Jangan Sembarang Bawa Barang di Atap Mobil Saat Mudik

Selama musim mudik Lebaran, mobil dengan barang bawaan di atap menjadi salah satu pemandangan yang umum. Meski sudah dianggap hal biasa, namun sayang masih banyak yang tak menghiraukan penataan serta terkesan asal-asalan.
Seperti video yang beredar di media sosial baru-baru ini yang memperlihatkan aksi nekat pemilik kendaraan mengangkut barang bawaan yang melebihi kapasitas kendaraan.
Dalam video yang diunggah oleh akun X bernama @Bmine077, Kamis (27/3/2025), tampak mobil low cost green car (LCGC) mengangkut sejumlah barang di atap kendaraan. Barang tersebut dimasukan ke dalam kardus, yang kemudian disusun rapi dan diikat.
Sementara di bagian belakang, mengangkut satu sepeda motor hingga membuat pintu bagasi tidak bisa ditutup.
Penting diketahui, menempatkan barang di atap mobil memiliki risiko yang cukup tinggi. Terlebih ketika mobil melintas di jalan dengan kecepatan tinggi dan permukaan jalan yang kurang baik.
Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka, Jakarta Timur, Suparna mengatakan, pemilik mobil harus melihat aturan main saat akan meletakan barang di atap mobil, hal ini penting karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara.
Udah berapa persen persiapan kamu untuk mudik kawan. pic.twitter.com/Ykx0kN2MTO
— jual akun (@Bmine077) March 26, 2025
Paling utama yang harus diperhatikan, yaitu bobot maksimal dari atap mobil ketika membawa barang.
Setelah itu dilanjut dengan tata cara mengemas barang. Mengenai hal ini, Suparna tidak menganjurkan bila barang bawaan hanya diikat tali dan dibungkus menggunakan terpal dan sebagainya, karena sangat berisiko apalagi konteksnya melakukan perjalanan jauh.
“Kalau tidak pakai roof box sebenarnya sangat tidak dianjurkan, sangat berbahaya kita tidak tahu kondisi jalan seperti apa, bila ada guncangan atau saat kecepatan tinggi bisa saja tali terlepas dan barang jatuh. Bahayanya itu ketika barang yang jatuh terkena kendaraan lain, belum lagi dampak-dampak kerugian lainnya,” kata Suparna.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, membawa barang bawaan di atap memiliki banyak kerugian selain dari potensi kecelakaan lalu lintas.
“Yang pasti dengan berat yang bertambah maka handling mobil juga akan berkurang, konsumsi bahan bakar juga akan lebih boros karena beban mobil lebih berat,” ucap Jusri.
“Sebisa mungkin tidak menaruh barang bawaan di atap, bila memang sudah tidak muat jangan paksa dibawa, utamakan keselamatan dalam berkendara itu jadi prioritas utama,” lanjutnya.