Kenapa Bekas Jerawat Susah Hilang? Ini Kebiasaan yang Jadi Penyebabnya

Bagi banyak orang, jerawat bukan hanya masalah sementara. Setelah jerawat mereda, bekasnya sering kali meninggalkan noda hitam atau bopeng yang sulit hilang.
Menariknya, bukan hanya faktor genetik atau kondisi kulit yang berperan, tetapi juga kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele. Mulai dari hobi memencet jerawat, malas memakai sunscreen, hingga pola makan yang tidak teratur, semuanya dapat memperburuk kondisi bekas jerawat dan membuatnya bertahan lebih lama.
Menurut Dr. Whitney Bowe, seorang dermatologist sekaligus penulis The Beauty of Dirty Skin, bekas jerawat muncul karena adanya proses peradangan yang meninggalkan hiperpigmentasi atau bahkan kerusakan jaringan kolagen.
“Sering kali pasien tidak menyadari bahwa perilaku mereka sendiri, seperti memencet jerawat atau mengabaikan tabir surya, justru membuat bekasnya semakin sulit hilang,” jelasnya.
Kebiasaan yang Sebabkan Bekas Jerawat Susah Hilang
1. Memencet Jerawat
Salah satu kebiasaan yang paling merugikan adalah memencet jerawat. Meskipun terasa memuaskan, tindakan ini sebenarnya memperdalam luka dan meningkatkan risiko terbentuknya jaringan parut permanen.
Dr. Bowe menegaskan bahwa tekanan pada kulit bisa memicu kerusakan di lapisan dalam sehingga kulit butuh waktu lebih lama untuk memperbaiki diri. Inilah alasan kenapa bekas jerawat yang dipencet sering lebih gelap atau meninggalkan cekungan dibandingkan jerawat yang dibiarkan sembuh alami.
2. Paparan Sinar Matahari tanpa Perlindungan
Selain itu, paparan sinar matahari tanpa perlindungan sunscreen adalah faktor besar yang sering diabaikan. Sinar UV dapat merangsang produksi melanin lebih banyak pada area bekas jerawat sehingga noda menjadi semakin gelap.
“Sunscreen bukan hanya pencegah keriput, tapi juga sangat penting dalam mencegah bekas jerawat berubah lebih parah,” kata dr. Bowie.
Oleh karena itu, penggunaan tabir surya minimal SPF 30 setiap hari menjadi langkah wajib, bahkan saat cuaca mendung sekalipun.
3. Pola Makan
Pola makan juga tidak kalah penting dalam menentukan kondisi bekas jerawat. Konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, atau produk olahan susu sering dikaitkan dengan peradangan yang membuat jerawat muncul kembali dan meninggalkan bekas lebih sulit hilang.
Dalam penelitiannya, Dr. Bowe menekankan bahwa diet tinggi gula mempercepat glikasi kolagen, proses yang merusak elastisitas kulit sehingga penyembuhan bekas jerawat terhambat. Sebaliknya, makanan kaya antioksidan seperti buah beri, sayuran hijau, dan ikan berlemak dapat membantu mempercepat regenerasi kulit.
4. Tidak Membersihkan Wajah
Kebiasaan lain yang tak kalah berpengaruh adalah sering lupa membersihkan wajah dengan benar atau menggunakan produk skincare yang tidak sesuai. Kulit yang tidak terawat akan lebih mudah mengalami peradangan berulang, dan setiap kali jerawat muncul, risiko terbentuknya bekas baru pun meningkat.
Dr. Bowe menyarankan untuk tetap menggunakan pembersih lembut, pelembap, dan produk perawatan dengan bahan aktif seperti niacinamide atau retinol untuk membantu memperbaiki tekstur kulit.
5. Stres
Stres juga diam-diam ikut memperburuk kondisi jerawat dan bekasnya. Hormon kortisol yang meningkat akibat stres dapat memicu produksi minyak berlebih serta memperlambat proses penyembuhan kulit. Menurut Dr. Bowe, mengelola stres lewat tidur cukup, olahraga, atau meditasi sederhana dapat memberi dampak nyata pada kesehatan kulit.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, bekas jerawat bisa lebih cepat memudar, kulit menjadi lebih sehat, dan kepercayaan diri pun kembali meningkat.