Edukasi Konsumen: Cegah Oli Palsu Sekarang

Peredaran pelumas atau oli mesin palsu sering kali terjadi.
Meskipun sulit dibedakan, ada cara khusus yang bisa dilakukan oleh konsumen untuk menghindarinya.
Oli palsu sering kali sulit dibedakan dari segi wujud atau fisiknya.
Ilustrasi ganti oli transmisi mobil CVT
Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan juga tidak seketika terjadi, melainkan dalam jangka panjang.
Raih Rahman, Technical Manager PT Federal Karyatama (Federal Oil), mengatakan bahwa oli palsu memang sulit untuk dibedakan.
Apalagi, untuk mengeceknya, harus dibuka dari kemasannya.
Barang bukti oli palsu di Mapolresta Cilacap, Jawa Tengah, Senin (13/1/2025).
"Kalau di produk kita, itu ada yang kodenya, bisa dipindai atau di-scan. Nanti akan keluar seperti base number-nya," ujar Rais kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
"Kemudian, informasi terkait dengan pelumasnya itu digunakan untuk apa, aplikasinya," kata Rais.
Sindikat penjual oli palsu di Kembangan ditemukan setelah dilaporkan sejak pertengahan Juli 2025. (dok. Polres Jakarta Barat).
Rais menambahkan bahwa pihaknya juga sudah menginformasikan kepada para penjual atau distributor, termasuk grosir, untuk meminta konsumen men-scan kode yang ada pada kemasan oli.
Jadi, kebiasaan untuk men-scan kemasan oli harus diterapkan agar terhindar dari peredaran oli palsu.
"Memang agak susah ya, apalagi para pemalsu itu bermain di pinggiran, tidak bermain di tengah. Jadi, bengkel-bengkel kecil atau tukang tambal ban," ujarnya.
Sementara itu, untuk bengkel-bengkel besar, biasanya sudah teredukasi untuk menyampaikan kepada konsumen perihal scan kemasan oli.
"Kita (produsen) tidak bisa bergerak sendiri, harus ada dukungan dari pihak sales, distributor, sampai ke bengkel juga harus diedukasi," kata Rais.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!