Top 7+ Alasan Emas Tetap Cuan saat Krisis, Ini yang Harus Anda Ketahui

Kondisi ekonomi yang tidak menentu seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi banyak investor. Fluktuasi pasar saham, nilai mata uang yang melemah, dan inflasi yang tinggi membuat sebagian orang ragu untuk menempatkan dana mereka.
Namun, di tengah ketidakpastian tersebut, emas tetap menjadi pilihan investasi yang populer dan menjanjikan keuntungan.
Bagi kelas menengah dan investor pemula, memahami mengapa emas tetap menguntungkan saat krisis sangat penting. Pengetahuan ini membantu Anda membuat keputusan investasi yang tepat, melindungi kekayaan, dan menjaga daya beli di masa depan.
Dengan strategi yang tepat, emas tidak hanya menjadi pelindung nilai, tetapi juga sarana untuk memperoleh cuan lebih optimal. Berikut adalah tujuh alasan mengapa emas tetap cuan saat krisis.
1. Hedge Terhadap Inflasi
Emas dikenal luas sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Saat harga barang dan jasa meningkat, nilai emas biasanya ikut naik. Kondisi ini memungkinkan Anda menjaga daya beli, sehingga kekayaan yang telah dikumpulkan tidak terkikis oleh inflasi.
Sejarah menunjukkan bahwa selama krisis keuangan global 2008, harga emas naik lebih dari 170 persen dalam tiga tahun, dari sekitar $700 per ounce menjadi hampir $1.900 per ounce pada 2011.
2. Safe-Haven Saat Pasar Volatil
Saat pasar saham dan mata uang mengalami gejolak, investor cenderung mencari aset yang lebih stabil. Emas, yang nilainya tidak bergantung pada kinerja perusahaan atau ekonomi suatu negara, menjadi pilihan utama. Aset ini memiliki korelasi rendah dengan saham dan obligasi, sehingga dapat menjadi pelengkap ideal dalam portofolio investasi untuk mengurangi risiko.
3. Keterbatasan Pasokan
Produksi emas global tumbuh relatif lambat, sekitar 1,6 persen per tahun. Sementara itu, permintaan dari investor institusional dan bank sentral terus meningkat. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan ini membantu mendorong harga emas tetap tinggi, bahkan ketika kondisi ekonomi menantang.
4. Stabilitas Historis
Emas telah digunakan sebagai alat tukar dan simbol kekayaan selama ribuan tahun. Kepercayaan masyarakat terhadap emas tetap kuat, menjadikannya aset yang stabil dan dapat diandalkan. Stabilitas historis ini memberikan rasa aman bagi investor, bahkan di tengah kondisi pasar yang sangat fluktuatif.
5. Permintaan Tinggi dari Bank Sentral
Bank sentral di berbagai negara, termasuk China dan India, terus menambah cadangan emas mereka. Strategi ini tidak hanya menunjukkan keyakinan terhadap nilai emas, tetapi juga membantu menjaga permintaan global tetap tinggi. Dukungan dari bank sentral ini menjadi faktor penting yang menjaga harga emas tetap stabil dan berpotensi meningkat saat krisis.
6. Kinerja Positif Selama Krisis
Analisis sejarah menunjukkan bahwa emas cenderung berkinerja lebih baik dibandingkan saham dan obligasi saat krisis. Selama tujuh periode krisis besar sejak 2007, emas memberikan imbal hasil rata-rata 22 persen, sementara indeks saham S&P 500 mengalami penurunan rata-rata sekitar 6 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa emas bisa menjadi pelindung nilai sekaligus sarana memperoleh keuntungan di masa sulit.
7. Tidak Terpengaruh Permintaan Industri
Berbeda dengan logam mulia lain yang digunakan dalam industri, emas memiliki sedikit aplikasi industri. Hal ini membuat harga emas lebih stabil karena tidak terlalu dipengaruhi fluktuasi permintaan industri.
Nilai emas murni didorong oleh persepsi investor terhadap stabilitas dan kepercayaan jangka panjang, bukan kebutuhan industri.
Emas tetap menjadi investasi primadona saat krisis karena tujuh alasan utama: hedge terhadap inflasi, safe-haven di pasar volatil, keterbatasan pasokan, stabilitas historis, permintaan bank sentral, kinerja positif selama krisis, dan tidak terpengaruh permintaan industri.
Bagi Anda yang ingin melindungi kekayaan dan tetap memperoleh cuan saat kondisi ekonomi menantang, emas adalah pilihan yang bijak. Diversifikasi portofolio dengan emas dapat membantu mengurangi risiko dan menjaga kestabilan keuangan jangka panjang.