Cuaca Ekstrem, Kapal Wisata Diminta Hindari Selatan Pulau Komodo dan Padar hingga 8 Agustus 2025

cuaca ekstrem, Pulau Padar, Pulau Komodo, pulau komodo, pulau padar, Cuaca Ekstrem, Kapal Wisata Diminta Hindari Selatan Pulau Komodo dan Padar hingga 8 Agustus 2025

Kantor Kesyahbandraaan Dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo kembali mengeluarkan notices to marineers atau pemberitahuan terkait cuaca ekstrem di perairan TN Komodo, pada Minggu (3/8/2025). 

Kepala KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto mengimbau kapal-kapal yang berlayar di perairan Labuan Bajo dan Perairan Taman Nasional Komodo agar memperhatikan prakiraan cuaca dan peringatan dini BMKG mulai 4 hingga 8 Agustus 2025.

"Agar menghindari perairan yang berpotensi cuaca ekstrem di Labuan Bajo terutama selatan Pulau Padar, Pulau Komodo, dan Pulau Rinca karena perkiraan gelombang tinggi, arus dan angin kuat," ujar Stephanus dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu sore.

Pihaknya mengingatkan kepada para nakhoda agar tetap waspada dan memperhatikan cuaca melalui peta-maritim.bmkg.go.id.

"Kepada nakhoda agar memastikan kelaiklautan kapal dan berlindung jika cuaca buruk dan memberitahukan kepada kapal lainnya jika mengetahui adanya bahaya cuaca," tegasnya.

Pihaknya juga meminta semua nakhoda agar berkoordinasi dengan Syahbandar dan Basarnas jika mengetahui cuaca semakin memburuk.

Gelombang tinggi di Bali hingga 6 Agustus 2025

Adapun prediksi cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi juga diprediksi akan melanda perairan Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali.

Gelombang tinggi itu diprediksi akan terjadi pada Minggu-Rabu (3-6 Agustus 2025). Tinggi gelombang bahkan diperkirakan bisa mencapai 6 meter.

cuaca ekstrem, Pulau Padar, Pulau Komodo, pulau komodo, pulau padar, Cuaca Ekstrem, Kapal Wisata Diminta Hindari Selatan Pulau Komodo dan Padar hingga 8 Agustus 2025

Kapal penumpang yang berlayar di Selat Bali menghadapi gelombang tinggi pada Selasa (6/5/2025)

Beberapa jalur laut yang terdampak langsung dari kondisi ini merupakan urat nadi transportasi dan aktivitas ekonomi di Bali:

  • Selat Bali: jalur utama penyeberangan antara Bali dan Jawa.
  • Selat Lombok: menghubungkan Bali dengan Pulau Lombok.
  • Selat Badung: rute vital untuk nelayan, wisatawan, dan akses dari Denpasar ke Pulau Nusa Penida.
  • Perairan selatan Bali: merupakan kawasan operasional utama kapal perikanan tangkap.

Selain itu, tinggi gelombang juga diperkirakan mencapai hingga 4 meter di Selat Lombok bagian utara dan hingga 2,5 meter di perairan utara Bali.