Pedoman TikTok Live: Apa yang Mendasari Keputusan Mematikan Fitur ini di Indonesia?

Semua pengguna TikTok di Indonesia saat ini tidak dapat mengakses fitur Live. Dikutip dari Reuters pada Sabtu (30/8/2025), TikTok secara sukarela menangguhkan fitur siaran langsung di Indonesia menyusul eskalasi aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini. Keputusan ini diambil sebagai langkah pengamanan tambahan untuk memastikan bahwa platform tetap menjadi ruang aman dan beradab, meskipun situasi di luar semakin memanas.
TikTok juga menegaskan bahwa selama masa penangguhan, mereka akan terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas. Namun, pertanyaan muncul: apakah langkah ini benar-benar sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh TikTok?
Pedoman Penggunaan TikTok Live
1. Usia Minimum Pengguna adalah 18 Tahun
Menurut situs resmi TikTok, kreator harus berusia minimal 18 tahun untuk bisa menggunakan fitur Live. Selain itu, akun harus memiliki setidaknya 1.000 pengikut agar fitur ini dapat diakses. Persyaratan ini diberlakukan untuk memastikan bahwa pengguna sudah cukup dewasa dan memiliki komunitas yang cukup besar sebelum melakukan interaksi real-time.
Aturan ini juga bertujuan untuk menjaga keamanan digital bagi remaja. TikTok membedakan akses berdasarkan usia, seperti hanya memperbolehkan pengguna berusia 18 tahun ke atas untuk menerima atau mengirim hadiah virtual. Melalui aturan ini, interaksi finansial dan konten dewasa dapat lebih terkendali.
2. Larangan Konten Kekerasan dan Provokasi
Setiap siaran langsung di TikTok wajib mematuhi Panduan Komunitas dan aturan perilaku kreator. Konten yang mengandung ujaran kebencian, provokasi kekerasan, pornografi, atau penyebaran disinformasi akan langsung ditindak. Pelanggaran dapat berujung pada pembatasan akun, penghentian siaran, hingga pemblokiran permanen.
Moderasi otomatis dan sistem pelaporan dari pengguna digunakan untuk mendeteksi pelanggaran. TikTok menekankan bahwa fitur Live tidak boleh dipakai untuk menyebarkan kebencian atau hal-hal berbahaya. Hal ini dilakukan agar ekosistem tetap sehat dan risiko penyalahgunaan platform dapat diminimalkan.
3. Fitur Keamanan untuk Pengguna
TikTok menyediakan berbagai kontrol yang membantu kreator menjaga siaran tetap aman. Beberapa fitur tersebut antara lain:
- Opsi untuk memoderasi komentar.
- Kemampuan memfilter kata-kata tertentu.
- Pengaturan siapa saja yang boleh menonton siaran.
Selain itu, TikTok juga memiliki pusat edukasi yang dapat diakses melalui menu alat kreator. Di sana, para kreator dapat menemukan panduan dan tips praktis agar pengalaman siaran langsung lebih positif. Upaya ini menunjukkan keseriusan TikTok dalam menjaga kesejahteraan pengguna.
4. Interaksi Harus Tetap dalam Batas Wajar
Salah satu daya tarik TikTok Live adalah interaksi langsung antara kreator dan audiens. Penonton dapat memberikan komentar, mengajukan pertanyaan, hingga mengirim hadiah virtual sebagai bentuk dukungan. Fitur multi-guest juga memungkinkan siaran kolaboratif yang lebih menarik.
Namun, TikTok menekankan bahwa semua interaksi tetap harus berada dalam batas wajar dan mematuhi pedoman yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga suasana siaran tetap positif dan menghindari potensi konflik atau pelecehan.
5. Langkah Penangguhan untuk Mencegah Penyebaran Hoaks
ByteDance tampaknya mempertimbangkan risiko penyalahgunaan fitur siaran langsung sebagai sarana provokasi dan penyebaran hoaks di tengah situasi panas. Langkah penangguhan ini dapat diartikan sebagai cara mereka untuk mencegah rakyat semakin terjebak dalam arus informasi yang berpotensi menimbulkan kekacauan.
Keputusan ini menunjukkan betapa kuatnya suara publik di lapangan hingga membuat perusahaan global sebesar ByteDance merasa perlu mengambil tindakan khusus. Meski bersifat sementara, langkah ini mencerminkan ketegangan antara keamanan digital dan tuntutan transparansi bagi publik.
Perwakilan TikTok Tanggapi Langkah Penangguhan
Pihak manajemen TikTok sendiri mengaku bahwa langkah ini diambil secara sukarela. "Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah pengamanan tambahan agar TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab. Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau perkembangan situasi," ujar juru bicara TikTok saat dihubungi IDN Times, Sabtu malam (30/8/2025).
Kesimpulan:
Keputusan TikTok untuk menonaktifkan fitur Live di Indonesia mencerminkan bagaimana perusahaan teknologi besar merespons dinamika sosial-politik yang penuh gejolak. Meskipun langkah ini sesuai dengan prinsip keamanan digital yang dipegang TikTok, ada beberapa pertanyaan tentang efektivitas dan dampak jangka panjangnya.