Top 10+ Hal yang Dianggap Normal di Korea Selatan tapi Aneh di Indonesia

Ilustrasi budaya Korea Selatan, 1. Perhitungan Usia Korea yang Unik, 2. Budaya Minum Soju dengan Aturan Ketat, 3. Skinship Sesama Jenis yang Wajar, 4. Obsesi terhadap Golongan Darah, 5. Operasi Plastik sebagai Hal Biasa, 6. Kebiasaan Makan Mie dengan Suara “Slurp”, 7. Tidur di Mana Saja, 8. Penggunaan Selimut untuk Kesopanan, 9. Kecepatan Internet Super Cepat, 10. Jjimjilbang: Pemandian Umum 24 Jam
Ilustrasi budaya Korea Selatan

Korea Selatan yang dikenal sebagai pusat budaya pop global melalui K-Pop dan drama Korea, memiliki pesona yang tak hanya terletak pada hiburan, tetapi juga pada tradisi dan kebiasaan sehari-hari masyarakatnya. 

Bagi wisatawan Indonesia, beberapa kebiasaan ini mungkin terasa asing, bahkan dianggap aneh karena perbedaan budaya yang mencolok. Dari cara menghitung usia hingga etiket sosial yang unik, berikut adalah 10 kebiasaan yang dianggap normal di Korea Selatan, namun bisa membuat orang Indonesia terheran-heran. 

1. Perhitungan Usia Korea yang Unik

Di Korea Selatan, usia seseorang dihitung dengan cara yang berbeda. Bayi yang baru lahir dianggap berusia satu tahun, dan usia bertambah setiap 1 Januari, bukan pada tanggal lahir. Misalnya, seseorang yang lahir pada Desember 2024 akan dianggap berusia dua tahun pada Januari 2025, meskipun baru beberapa minggu. 

Sistem ini, yang dikenal sebagai “usia Korea,” berakar dari tradisi budaya yang menghitung masa kehamilan sebagai bagian dari usia. 

Di Indonesia, di mana usia dihitung berdasarkan tanggal lahir, kebiasaan ini bisa membingungkan, terutama saat berinteraksi dengan orang Korea yang menanyakan usia untuk menentukan tingkat kesopanan dalam percakapan.

2. Budaya Minum Soju dengan Aturan Ketat

Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara dengan konsumsi alkohol tertinggi di dunia, dengan soju sebagai minuman favorit. Namun, budaya minum di Korea memiliki etiket yang ketat. Misalnya, orang yang lebih muda harus menuang minuman untuk yang lebih tua menggunakan kedua tangan dan tidak boleh minum menghadap orang yang lebih tua sebagai tanda hormat. Menolak minuman dari orang yang lebih tua juga dianggap kurang sopan. 

Di Indonesia, di mana budaya minum alkohol tidak sepopuler dan lebih santai tanpa aturan ketat, kebiasaan ini bisa terasa kaku dan aneh.

3. Skinship Sesama Jenis yang Wajar

Di Korea Selatan, bersentuhan fisik seperti berpegangan tangan atau merangkul sesama jenis dianggap hal biasa dan tidak memiliki konotasi romantis. Istilah “skinship” ini mencerminkan kedekatan emosional, terutama di kalangan teman dekat.

Namun, di Indonesia, kontak fisik seperti ini di tempat umum sering kali dianggap tidak biasa, terutama di kalangan pria, dan dapat memicu salah paham. Kebiasaan ini mencerminkan budaya Korea yang lebih terbuka terhadap ekspresi kedekatan non-romantis.

4. Obsesi terhadap Golongan Darah

Orang Korea percaya bahwa golongan darah dapat menentukan kepribadian seseorang, mirip seperti zodiak di budaya lain. Golongan darah A dianggap pemimpin, sementara golongan darah B dianggap sosial dan kreatif. Kebiasaan ini sering digunakan untuk menilai kecocokan dalam hubungan atau pekerjaan. 

Di Indonesia, golongan darah biasanya hanya relevan dalam konteks medis, sehingga kebiasaan ini mungkin terasa aneh dan tidak ilmiah bagi sebagian orang.

5. Operasi Plastik sebagai Hal Biasa

Korea Selatan dikenal sebagai ibu kota operasi plastik dunia, dengan klinik bedah plastik yang mudah ditemukan di Seoul. Operasi plastik dianggap sebagai cara untuk meningkatkan penampilan demi kepercayaan diri atau peluang kerja, bahkan sering menjadi hadiah kelulusan. 

Di Indonesia, meskipun operasi plastik mulai diterima, masih ada stigma bahwa tindakan ini menunjukkan kurangnya rasa syukur. Standar kecantikan Korea yang ketat, seperti wajah mungil dan kulit putih, mendorong popularitas prosedur ini.

6. Kebiasaan Makan Mie dengan Suara “Slurp”

Saat menyantap mie, orang Korea cenderung mengeluarkan suara “slurp” yang keras, yang dianggap sebagai tanda bahwa makanan tersebut enak. Tradisi ini berbeda jauh dengan budaya Indonesia, di mana makan dengan suara keras sering dianggap tidak sopan. Bagi wisatawan Indonesia yang baru pertama kali makan di restoran Korea, kebiasaan ini bisa terasa mengagetkan.

7. Tidur di Mana Saja

Di Korea Selatan, tidur di tempat umum seperti kafe, transportasi umum, atau bahkan trotoar tidak dianggap aneh, terutama di kalangan pekerja yang bekerja hingga larut malam. Fenomena ini sering terjadi karena budaya kerja keras dan jadwal yang padat.

Di Indonesia, tidur di tempat umum mungkin dianggap kurang pantas atau menunjukkan kurangnya kesadaran lingkungan. Kebiasaan ini mencerminkan ritme hidup cepat di Korea Selatan.

8. Penggunaan Selimut untuk Kesopanan

Wanita Korea sering membawa selimut kecil yang dilipat di pangkuan saat duduk di tempat umum, seperti kafe atau transportasi umum. Selimut ini berfungsi sebagai simbol kesopanan, menutupi bagian tubuh agar tidak terekspos, terutama saat mengenakan rok pendek. 

Di Indonesia, kebiasaan ini jarang ditemui dan mungkin dianggap berlebihan, mengingat budaya berpakaian di Indonesia cenderung lebih konservatif.

9. Kecepatan Internet Super Cepat

Korea Selatan memiliki infrastruktur internet tercepat di dunia, dengan Wi-Fi gratis tersedia hampir di mana-mana, termasuk transportasi umum dan kafe. 

Bagi orang Indonesia, yang mungkin masih menghadapi tantangan koneksi internet di beberapa daerah, kecepatan dan aksesibilitas ini bisa terasa luar biasa. Kebiasaan ini mencerminkan kemajuan teknologi Korea yang mendukung gaya hidup digital.

10. Jjimjilbang: Pemandian Umum 24 Jam

Jjimjilbang, atau pemandian umum Korea, adalah tempat populer untuk bersantai, mandi, dan bahkan menginap. Pengunjung mengenakan seragam khusus dan dapat tidur di lantai dengan bantal sederhana. 

Di Indonesia, konsep pemandian umum seperti ini kurang umum, dan menginap di tempat seperti jjimjilbang mungkin dianggap tidak biasa karena perbedaan budaya mandi dan privasi.