Ini Alasan Kenapa Ganti Busi Mobil Jangan Cuma Satu

kerusakan, koil, Ganti Busi, Koil, Busi Mobil, Ini Alasan Kenapa Ganti Busi Mobil Jangan Cuma Satu

Mengganti busi menjadi salah satu hal yang harus dilakukan oleh pemilik mobil, guna menjaga performa mesin tetap optimal.

Apalagi, busi termasuk dalam kategori komponen yang memiliki masa pakai. Karena itu, ada waktunya busi harus diganti.

Sayangnya, tak sedikit pemilik mobil yang salah kaprah saat mengganti busi. Contoh paling umum dan sering terjadi adalah hanya mengganti busi yang mengalami kerusakan saja.

Hal ini sangat tidak disarankan. Agar mesin mobil tetap optimal, sebaiknya pemilik kendaraan melakukan penggantian busi secara menyeluruh, bukan sebagian.

kerusakan, koil, Ganti Busi, Koil, Busi Mobil, Ini Alasan Kenapa Ganti Busi Mobil Jangan Cuma Satu

Seiring pemakaian busi mobil bisa kotor dan harus dibersihkan

"Walau cuma satu yang lemah atau mati, wajib ganti semuanya. Kalau silinder empat berarti empat busi, tujuannya agar mesin tetap bekerja optimal dan proses pembakaran juga maksimal," ujar Diko Octaviano, ATS & Product Development Assistant Manager PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Diko menjelaskan, satu busi yang mati atau rusak belum tentu menandakan bahwa busi lainnya dalam kondisi baik.

Pasalnya, bisa saja busi lain sudah mengalami keausan atau mulai melemah. Bila hanya mengganti satu busi baru, dampaknya bisa merugikan, bahkan menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen lain, seperti koil.

Tak hanya itu, ketidakseimbangan dalam proses pembakaran akibat penggantian busi yang tidak menyeluruh juga berdampak pada efisiensi bahan bakar. Kondisi ini bisa membuat konsumsi bahan bakar membengkak.

kerusakan, koil, Ganti Busi, Koil, Busi Mobil, Ini Alasan Kenapa Ganti Busi Mobil Jangan Cuma Satu

Ilustrasi memasang busi mobil

"Bahkan busi yang baru juga bisa cepat lemah, dalam arti usia pakainya lebih singkat. Karena percikan yang tidak seimbang dengan busi yang sudah aus bisa menyebabkan beban kerja berlebih, belum lagi potensi kerusakan lain pada sistem kelistrikan," kata Diko.