Pegunungan Dunia Terpopuler yang Wajib Didaki di 2025

PendahuluanTahun 2025 menjadi momen ideal bagi para pecinta alam dan petualang untuk menjelajahi keindahan pegunungan dunia yang menawarkan pemandangan memukau, tantangan fisik, dan pengalaman budaya yang tak terlupakan.
Pegunungan tidak hanya menyuguhkan lanskap dramatis, tetapi juga menjadi tempat untuk menguji ketahanan, menikmati udara segar, dan merasakan kedamaian jauh dari hiruk-pikuk kota.
Berdasarkan tren perjalanan yang dirilis oleh Pinterest, minat terhadap destinasi pegunungan meningkat signifikan, dengan lonjakan pencarian hingga 255% untuk beberapa lokasi tertentu. Berikut ini adalah sederet pegunungan terpopuler di dunia yang wajib didaki pada 2025, lengkap dengan informasi mendalam tentang keunikan, rute pendakian, dan daya tarik masing-masing destinasi.
1. Dolomites, Italia
Pegunungan Dolomites di Italia utara menjadi salah satu destinasi pendakian paling dicari di 2025, dengan peningkatan pencarian sebesar 45% menurut laporan Pinterest. Pegunungan ini, yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO sejak 2009, terkenal dengan formasi batuan dolomit yang berwarna pucat, tebing terjal, dan lembah sempit yang memukau.
Kawasan Dolomiti Superski, yang mencakup taman nasional dan sembilan taman alam, menawarkan rute pendakian beragam, mulai dari jalur ringan hingga Via Ferrata yang menantang bagi pendaki berpengalaman.
Salah satu rute populer adalah pendakian ke Puncak Marmolada, gunung tertinggi di Dolomites dengan ketinggian 3.343 meter. Pendaki dapat menikmati panorama puncak bersalju, padang rumput alpine, dan desa-desa tradisional seperti Cortina d’Ampezzo.
Infrastruktur seperti jalur kabel dan rifugi (pondok pegunungan) memudahkan wisatawan menjelajahi area ini dengan aman. Musim panas (Juni–September) adalah waktu terbaik untuk mendaki, dengan cuaca cerah dan jalur yang mudah diakses.
2. Pegunungan Atlas, Maroko
Pegunungan Atlas di Maroko mencatatkan peningkatan pencarian sebesar 30% untuk tahun 2025, menjadikannya destinasi yang sedang naik daun. Pegunungan ini membentang melintasi Afrika Utara, menawarkan kombinasi lanskap dramatis, budaya Berber yang kaya, dan petualangan mendaki yang menarik. Puncak tertinggi, Jbel Toubkal (4.167 meter), adalah tujuan utama bagi pendaki.
Rute menuju Toubkal dimulai dari desa Imlil, melewati lembah hijau, air terjun, dan desa-desa tradisional. Pendakian ini biasanya memakan waktu dua hingga tiga hari, dengan pemandangan puncak yang menakjubkan sebagai hadiah.
Selain Toubkal, Pegunungan Atlas juga menawarkan pengalaman budaya, seperti menginap di gite (rumah tamu Berber) dan menikmati teh mint tradisional. Musim semi (April–Mei) dan musim gugur (September–Oktober) adalah waktu ideal untuk mendaki, menghindari panas ekstrem musim panas dan salju musim dingin.
3. Portillo, Chile
Portillo di Pegunungan Andes, Chile, mencatatkan lonjakan pencarian tertinggi (255%) menurut Pinterest, menjadikannya destinasi pendakian yang sedang tren di 2025. Terletak di dekat perbatasan Argentina, Portillo terkenal dengan lanskap alpine yang dramatis, danau biru jernih seperti Laguna del Inca, dan puncak-puncak yang menantang.
Pendakian di Portillo cocok untuk berbagai level, mulai dari jalur ringan di sekitar danau hingga rute menantang menuju puncak seperti Cerro El Plomo (5.434 meter). Kawasan ini juga menawarkan pengalaman ski kelas dunia di musim dingin (Juni–Agustus), tetapi musim panas Amerika Selatan (Desember–Maret) adalah waktu terbaik untuk mendaki.
Pendaki dapat menikmati udara segar pegunungan Andes dan pemandangan yang membentang hingga ke cakrawala. Infrastruktur seperti resor Portillo memberikan kenyamanan tambahan bagi wisatawan.
4. Himalaya, India
Himalaya di India tetap menjadi magnet bagi pendaki global, dengan destinasi seperti Lembah Parvati dan Markha Valley menjadi sorotan di 2025. Pegunungan ini menawarkan kombinasi spiritualitas, keindahan alam, dan tantangan fisik. Trekking ke Base Camp Annapurna atau rute menuju Kedarnath, kuil suci di Uttarakhand, memberikan pengalaman yang memadukan petualangan dan refleksi spiritual.
Lembah Parvati, misalnya, menawarkan jalur melalui hutan pinus, padang rumput alpine, dan desa-desa terpencil. Pendakian di Himalaya memerlukan persiapan fisik dan logistik yang baik, termasuk pemandu lokal untuk rute yang lebih sulit.
Musim terbaik untuk mendaki adalah Mei–Juni dan September–Oktober, ketika cuaca stabil dan pemandangan paling jernih. Himalaya juga kaya akan budaya, dengan kuil-kuil kuno dan festival lokal yang menambah daya tarik perjalanan.
5. Pegunungan Shirakawa, Jepang
Desa Pegunungan Shirakawa di Jepang, yang masuk dalam daftar CN Travel 2025, menawarkan pengalaman pendakian yang unik dengan latar belakang budaya tradisional. Terletak di Prefektur Gifu, kawasan ini terkenal dengan rumah-rumah gassho-zukuri beratap jerami dan pemandangan pegunungan yang hijau di musim semi dan bersalju di musim dingin.
Pendakian di sekitar Shirakawa-go menawarkan jalur melalui hutan lebat dan sawah, dengan puncak seperti Gunung Haku sebagai tujuan menantang. Musim semi (Maret–Mei) adalah waktu terbaik untuk menikmati bunga sakura dan lanskap hijau yang subur.
Pendaki juga dapat menjelajahi warisan budaya UNESCO di desa ini, menjadikan perjalanan ini perpaduan sempurna antara alam dan sejarah.