Daftar Negara dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi di 2025, Ada Indonesia?

Tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Angka pengangguran yang tinggi sering kali mencerminkan adanya tantangan struktural dalam perekonomian, seperti kurangnya lapangan kerja, ketidakcocokan antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri, atau dampak dari krisis ekonomi.
Pada tahun 2025, beberapa negara di dunia menghadapi tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Data dari berbagai sumber internasional memberikan gambaran mengenai negara-negara dengan tantangan terbesar dalam hal ketenagakerjaan.
Berikut adalah daftar negara dengan tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2025, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Selasa, 2 September 2025.
1. Eswatini – 37,64%
Eswatini, negara kecil di Afrika bagian selatan, mencatatkan tingkat pengangguran yang sangat tinggi pada tahun 2025. Angka ini mencerminkan tantangan serius dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi angkatan kerja muda dan terdidik.
2. Afrika Selatan – 33,2% (Q2 2025)
Afrika Selatan terus menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi, meskipun ada upaya untuk meningkatkan sektor industri dan infrastruktur. Tingkat pengangguran yang tinggi ini berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi negara.
3. Djibouti – 26,26%
Sebagai negara kecil di Tanduk Afrika, Djibouti mengalami tingkat pengangguran yang signifikan. Meskipun memiliki posisi strategis sebagai pelabuhan utama, tantangan dalam diversifikasi ekonomi menjadi hambatan utama.
4. Palestina – 24,42% (data 2022)
Palestina menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks akibat konflik berkepanjangan dan pembatasan akses ke pasar internasional. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat pengangguran, terutama di kalangan pemuda.
5. Grenada – 24% (data 2017)
Meskipun data terbaru tidak tersedia, Grenada sebelumnya mencatatkan tingkat pengangguran yang tinggi. Faktor-faktor seperti ketergantungan pada sektor pariwisata dan kerentanannya terhadap bencana alam berkontribusi pada masalah ini.
6. Botswana – 23,38%
Botswana, yang dikenal dengan industri pertambangan intannya, menghadapi tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk angkatan kerja muda. Diversifikasi ekonomi menjadi kunci untuk mengurangi angka pengangguran.
7. Gabon – 20,36%
Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Gabon menghadapi tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang inklusif. Ketergantungan pada sektor minyak dan gas menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat pengangguran.
8. Namibia – 19,42%
Namibia menghadapi tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi angkatan kerja muda. Upaya untuk meningkatkan sektor manufaktur dan pertanian menjadi fokus utama untuk mengurangi angka pengangguran.
9. Somalia – 19,03%
Konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan politik di Somalia menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Rekonstruksi ekonomi dan pembangunan infrastruktur menjadi langkah penting untuk menciptakan lapangan kerja.
10. Libya – 18,74%
Pasca-konflik, Libya menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali ekonominya. Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan kebutuhan mendesak untuk stabilitas politik dan investasi dalam sektor ekonomi produktif.
Tingkat pengangguran yang tinggi di negara-negara tersebut mencerminkan tantangan struktural yang kompleks dalam perekonomian mereka. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kebijakan yang fokus pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan diversifikasi ekonomi.
Kerjasama internasional dan investasi dalam pembangunan infrastruktur juga memainkan peran penting dalam mengurangi angka pengangguran global.