Jangan Anggap Sepele, Dehidrasi Ringan Walau Cuma 2 Persen Bisa Ganggu Fungsi Kognitif

Ilustrasi anak minum air
Ilustrasi anak minum air

Dehidrasi kerap dianggap sepele, padahal dampaknya sangat besar terhadap kesehatan tubuh dan otak. Hal ini ditegaskan oleh dr. Tria Rosemiarti, Dipl in Nutrition, MKK, Research & Innovation Danone Indonesia. Menurutnya, dehidrasi ringan sekalipun—hanya sekitar 2 persen—sudah terbukti secara ilmiah dapat mengganggu fungsi kognitif manusia.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa, baik pada pria maupun wanita, dehidrasi ringan berdampak negatif terhadap suasana hati serta kemampuan untuk berkonsentrasi. Ketika mengalami dehidrasi ringan, baik pria maupun wanita lebih cenderung merasa lelah dan mengalami penurunan kinerja kognitif, khususnya dalam hal kewaspadaan,” ungkapnya saat rangkaian acara Penandatanganan Kerjasama AQUA dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko di Magelang, Jawa Tengah. 

Lebih jauh, dr. Tria menjelaskan fungsi kognitif terbagi dua: sisi kanan yang terkait keterampilan seperti memori, daya tangkap, dan kewaspadaan; serta sisi kiri yang berkaitan dengan emosi dan kesehatan mental. Kekurangan cairan dapat mengganggu keduanya.

“Kalau dehidrasi hanya 2 persen saja, itu terbukti secara ilmiah bisa mengganggu fungsi kognitif. Kalau yang di sebelah sini (kiri) berhubungan sama emosi. Emosi, ketegangan, itu di sebelah kiri. Terus yang sebelah kanan, yang konsentrasi juga terganggu,” jelasnya.

Itulah sebabnya, ia menekankan pentingnya minum sebelum merasa haus. Bahkan, ia menyarankan minum dua gelas air setelah bangun tidur.

“Penelitian mengatakan seolah-olah kita sudah mencapai kebutuhan dalam 1 hari meskipun itu dibagi-bagi ya untuk minumnya supaya kita enggak sampai haus,” ujarnya.

Menariknya, dehidrasi tidak hanya terjadi saat tubuh berkeringat. Udara dingin maupun ruangan ber-AC juga memicu kehilangan cairan melalui pernapasan.

“Kalau kita di kaca ngomong keluar embun ya, berarti dehidrasi terjadi,” katanya.

Itulah mengapa bangun tidur sering kali diiringi rasa haus, sebab selama delapan jam tidur air tubuh terus keluar lewat napas.

Rata-rata, tubuh manusia bisa kehilangan hampir 3 liter cairan per hari. Karena itu, minimal 2 liter asupan cairan harus dipenuhi. Idealnya, 80 persen dari air mineral dan sisanya dari minuman lain seperti air kelapa atau wedang tradisional. Bagi ibu hamil dan menyusui, kebutuhannya tentu lebih tinggi.

Dampak dehidrasi ternyata tak hanya pada konsentrasi atau suasana hati. Menurut dr. Tria, kekurangan cairan dapat memicu sembelit, masalah kulit, hingga meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, ginjal, dan hipertensi. Yang menarik, manfaat air minum juga sudah dibuktikan pada anak-anak.

“Anjurannya dari penelitian adalah minum dua gelas tambahan air pada anak-anak yang mau sekolah terbukti meningkatkan memorinya, visualnya, dan konsentrasinya,” paparnya.

Artinya, segelas air mineral bukan sekadar pelepas dahaga. Ia bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kesehatan otak, metabolisme tubuh, hingga pencegahan penyakit kronis. Jadi, jangan tunggu haus—mulailah minum air secara teratur sejak pagi.