Jet Tempur Jepang Senilai Rp1,5 Triliun Jatuh di Laut Pasifik

Sebuah jet tempur F-2 dari Pangkalan Udara Hyakuri, Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF), jatuh saat latihan di Laut Pasifik, lepas pantai Prefektur Ibaraki Jepang pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Pilot berusia 30-an berhasil melontarkan diri sebelum pesawat itu jatuh di lepas pantai Prefektur Ibaraki sekitar pukul 12.35 waktu setempat, menurut ASDF. Sang pilot dalam kondisi selamat dan stabil, meskipun masih belum jelas apa yang memicu melontarkan diri atau apakah ia juga mengalami cedera.
Menurut Kementerian Pertahanan, jet tempur nahas tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Hyakuri sekitar pukul 11.45 pagi. Pilot sempat melaporkan adanya gangguan saat berada sekitar 150 kilometer timur laut dari pangkalan, dan saat itu dia tengah terbang bersama satu jet F-2A lainnya.

Mitsubishi F-2
Helikopter UH-60J dari Unit Penyelamat Hyakuri JASDF telah mengevakuasi pilot dan membawanya ke rumah sakit. Bagian dari badan pesawat telah ditemukan di lokasi kejadian dan ASDF memastikan tidak ada kerusakan pada kapal atau benda lain di perairan sekitarnya.
Kepala Staf ASDF Takehiro Morita menyampaikan permintaan maaf dalam konferensi pers di Tokyo dan berjanji akan mengusut penyebab insiden itu "secara menyeluruh."
Sebagai tindak lanjut atas insiden ini, ASDF menghentikan sementara seluruh operasional 90 jet tempur F-2, kecuali untuk misi mendesak seperti pelanggaran wilayah udara.
Insiden jatuhnya F-2 menambah deretan kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat militer Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Pada 20 Februari 2019, jet tempur F-2 jatuh saat latihan di Laut Jepang. Kedua awaknya berhasil diselamatkan.
F-2 adalah pesawat tempur multiperan yang dikembangkan bersama oleh Mitsubishi Heavy Industries Jepang dan Lockheed Martin AS, berdasarkan platform F-16 AS. Pesawat ini dibuat khusus untuk ASDF dan pertama kali melakukan penerbangan perdana pada 7 Oktober 1995
Sebagai pesawat tempur multiperan, keunggulannya meliputi kemampuan antikapal, serangan darat, dan pertempuran udara-ke-udara.
Dibangun dengan teknologi komposit serat karbon canggih Jepang, F-2 memiliki rangka pesawat yang ringan dan mulus. Sebelum diperkenalkannya pesawat tempur siluman F-35, F-2 berfungsi sebagai pesawat kunci untuk pertahanan pulau-pulau terpencil Jepang.
Dengan kemampuan yang mumpuni dan multiperan, pesawat tempur hasil kolaborasi AS dan Jepang generasi 4.5, dibanderol dengan harga fantastis. Merujuk harga pasarannya mencapai sekitar $100 juta per unit atau Rp 1,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS).