Mayoritas Kecelakaan Bus dan Truk Terjadi di Jalan Menurun

Kecelakaan truk kembali terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan terjadi pada pukul 02.35 WIB dini hari melibatkan truk kontainer dan truk 3/4.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada pukul 10.44 WIB, proses evakuasi truk kontainer masih berlangsung.
Akibat kecelakaan ini, empat pintu tol ditutup untuk sementara guna memudahkan evakuasi kendaraan yang terguling. Alat berat dikerahkan untuk mengangkat dan menarik truk agar jalur bisa kembali digunakan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi soal kronologi kejadian.
Truk BBM Pertamina terlibat kecelakaan maut di Jalan Raya Alternatif Cibubur atau Transyogi, wilayah Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/7/2022). Truk Pertamina tersebut menabrak dan menewaskan delapan pengendara motor. Kecelakaan diduga akibat rem truk yang blong.
Secara umum, ada banyak penyebab truk menabrak objek diam. Namun, data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan bahwa 90 persen kecelakaan bus dan truk terjadi di jalan menurun.
Kemudian jika dirunut, dari angka tersebut, 80 persen disebabkan oleh rem blong atau yang dikenal dengan istilah brake fading, akibat kampas rem yang overheat.
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan menjelaskan bahwa penyebab utama rem blong bukan dari teknologi kendaraan, tetapi dari kesalahan pengemudi.
“Kesalahan yang disebabkan pengemudi yang unskilled atau tidak terampil. Jadi, pengemudi tidak tahu prosedur yang benar ketika bus dan truk bertemu jalan menurun,” kata Wildan belum lama ini.
Operasi penertiban truk ODOL.
Menurutnya, pengemudi sering terlalu mengandalkan rem kaki (friction based brake). Akibatnya, kampas rem menjadi terlalu panas dan menyebabkan rem tidak berfungsi.
Wildan membandingkan sistem pengereman truk dan bus dengan pesawat. Secara logika, pesawat yang lebih berat dan lebih cepat justru lebih berisiko. Namun, kasus rem blong pada pesawat hampir tidak pernah terjadi.
“Kenapa pesawat enggak pernah ngeblong? Pertama, pada saat seseorang akan menjadi pilot, materi pesawat saat akan landing benar-benar disampaikan,” ucap Wildan dalam sebuah webinar.
Selain itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga mewajibkan uji keterampilan (proficiency check) setiap enam bulan sekali bagi para pilot.
“Jadi pilot akan menghadapi sebuah simulator selama empat jam, dia akan berlatih yang disebut dengan critical eleven. Otomatis semua pilot hafal prosedur-prosedur pengereman ini,” jelas Wildan.
Bagian depan truk kontener ringsek setelah menabrakn truk kontener pengangkut air minum kemasan di Jalan Nasional Surabaya – Ngawi KM 152-153 Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Rabu (9/8/2017).
Sebaliknya, banyak pengemudi bus dan truk di Indonesia tidak paham soal prosedur berkendara di jalan menurun.
Wildan menyebut, pengetahuan itu tidak pernah sopir dapatkan saat proses pengambilan SIM B1 atau dalam pelatihan bersertifikasi (SKKNI).
“Artinya pengetahuan ini enggak pernah sampai ke pengemudi,” katanya.
Untuk menghindari rem blong, Wildan menyarankan agar pengemudi tidak hanya mengandalkan rem kaki.
Teknik yang benar adalah menurunkan putaran mesin, menggunakan gigi rendah, dan menjaga agar putaran roda melambat. Dengan begitu, kerja rem pedal menjadi ringan dan risiko blong bisa dihindari.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.