Daihatsu Ungkap Alasan Banyak Konsumen Masih Ogah Beli Mobil pada Awal 2025

JAKARTA – Penjualan mobil di Indonesia pada awal 2025 masih meneruskan tren penurunan seperti yang terjadi pada 2024. Menurut Daihatsu, ini karena isu opsen pajak menambah lagi tantangan-tantangan pasar yang masih berlanjut dari tahun lalu.

Menurut Marketing and Corporate Planning Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani, pada Januari banyak calon pembeli mobil yang menunda pembelian karena masih menunggu dan melihat dampak penerapan isu opsen pajak.

Banyak pula konsumen yang mempercepat pembelian pada Desember 2024 untuk menghindari kebijakan yang membuat pemerintah kabupaten/kota kini dapat ikut memungut pajak kendaraan tersebut, selain pemerintah provinsi.

“Sebelum 13 Januari 2025, orang-orang masih wait and see tentang opsen. Penjualan membaik setelah 13 Januari 2025 setelah (dampak) opsen klir. Ada daerah-daerah yang memberikan subsidi dua-tiga bulan, ada yang enam bulan, ada yang setahun,” ucapnya pada Minggu (23/3/2025) di Sunter, Jakarta.

Daihatsu, Daihatsu Indonesia, penjualan mobil 2025, opsen pajak kendaraan bermotor, opsen pajak, Daihatsu Ungkap Alasan Banyak Konsumen Masih Ogah Beli Mobil pada Awal 2025

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan retail pada Januari 2025 hanya 63.858 unit, turun 18,6 persen dibanding Januari 2024 yang mencapai 78.437 unit. Pada Februari 2025, pasar membukukan penjualan retail sedikit membaik menjadi 69.872 unit atau hanya turun 0,8 persen ketimbang Februari 2024.

Secara akumulatif, penjualan mobil nasional selama Januari-Februari 2025 menyentuh 133.901 unit. Terjadi penurunan 10 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy), dari sebelumnya 148.857 unit.

“Pada Februari 2025, pasarnya kurang-lebih sama dengan Februari tahun lalu. Februari tahun lalu, kan, 70 ribuan unit, sedangkan Februari tahun ini 69 ribuan.

Di samping itu, terang Agung, berbagai ‘tembok’ penghambat perkembangan pasar mobil Indonesia pada 2024 pun masih berlanjut pada 2025. Perusahaan pembiayaan (leasing), pabrikan mobil, dan konsumen masih dihadapkan pada isu kredit macet (non-performing loan/NPL), pengetatan kredit, hingga pelemahan daya beli.

Daihatsu, Daihatsu Indonesia, penjualan mobil 2025, opsen pajak kendaraan bermotor, opsen pajak, Daihatsu Ungkap Alasan Banyak Konsumen Masih Ogah Beli Mobil pada Awal 2025

Pada Maret 2025, Daihatsu melihat tren raihan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebenarnya kurang-lebih sama ketimbang bulan lalu. Kendati demikian, realisasi penjualan retail bisa jadi terdampak oleh cuti plus libur panjang Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2025 yang diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.

“Hari kerja efektif kita Maret 2025 ini kayak Januari 2025 karena ternyata cuma 15 hari karena orang-orang cuti dan libur Lebaran….. Kan, sejak H-6 Lebaran juga enggak boleh ada logistik (truk pengangkut mobil),” tukasnya.

Daihatsu, jelas Agung, berharap pasar mulai April 2025 dan seterusnya berangsur membaik. Apalagi, konsumen sudah mendapatkan kejelasan peraturan opsen pajak di daerah masing-masing.

Terlebih, pasar-pasar mobil utama di Indonesia juga tidak memberlakukan opsi atau menahan penerapannya sampai dengan enam bulan ke depan. DKI Jakarta bahkan tidak akan memberlakukannya sama sekali.

“Harusnya pasar tidak apa-apa kalau makronya juga membaik,” tutup Agung. [Xan]