Kegemukan Sebabkan Penuaan Dini, Kok Bisa?

Ilustrasi penuaan pada kulit
Ilustrasi penuaan pada kulit

Obesitas atau kegemukan menjadi pangkal dari berbagai penyakit serius seperti komplikasi, seperti hiperglikemia, diabetes tipe-2, dan penyakit kardiovaskular hingga gangguan metabolik lainnya termasuk masalah penuaan dini. Ya, ternyata obesitas dapat mempercepat proses aging pada manusia.

Lantas bagaimana mekanisme obesitas dengan penuaan dini? Berikut ini penjelasan dari anti-aging, wellness, aesthetic dari RS TNI AL yang juga Wakil Ketua Bidang Keilmuan dan Event PERDAWEI,Dr.med.dr. MayaSurjadjaja, M.Gizi, Sp.GK, IAAF.

Dijelaskan Maya bahwa salah satu mekanismenya adalah percepatan pemendekan telomer pada sel, yang mengurangi kemampuan sel untuk beregenerasi dan akhirnya menyebabkan penurunan fungsi organ.

“Obesitas memicu inflamasi kronik dan inflamasi mempercepat degradasi kolagen atau elastin dan penuaan kulit, sehingga kulit lebih kusam, garis halus atau keriput, hiperpigmentasi,” kata dia kepada awak mediasaat ditemui dalam acara small group discussion ‘Obesitas dan Aging Metabolism: Mengupas Fakta, Mitos, dan Solusi Efektif, Minggu 24 Agustus 2025 di Jakarta.

Maya juga mengungkap bahwa kaitan obesitas dan masalah penuaan dini bermula dari pemilihan makanan yang dikonsumsi. Dia menyebut gula termasuk tepung menjadi masalah yang serius jika dikonsumsi secara berlebihan.

Kita salah makan misalnya makanan yang mengandung gula dan digoreng dengan tepung itu biasanya very bad karena mengandung AGEs (Advanced Glycation End products) dan itu setannya adalah gula itu sangat jelek,” kata dia.

Maya menjelaskan AGEs sendiri adalah molekul berbahaya yang terbentuk dari gula yang bereaksi dengan protein atau lipid di dalam tubuh dan makanan. Penumpukan AGEs dapat merusak kolagen dan elastin kulit, menyebabkan kerutan dan hilangnya elastisitas, serta memicu peradangan kronis yang berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis lainnya. 

”Dengan AGE ini akan berperan menyebabkan kolagen menjadi tidak strong lagi akan terbreakable. Itulah sehingga kelihatan keriput, kulitnya turun, kulit kering karena barier kulitnya menjadi tidak baik. Tentu ada pengaruh,” kata dia.

Sementara itu, terkait dengan anggapan lemak yang juga dianggap ’jahat’ oleh masyarakat. Maya meluruskan bahwa manusia masih tetap membutuhkan asupan lemak dalam hal ini lemak sehat. Lemak sehat sendiri memiliki peran yang penting sebagai sumber energi hingga membantu membuat kulit tetap sehat.

” Untuk kulit jelas gula, kenapa kita nggak boleh banyak makan lemak. Ada lemak sehat dan tidak sehat, lemak sehat kita boleh makan. Lemak itu kita butuh selain menjadi sumber energi, buat kulit bersinar omega3. Lemak itu sehat butuh hormon kita dari lemak. Makanya takut lemak nggak lemak malah buaat kulit jadi terlihat tua,” kata dia.

Edukasi Bahaya Obesitas bagi Kesehatan Masyarakat

Clinical, Medical, and Regulatory Director, Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanny Meisha Tarliman mengungkap dampak serius dari obesitas jika tidak ditangani. Bukan tanpa sebab, masalah obesitas di Indonesia sendiri mengalami kenaikan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Prevalensi obesitas nasional pada penduduk berusia ≥ 18 tahun mengalami peningkatan. Angka ini naik dari 21,8% pada tahun 2018 menjadi 23,4% pada tahun 2023.

Dia menyebut bahwa obesitas bukan sekadar masalah penampilan ataupun gaya hidup ini adalah kondisi medis kompleks yang memengaruhi kesehatan metabolik dan dapat mempercepat tanda penuaan pada tubuh dan kulit. Lebih jauh, obesitas berdampak luas pada kesehatan secara umum, termasuk meningkatnya risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan gangguan metabolik lainnya.

“Pendekatan holistik, menggabungkan gaya hidup sehat, penilaian klinis yang tepat, dan terapi berbasis bukti merupakan landasan penanganan yang aman dan berkelanjutan. Untuk mendukung edukasi yang akurat, Novo Nordisk Indonesia menyediakan situs Truth About Weught (TAW) Indonesia sebagai sumber informasi tepercaya mengenai obesitas,” kata dia.