Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2025 Tembus 229,4 Juta

Jumlah pengguna internet di Indonesia pada semester pertama 2025 mencapai tepatnya 229.428.417 jiwa. Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berjudul "Survei APJII: Profil Internet Indnesia 2025".
Jika dibandingkan dengan laporan APJII tahun lalu, angka tersebut mencerminkan kenaikan yang cukup signifikan.
Sebelumnya, pada 2023, APJII melaporkan jumlah pengguna internet Indonesia ada sekitar 215 juta jiwa. Kemudian, bertambah banyak sekitar 6 juta jiwa menjadi 221,5 juta jiwa pada 2024.
Nah, kini, pengguna internet juga tumbuh signifkan, yakni sekitar 8 juta jiwa, menjadi 229,4 juta jiwa pada semester kedua 2025.
Dari jumlah ini, Generasi Z, Milenial, dan Generasi Alpha menjadi kelompok generasi yang paling dominan terkoneksi internet.
Dalam laporan tersebut, APJII mengumpulkan data melalui wawancara tatap muka kepada 8.700 responden (WNI berusia minimal 13 tahun) di 38 provinsi pada rentang waktu 10 April hingga 16 Juli 2025.
Tingkat penetrasi konsisten tumbuh konsisten
Jumlah pengguna internet di Indonesia pada semester pertama 2025 ini mencapai 229.428.417 jiwa. tingkat penetrasinya 80,66 persen.
Di laporan APJII yang sama, total jumlah penduduk Indonesia saat ini diestimasikan mencapai 284.438.900 jiwa pada tahun 2025.Penetrasi internet sendiri menunjukkan seberapa besar proporsi penduduk suatu wilayah yang menggunakan atau memiliki akses terhadap internet.
Tingkat penetrasi internet dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang terkoneksi internet dibandingkan dengan populasi penduduk.
Jika dikalkulasi, maka angka penetrasi internet di Indonesia pada awal 2024 ini mencapai 80,66 persen. Atau dengan kata lain, lebih dari 8 dari 10 penduduk Indonesia kini sudah terhubung ke internet per Juli 2025.
Tingkat penetrasi internet tersebut konsisten tumbuh dalam empat tahun terakhir.
Pada 2022, tingkat penetrasi internet Indonesia berada di angka 77,01 persen. Kemudian tumbuh menjadi 78,19 persen pada 2023, naik lagi ke 79,5 persen pada 2024, dan mencapai 80,66 persen pada 2025 ini.
Didominasi pengguna muda
Dari 229 juta pengguna internet, Generasi Z, Milenial, dan Generasi Alpha menjadi kelompok generasi yang paling dominan terkoneksi internet.
Menurut survei APJII, Gen Z (kelahiran 1997-2012 atau berusia 12-27 tahun) menjadi kelompok generasi yang paling aktif menggunakan internet kelompok generasi lain. Angkanya mencapai 25,54 persen.Dua kelompok usia lain yang juga punya tingkat kontribusi besar adalah Millenial (25,17 persen) dan Gen Alpha (23,19 persen).
Dalam laporannya, APJII mendefinisikan Millenial sebagai pengguna yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996 atau yang usianya 28-43 tahun. Sementara, Gen Alpha adalah mereka yang lahir di tahun 2013 atau sesudahnya.
Dari sisi lokasi, wilayah urban masih mencatat penetrasi tertinggi, yaitu 83,56 persen. Namun wilayah rural atau perdesaan juga menunjukkan tren positif dengan penetrasi mencapai 76,96 persen.
Tingkat penetrasi internet juga berbanding lurus dengan tingkat pendidikan. Pengguna dengan pendidikan perguruan tinggi memiliki tingkat penetrasi hingga 91,27 persen, sedangkan kelompok tidak tamat sekolah dasar hanya sebesar 42,66 persen.
Dari sisi pendapatan, kelompok dengan penghasilan di atas Rp 6 juta per bulan menunjukkan tingkat penetrasi 91,47 persen. Sementara itu, kelompok berpenghasilan di bawah Rp1 juta 70,73 persen.
Artinya, semakin tinggi pendapatan, semakin besar kemungkinan seseorang mengakses internet.
Alasan terhubung internet
Ilustrasi media sosial
Mayoritas pengguna internet menyatakan alasan utama terkoneksi adalah untuk mengakses media sosial (24,8 persen), mengakses berita/informasi terkini (15,04 persen), melakukan transaksi online (14,95 persen), dan mengakses konten hiburan (14,68 persen).Alasan lainnya termasuk mengakses layanan publik dan keuangan, untuk kirim e-mail, belajar dan bekerja dari rumah, serta memesan transportasi online.
Sementara itu, bagi masyarakat yang belum menggunakan internet, tiga alasan utamanya adalah pertama, tidak memiliki perangkat yang bisa terkoneksi internet (43,62 persen).
Kedua, punya perangkat yang bisa terkoneksi intrnet, tapi tidak tahu cara menggunakannya (40,77 persen). Ketiga, karena tidak melihat manfaat menggunakan internet (3,24 persen.
Dari sisi perangkat, smartphone masih menjadi pilihan utama untuk terkoneksi ke internet. Sebanyak 83,39 persen pengguna di Indonesia memakai ponsel pintar atau smartphone sebagai perangkat utama.
Penggunaan laptop berada di urutan kedua dengan 11,42 persen, disusul smart TV sebesar 2,52 persen, tablet 1,37 persen, dan komputer desktop 1,27 persen.
Sisanya, sekitar 0,04% pengguna menggunakan perangkat lain untuk mengakses internet.
Internetan 1-6 jam sehari
Mayoritas pengguna internet di Indonesia pada 2025 menghabiskan waktu berselancar di dunia maya antara 1?6 jam per hari.
Laporan APJII juga merinci perilaku pengguna internet di Indonesia pada 2025 ini. Salah satunya soal durasi masyarakat mengakses internet dan aplikasi favorit.Di 2025 ini, mayoritas pengguna internet di Indonesia pada 2025 menghabiskan waktu berselancar di dunia maya antara 1–6 jam per hari.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno, Jumat (8/8/2025), data APJII merinci, sekitar 35,75 persen pengguna mengakses internet selama 4–6 jam per hari, naik dibandingkan 2024 yang hanya 31,34 persen.
Pengguna dengan durasi singkat (1–3 jam) juga naik menjadi 33,9 persen, dari sebelumnya 27,34 persen.
Sementara pengguna yang mengakses internet dalam waktu sangat lama, lebih dari 10 jam per hari, tercatat sebesar 7,66 persen, menunjukkan kebiasaan online yang intens pada sebagian kalangan.
Durasi paling singkat, kurang dari 1 jam, hanya dialami oleh 9,22 persen pengguna, turun dari 13,96 pada 2024.
Aplikasi media sosial favorit
Dari sisi penggunaan aplikasi, media sosial masih mendominasi. Aplikasi yang paling sering digunakan adalah TikTok (35,17 persen), diikuti YouTube (23,76 persen), Facebook (21,58 persen), Instagram (15,94 persen), dan X/Twitter (0,52 persen).
Durasi penggunaan media sosial pun cukup panjang, dengan rata-rata waktu harian mencapai 2-4 jam dan sebagian besar digunakan untuk menonton video pendek.
Laporan APJII berjudul "Profil Internet Indonesia 2025" selengkapnya bisa dibaca lewat tautan berikut ini.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!