Empat Desainer Muda Indonesia Diberangkatkan ke Milan, Mendag Titip 3 Pesan Ini

Poppy Dharsono dan para desainer yang akan dikirim ke Milan.
Poppy Dharsono dan para desainer yang akan dikirim ke Milan.

 Empat desainer muda Indonesia resmi diberangkatkan ke Arsutoria School, Milan, salah satu pusat pendidikan desain sepatu dan tas terkemuka dunia. 

Program beasiswa ini tidak hanya memberikan peluang pengembangan kapasitas kreatif bagi anak bangsa, tetapi juga menjadi jembatan diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi Kedutaan Besar Italia, Italian Trade Agency (ITA), Indonesia Fashion Week (IFW), Koperasi Artisan Kulit Indonesia, dan Spinindo/Piazza Firenze Garut. Melalui program ini, talenta muda diharapkan dapat memperkaya keterampilan desain sekaligus membawa identitas budaya Nusantara untuk diperkenalkan dan dihargai di ranah global.

Presiden IFW sekaligus Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia, Poppy Dharsono, menyoroti bahwa pendidikan ini penting untuk mengubah potensi Garut menjadi kekuatan global.

“Garut punya potensi luar biasa, tapi produk yang dihasilkan dari tahun ke tahun itu-itu saja. Kurangnya panduan membuat para pengrajin sulit berkembang. Dengan pengalaman saya 45 tahun di industri dan jaringan yang kuat di Italia, saya ingin menghadirkan sentuhan baru agar produk Garut bisa naik kelas,” ujar Poppy dalam keterangannya, dikutip Selasa 2 September 2025. 

“Melalui Piazza Firenze, saya berharap ada resonansi dari teman-teman Italia bahwa kami serius menciptakan produk Garut dengan sentuhan global. Ini bukan hanya soal industri, tetapi juga bagian dari globalisasi budaya, di mana Asia Pasifik akan menjadi pusat pertumbuhan,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, menegaskan bahwa pendidikan di luar negeri harus menjadi investasi bagi bangsa, bukan sekadar pencapaian pribadi.

“Atas nama pemerintah, saya menyampaikan rasa bangga kepada para penerima beasiswa Arsutoria School Milan. Kesempatan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan amanah dan investasi untuk masa depan bangsa,” tuturnya. 

“Saya titip tiga pesan: berani berinovasi dengan menguasai ilmu global sekaligus mengangkat kearifan lokal; jadilah mata dan telinga bangsa untuk menangkap tren dan peluang; serta bangun jejaring strategis yang kelak membuka jalan bagi desainer Indonesia lainnya. Pergilah dengan membawa nama Indonesia ke dunia, dan kembalilah sebagai kebanggaan negeri,” sambungnya. 

Di sisi diplomatis, Duta Besar Italia untuk Indonesia, Roberto Colamine, menekankan peran pendidikan sebagai bentuk diplomasi budaya yang saling menghargai. 

“Program ini bertujuan membantu desainer muda Indonesia mengembangkan bakat mereka dengan membawa inspirasi serta tradisi lokal ke Italia, lalu mengolahnya melalui pendekatan tertentu. Yang kami maksud adalah metode untuk mengubah inspirasi menjadi produk industri. Tradisi tidak bisa digantikan oleh tradisi lain, sebab itu tidak adil. Tetapi kami bisa berbagi metode, agar ide dan inspirasi para desainer muda dapat diwujudkan menjadi produk nyata yang siap masuk ke industri global,” ungkapnya.

Selain itu, Direktur Utama Spinindo/Piazza Firenze Garut, Anto Sudaryanto, menambahkan bahwa pendidikan di Milan juga merupakan upaya menjawab kebutuhan struktural dalam industri kulit Garut.

“Tujuan utama pengiriman para talenta ke Milan adalah untuk melengkapi kekurangan dalam struktur industri kulit Garut. Salah satu kebutuhan mendesak adalah desainer yang bisa menjembatani pekerja kulit dengan pelaku usaha, sekaligus menghadirkan tren dunia dan menerjemahkannya ke dalam karya nyata. Dengan hadirnya peran ini, artisan kulit Garut bisa berkembang menjadi artisan sejati—bukan sekadar pengrajin teknis, tetapi kreator yang mampu menempatkan produk Garut di peta fashion global,” terangnya.

Empat penerima beasiswa adalah Hadisti Mardhiya (LaSalle College Jakarta, BA Fashion Design), Mujib Titian (Prabu Shoes, Footwear Design & Development), Mohammad Jordy Mozza Servia (Graphic Designer, IFW & Piazza Firenze Garut), dan Shafwa Kamilia Zahira Azzahra (Fashion Designer, Piazza Firenze Garut). 

Mereka akan menjalani pelatihan intensif selama tiga bulan, mencakup desain, pola, pemilihan material, hingga pembuatan prototipe dengan standar internasional.