiasi upaya Pramono dalam mengembangkan layanan Transjabodetabek, sehingga menjangkau beberapa lokasi di daerah-daerah penyangga Jakarta.
"Satu hal mengenai kebijakan Mas Pram mengenai Transjabodetabek, ini sangat bagus menurut saya. Kita tahu kemacetan itu tidak hanya datang dari Jakarta, tapi juga kota-kota di sekitarnya," tegasnya.
Kendati demikian William mempertanyakan skema Pramono untuk membiayai kebijakan itu, terutama di tengah-tengah adanya keterbatasan finansial.
"Tapi yang kita pertanyakan adalah bagaimana keberlanjutan mengenai penganggaran dari Transjabodetabek ini. Apakah Mas Pram sudah bekerja sama dengan gubernur-gubernur di sekitar Jakarta mengenai pembiayaannya," serunya.
William menilai bahwa kebijakan-kebijakan Pramono dalam memimpin Jakarta harus lebih disempurnakan lagi untuk memperkuat popularitas yang sudah terbentuk pada awal masa jabatannya ini.
"Kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh Mas Pram di Jakarta ini harus disempurnakan, sehingga bisa berkelanjutan dan membuat sosoknya lebih populer lagi di ibu kota," pungkasnya. (Asp)