Larangan Berpose Gestur 2 Jari di Turki, Bisa Ditangkap Polisi!

Ilustrasi pose dua jari, Makna Gestur Dua Jari di Turki, Konteks Sejarah dan Budaya, Dampak bagi Wisatawan, Tips Menghindari Kesalahan Budaya, Pentingnya Kesadaran Budaya dalam Perjalanan
Ilustrasi pose dua jari

Wisatawan yang merencanakan perjalanan ke Turki, negara yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam, perlu memahami etiket lokal untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat mengganggu pengalaman liburan. Salah satu hal yang sering diabaikan adalah penggunaan gestur tangan, terutama pose dua jari yang membentuk huruf "V" atau dikenal sebagai peace sign. 

Gestur ini, yang di banyak negara dianggap sebagai simbol damai atau kemenangan, memiliki makna yang sangat berbeda di Turki. Berpose dengan dua jari di Turki dapat dianggap sebagai tindakan yang terkait dengan terorisme, yang berpotensi menyebabkan pelaku ditegur oleh pihak berwenang atau bahkan ditangkap. 

Berikut ini adalah alasan mengapa gestur ini sensitif, sejarah di baliknya, dan bagaimana wisatawan dapat menghindari masalah hukum selama berlibur di Turki.

Makna Gestur Dua Jari di Turki

Gestur dua jari, dengan jari telunjuk dan jari tengah diacungkan sementara jari lainnya mengepal, dikenal secara global sebagai peace sign atau tanda kemenangan. 

Di banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang, atau Korea Selatan, gestur ini sering digunakan saat berfoto untuk menambah kesan ceria atau sebagai ekspresi positif. 

Namun, di Turki, gestur ini memiliki konotasi yang sangat negatif karena dianggap sebagai simbol yang terkait dengan kelompok teroris tertentu. Menurut laporan dari Harian Massa, seorang turis asal Korea Selatan pernah ditegur oleh petugas keamanan di Turki karena berpose dengan gestur dua jari saat mengambil selfie untuk media sosial. 

Petugas keamanan menjelaskan bahwa gestur tersebut dianggap sebagai tanda yang terkait dengan terorisme, bukan simbol damai seperti yang diasumsikan oleh turis tersebut.

Konteks Sejarah dan Budaya

Makna gestur dua jari di Turki tidak lepas dari konteks politik dan sejarah negara tersebut. Turki memiliki sejarah panjang dalam menghadapi berbagai konflik politik dan kelompok separatis, termasuk organisasi yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional. 

Gestur dua jari, terutama ketika dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke luar, dikaitkan dengan simbolisme yang digunakan oleh beberapa kelompok radikal. Hal ini membuat pihak berwenang di Turki sangat sensitif terhadap penggunaan gestur ini di tempat umum, terutama di lokasi wisata yang ramai atau area yang diawasi ketat seperti bandara, stasiun, atau monumen bersejarah.

Selain gestur dua jari, ada gestur lain yang juga perlu diwaspadai. Misalnya, gestur tanda ara (jempol di antara jari telunjuk dan jari tengah) dianggap sebagai isyarat cabul di Turki. 

Menurut platform informasi perjalanan Ski Vertigo, gestur ini dapat dijerat dengan Pasal 125 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Turki, yang mengatur tentang penghinaan publik. Pelaku bisa menghadapi konsekuensi hukum, termasuk denda atau penahanan, tergantung pada situasi dan interpretasi pihak berwenang.

Dampak bagi Wisatawan

Bagi wisatawan, terutama yang tidak terbiasa dengan budaya lokal, penggunaan gestur dua jari secara tidak sengaja dapat memicu kesalahpahaman serius. Kasus turis Korea Selatan yang disebutkan sebelumnya adalah contoh nyata bagaimana ketidaktahuan budaya dapat menyebabkan masalah. 

Dalam kasus tersebut, turis tersebut hanya ditegur, tetapi dalam situasi lain, terutama jika gestur dilakukan di depan petugas keamanan atau di lokasi sensitif, konsekuensinya bisa lebih berat. Di Turki, pihak kepolisian dikenal responsif terhadap tindakan yang dianggap mengganggu ketertiban umum, sebagaimana dibuktikan oleh penangkapan 87 pendemo pada tahun 2023 karena aksi protes antipemerintah.

Untuk menghindari masalah, wisatawan disarankan untuk mempelajari etiket gestur sebelum bepergian. Sebagai contoh, gestur hati mini (mini heart), yang populer di kalangan anak muda, dianggap aman dan diperbolehkan di Turki. 

Selain itu, penggunaan gestur tangan yang netral, seperti mengepalkan tangan sebagai tanda semangat atau mengangguk ringan, juga lebih disarankan untuk menghindari interpretasi yang salah.

Tips Menghindari Kesalahan Budaya

Agar perjalanan ke Turki tetap menyenangkan, wisatawan perlu memahami beberapa aturan dasar terkait bahasa tubuh dan gestur:

  1. Hindari Gestur Sensitif: Selain gestur dua jari, hindari juga tanda ara atau gestur lain yang dapat dianggap menghina, seperti menunjuk dengan jari telunjuk di beberapa konteks.
  2. Pelajari Budaya Lokal: Sebelum berangkat, baca panduan perjalanan atau tonton video tentang etiket di Turki. Situs seperti Ski Vertigo atau sumber resmi dari kedutaan dapat memberikan informasi yang berguna.
  3. Perhatikan Lingkungan: Di tempat umum seperti pasar, masjid, atau situs bersejarah, hindari gestur yang mencolok atau berlebihan untuk menunjukkan rasa hormat.
  4. Gunakan Gestur Netral: Jika ingin berpose saat berfoto, gunakan gestur yang aman seperti senyuman sederhana, mini heart, atau tangan di saku.
  5. Berkomunikasi dengan Sopan: Jika tidak yakin dengan makna suatu gestur, tanyakan kepada penduduk lokal atau pemandu wisata untuk menghindari kesalahan.

Pentingnya Kesadaran Budaya dalam Perjalanan

Memahami budaya lokal bukan hanya tentang menghindari masalah hukum, tetapi juga tentang menghormati tradisi dan nilai masyarakat setempat. Turki, dengan perpaduan budaya Timur dan Barat, menawarkan pengalaman wisata yang kaya, mulai dari keajaiban Hagia Sophia hingga pasar tradisional di Istanbul. 

Namun, tanpa pemahaman yang memadai tentang etiket lokal, wisatawan berisiko mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Dengan mempelajari aturan sederhana seperti menghindari gestur dua jari, wisatawan dapat menikmati liburan yang lancar dan bebas dari konflik.