Top 5+ Fakta Kasus Kebocoran 10.000 Data Konsumen Ninja Xpress oleh Pekerja Lepas

Ninja Xpress, Jakarta, Kebocoran data, pencurian data Ninja Xpress, data ninja xpress dibobol, ninja xpress bocor, 5 Fakta Kasus Kebocoran 10.000 Data Konsumen Ninja Xpress oleh Pekerja Lepas, 1. Ada 10.000 Data Konsumen Dicuri, 294 Paket Palsu Terkirim, 2. Modus Pelaku, Akses Sistem Saat Karyawan Lengah, 3. Pelaku Gunakan Ekspedisi Lain dan Resi Palsu, 4. Jaringan Penipuan: 3 Pelaku Terlibat, 1 Masih Buron, 5. Komitmen Ninja Xpress Perkuat Sistem Keamanan

Kepolisian mengungkap kasus pencurian data konsumen Ninja Xpress yang dilakukan oleh pekerja harian lepas internal perusahaan.

Akibatnya, ratusan pelanggan menerima paket cash on delivery (COD) berisi barang tak sesuai, seperti kain perca hingga sampah. Berikut lima fakta terkait kasus penyalahgunaan data yang mengejutkan publik ini:

1. Ada 10.000 Data Konsumen Dicuri, 294 Paket Palsu Terkirim

Sebanyak 10.000 data konsumen Ninja Xpress dicuri oleh pekerja harian lepas berinisial T selama Desember 2024 hingga Januari 2025.

Dari jumlah tersebut, 294 pengiriman COD dilaporkan bermasalah karena pelanggan menerima paket berisi kain perca, koran bekas, hingga sampah, alih-alih barang yang mereka pesan.

"Yang kami temukan adalah dalam paket itu isinya kain-kain perca, sampah, atau koran-koran yang ditumpuk-tumpuk sehingga menjadi paket itu berat," ujar Kasubdit III Siber Polda Metro Jaya AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung dalam konferensi pers, Jumat (11/7/2025).

Paket-paket palsu itu bahkan diterima lebih cepat dibanding paket asli, sehingga membuat pelanggan tertipu.

2. Modus Pelaku, Akses Sistem Saat Karyawan Lengah

Kecurangan ini terungkap setelah Ninja Xpress menerima sekitar 100 laporan awal dari pelanggan. Audit internal pun dilakukan, dan terdeteksi adanya aktivitas tidak sah dari cabang Ninja Xpress Lengkong, Kota Bandung.

Awalnya, dugaan mengarah pada karyawan resmi yang memiliki akses sistem. Namun, setelah penyelidikan, ternyata pelaku adalah T, pekerja lepas yang tidak memiliki akses resmi.

“Pada saat karyawan yang mempunyai akses terhadap sistem ini lengah, dia (T) melakukan akses, melakukan infiltrasi terhadap akses rahasia tersebut,” jelas Rafles.

Melalui infiltrasi itu, T memperoleh nama, alamat, nomor ponsel, jenis barang, nominal pembayaran, hingga jumlah pesanan konsumen.

3. Pelaku Gunakan Ekspedisi Lain dan Resi Palsu

Setelah mencuri data konsumen, pelaku utama berinisial G (kini buron) mencetak sendiri resi palsu menyerupai milik Ninja Xpress, tanpa menggunakan logo resmi perusahaan.

Resi palsu ini kemudian digunakan untuk mengirim paket bayangan melalui jasa ekspedisi lain, bukan dari Ninja Xpress.

“Kalau paket aslinya tetap ada dan tetap berproses untuk pengiriman kepada pelanggan. Jadi, pada akhirnya pelanggan tetap menerima paket aslinya,” kata Rafles.

Namun, keberadaan paket palsu yang datang lebih awal membuat konsumen salah sangka dan merasa tertipu.

4. Jaringan Penipuan: 3 Pelaku Terlibat, 1 Masih Buron

Polisi menetapkan tiga pelaku dalam kasus ini:

  • T, pekerja lepas yang mencuri data di kantor Ninja Xpress.
  • FMB, mantan kurir yang membantu distribusi data dan logistik.
  • G, otak dari aksi penipuan ini yang kini masih dalam pencarian (DPO).

Menurut Rafles, G menjanjikan bayaran Rp 2.500 per data. Dalam kerja sama itu, T mendapat Rp 1.500 per data dan FMB mendapat Rp 1.000.

Secara total, T mengantongi Rp 15 juta, sementara FMB meraup Rp 10 juta dari hasil penjualan data.

“Kalau ini sudah selesai, nanti akan ada jilid berikutnya,” ungkap Rafles mengutip ucapan tersangka G.

T ditangkap di Jalan Pasirluyu, Ancol, Regol, Bandung, sementara FMB diamankan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (5/5/2025).

5. Komitmen Ninja Xpress Perkuat Sistem Keamanan

Menanggapi kasus ini, Chief Marketing Officer (CMO) Ninja Xpress Andi Junardi Juarsa menegaskan bahwa kebocoran bukan karena peretasan sistem oleh hacker, melainkan murni kelalaian dan penyalahgunaan oleh internal.

"Tidak ada urusannya dengan hacker dan sistem IT kami. Ini murni penyalahgunaan data," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025).

Andi memastikan bahwa Ninja Xpress langsung bertindak cepat setelah mendeteksi anomali akses sistem. Perusahaan segera melakukan investigasi internal dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

“Ini membuktikan perlindungan konsumen dan keamanan data pribadi adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas Andi.

Pihaknya juga menyatakan komitmen untuk memperkuat sistem keamanan data dan manajemen internal guna mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul