Fenomena Pelatih Belanda di Super League 2025: Empat Nama, Empat Cerita, Satu Filosofi

Super League 2025-2026 resmi bergulir dengan menyelesaikan pekan pertama dengan 9 laga selama empat hari.
Pada musim ini kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia tidak hanya menjadi ajang persaingan klub-klub terbaik di Tanah Air.
Super League 2025-2026 juga menjadi panggung untuk kebolehan bagi para pelatih mancanegara. Dari sekian banyak pelatih asing, empat sosok berasal dari Belanda.
Liga Belanda melahirkan filosofi sepak bola menyerang, disiplin taktik dan pembinaan pemain muda yang mumpuni.
Musim ini, empat pelatih asal Negeri Kincir Angin hadir di pinggir lapangan: Mereka adalah Jan Olde Riekerink (Dewa United), Jean-Paul van Gastel (PSIM Yogyakarta), Peter de Roo (Persis Solo), dan Johnny Jansen (Bali United).
Tiga di antaranya baru menjalani debut di Super League 2025-2026, sementara satu lainnya sudah meninggalkan jejak prestasi sejak musim lalu.
Pelatih PSIM Yogyakarta Jean-Paul van Gastel asal Belanda yang memimpin tim mengarungi Super League 2025-2026.
Langkah Pasti Para Debutan dan Harapan Besar
Kiprahnya di pekan perdana pun menjadi cerita menarik tersendiri, ada yang langsung mencatatkan kemenangan, ada yang pulang dengan satu poin berharga, dan ada pula yang harus menelan pil pahit kekalahan.
Dua pelatih Belanda langsung memberi sinyal bahaya, dimulai pada laga pembuka Super League 2025-2026, Jean-Paul van Gastel pelatih PSISM Yogyakarta membuktikan bahwa hasil buruk di pramusim tidak selalu mencerminkan performa di kompetisi resmi.
Mereka berhasil menang tipis 1-0 atas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (8/8/2025) malam, PSIM mencetak gol dramatis melalui tandukan Ezequiel Vidal pada menit ke-90+2.
Kemenangan ini sekaligus menjadi debut manisnya di Liga Indonesia dengan membawa pengalaman dari Feyenoord hingga Besiktas, menonjolkan kedisiplinan taktik.
Kedua, Peter de Roo pelatih Persis Solo dengan rekam jejak panjang di Asia dan Australia, menekankan gaya bermain berbasis penguasaan bola yang proaktif.
Ia berhasil mempersembahkan tiga poin penuh setelah mengalahkan tuan rumah Madura United 2-1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Minggu (10/8/2025) malam.
Pelatih Bali United Johnny Jansen memimpin latihan untuk persiapan Super League 2025-2026.
Gol Sho Yamamoto di menit ke-33 dan Tanaka di menit ke-59 menjadi penentu, meski Yamamoto kemudian harus keluar lapangan akibat kartu merah pada menit ke-79. Dengan 10 pemain, Persis tetap mampu mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir.
Sementara itu Johnny Jansen, yang baru saja mengambil alih kursi pelatih Bali United dari Stefano Cugurra, juga memulai perjalanannya dengan hasil positif.
Meski sempat tertinggal 0-1 dari Persik Kediri akibat gol Castanheira di menit ke-78, Bali United bangkit di masa injury time melalui gol Kopitovic.
Hasil imbang 1-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar dianggap sebagai modal penting bagi Jansen yang membidik posisi papan atas.
Sedangkan, pelatih paling senior di antara mereka, Jan Olde Riekerink, harus menelan kenyataan pahit. Meski musim lalu membawa Dewa United finis sebagai runner-up Liga 1, laga pembuka musim ini berakhir dengan kekalahan 1-3 dari Malut United di Banten International Stadium.
Gol Alexis Messidoro hanya mampu memperkecil kedudukan. Kekalahan ini menjadi pukulan awal bagi skuad yang musim lalu digadang-gadang sebagai kandidat kuat juara.
Atmosfer Belanda di Sepak Bola Indonesia
Menanggapi peluang pelatih Belanda di Super League 2025-2026 ini, Peter de Roo memilih merendah. Ia juga mengingatkan bahwa label kewarganegaraan tidak seharusnya menjadi fokus utama.
Pelatih Dewa United FC di Liga 1 2024-2025, Jan Olde Riekerink.
Ia bahkan membandingkan fenomena ini dengan tren pelatih Korea Selatan di Asia Tenggara beberapa tahun lalu, seperti Park Hang-seo di Vietnam.
“Saya pikir, sudah ada dua tim top di Indonesia yang dilatih oleh pelatih asal Belanda. Namun saat ini, masih terlalu dini untuk berbicara juara, dan Persis harus bermain lebih baik dari hari ini jika ingin berbicara tentang meraih trofi,” kata pelatih berusia 55 tahun.
"Seharusnya, ini tentang mereka yang menambah kualitas di kompetisi ini, bukan dari mana mereka berasal," sambungnya.
Pelatih Peter de Roo asal Belanda yang memimpin Persis Solo mengarungi Super League 2025-2026.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa perjalanan kompetisi baru dimulai dan masih panjang. Para pelatih Negeri Kincir Angin ini masih mempunyai waktu untuk terus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar “bumbu asing” di Liga Indonesia, melainkan juga calon penguasa podium juara.
“Terlalu dini membicarakan angkat trofi untuk musim ini. Tetapi dengan beberapa pelatih Belanda yang datang ke sini, akan jadi banyak kesempatan bagi kami mengangkat trofi di Indonesia,” pungkas Peter de Roo.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!