TikTok Batasi Jumlah Hashtag di Satu Posting-an

Aplikasi video pendek TikTok tampaknya mulai memberlakukan aturan baru kepada penggunanya sebelum mengunggah konten.
Dalam temuan KompasTekno dan laporan dari sejumlah pengguna beberapa waktu lalu, akan muncul jendela notifikasi (pop-up notifications) di kolom takarir (caption) sebelum mengunggah konten.
Notifikasi tersebut menginformasikan bahwa penggunaan tagar (tanda pagar/hashtag) kini hanya akan dibatasi hingga lima tagar saja untuk satu konten yang dibagikan.
"Maksimal lima tagar. Gunakan hashtag yang akurat untuk menambah jumlah views," tulis notifikasi TikTok.
Pantauan KompasTekno, TikTok kini membatasi jumlah penggunaan hashtag dalam satu unggahan yang dibagikan
Ketika sudah menggunakan lima tagar di caption, pengguna tidak dimungkinkan lagi mengeklik tombol Hashtag di bawah kolom Caption.
Melansir dari Social Media Today, Rabu (20/8/2025), pembatasan dari aturan ini dinilai masuk akal. Sebab, kini tiap media sosial mengandalkan algoritma dalam menyuguhkan konten.
Konten-konten yang ditawarkan berbasis dari data engagement dan minat pengguna terhadap suatu konten. Tidak hanya itu, pengguna juga kini lebih bergantung pada konten yang mereka sukai, ketimbang melakukan pencarians ecara manual ataupun mencari konten via hashtag.
Hal ini mengindikasikan bahwa tanda pagar kini tidak lagi relevan dan memberi kontribusi signifikan terhadap pencarian konten.
Alhasil, fungsi dari tagar itu sendiri tidak lagi dinilai penting oleh TikTok sehingga penggunaan tagar kini pun dibatasi.
Pembatasan ini juga tidak hanya dilakukan oleh TikTok. Beberapa platform media sosial lain juga mulai mengubah pendekatan mereka terhadap fitur hashtag.
Misalnya, platform microblogging X (dulu Twitter), yang kini mulai meniadakan hashtag untuk konten berbayar atau iklan, jejaring profesional LinkedIn tidak lagi memprioritaskan hashtag di laman Discovery, Threads bahkan juga membatasi hanya satu hashtag saja per unggahan.
Instagram sudah lebih dulu
Ilustrasi Instagram
Serupa dengan TikTok, Instagram sudah lebih dulu melakukan pendekatan yang serupa. Beberapa waktu lalu, Instagram juga menguji coba penggunaan hashtag yang tidak lebih dari lima buah untuk satu konten.
Gagasan dari pendekatan ini adalah untuk menghindari adanya penyalahgunaan hashtag, spam atau penggunaan hashtag yang tidak relevan sebagai bentuk dari upaya memperluas jangkauan audiens (Reach).
CEO Instagram Adam Mosseri mengungkapkan bahwa penggunaan hashtag kini tidak lagi relevan seperti sedia kala. Ia menekankan bahwa penggunaan tagar tidak secara signifikan meningkatkan engagement dari sebuah akun.
Minimnya fungsi tagar di platform media sosial menunjukkan bahwa para kreator perlu mengatur ulang strateginya dalam meningkatkan engagement dari konten yang dibagikan.
TikTok masih belum memberikan penjelasan resmi soal perubahan tersebut, selain melalui notifikasi di dalam aplikasi.
Namun, beberapa pengguna di platform Reddit mengklaim bahwa pendekatan yang dilakukan TikTok juga ditujukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, mengurangi kekacauan sistem dalam menyuguhkan konten, memberantas penggunaan tagar yang sifatnya spam, dan meningkatkan relevansi penemuan konten yang lebih terfokus.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!