Top 6+ Cara Menjelaskan Perceraian kepada Anak agar Tidak Timbul Rasa Benci

–Perceraian menjadi pengalaman emosional yang berat, tidak hanya bagi pasangan yang berpisah, tetapi juga bagi anak-anak yang terdampak.
Cara Menjelaskan Perceraian kepada Anak
Berikut ini beberapa cara yang disarankan Fionna untuk menjelaskan perceraian kepada anak, agar tidak menimbulkan luka atau kebencian di kemudian hari. Simak selengkapnya.
1. Jujur adalah kunci
“Jika usia anaknya masih lebih kecil, pastikan mungkin menggunakan bahasa-bahasa yang lebih simpel, mungkin pakai ilustrasi,” ujar Fionna kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Bahasa yang sederhana akan membantu anak memahami situasi tanpa merasa kewalahan. Sebaliknya, untuk anak yang lebih dewasa, komunikasi bisa dilakukan secara lebih terbuka.
2. Hindari menyalahkan satu pihak
Anak tidak seharusnya menjadi penengah atau diminta memilih pihak. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kalimat-kalimat yang menyudutkan satu pihak, baik secara langsung maupun tersirat.
“Jelaskan kepada anak kalau keputusan ini disetujui oleh kedua orangtua, karena adanya perbedaan yang membuat orangtuanya tidak bisa menyelesaikan konflik,” imbaunya.
Hal ini membantu anak memahami bahwa perceraian bukanlah akibat dari kesalahan salah satu pihak, melainkan karena adanya ketidakcocokan yang tidak bisa diselesaikan secara damai.
3. Yakinkan bahwa perceraian bukan salah anak
Anak-anak seringkali menganggap perceraian orangtuanya terjadi karena mereka. Maka dari itu, orangtua harus secara eksplisit menegaskan bahwa keputusan ini sama sekali bukan akibat dari perilaku atau keberadaan anak.
4. Tegaskan bahwa rasa sayang orangtua tidak berubah
“Anak korban perceraian harus diyakini terlebih dahulu, meski kedua orangtuanya berpisah, tapi sama sekali tidak mempengaruhi rasa sayang dan cinta keduanya ke anak mereka,” tegas Fionna.
5. Bentuk perhatian akan berbeda tapi tetap ada
Setelah perceraian, rutinitas keluarga tentu akan berubah. Anak mungkin tidak lagi melihat kedua orangtuanya di waktu yang sama atau tinggal serumah.
Dalam kondisi ini, orangtua perlu menjelaskan kepada anak kalau perhatian dan kasih sayang keduanya tidak akan hilang, sehingga anak tidak berlarut dengan rasa kehilangan setelah perceraian orangtuanya.