Senyapnya Jalanan di Guangzhou, Kota dengan Transportasi Modern

Mobil listrik, mobil listrik, transportasi modern, Guangzhou China, Senyapnya Jalanan di Guangzhou, Kota dengan Transportasi Modern

– Kesibukan dan hiruk pikuk Kota Guangzhou, China, sangat terasa jika kita mendatangi langsung ibu kota Provinsi Guangdong itu. 

Secara geografis, Guangzhou terletak di bagian selatan China dan di tepi utara Sungai Mutiara (Pearl River). Karena posisinya yang dekat dengan Laut China Selatan dan berbatasan dengan Hong Kong dan Makau, Guangzhou berperan penting dalam pembangunan ekonomi di kawasan yang disebut sebagai Greater Bay Area. 

Menurut data World Population Review, jumlah penduduk kota ini lebih kurang 15 juta jiwa. Namun, angka itu masih lebih kecil dibanding tiga kota besar lainnya di China, yaitu Shanghai, Beijing, dan Chongqing.

Menurut data dari berbagai sumber, terdapat jaringan kereta Metro Guangzhou yang menyediakan lebih dari 15 jalur sebagai penghubung hampir seluruh bagian kota.

Jangkauannya meliputi area pusat kota hingga ke distrik luar, seperti Panyu, Huadu, dan Nansha. Ada pula jaringan kereta cepat yang menghubungkan dengan Beijing, Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong.

Selain itu, tersedia juga bus kota dengan jaringan yang melayani seluruh kota dan sekitarnya. Tipe bus yang bisa digunakan terdiri dari bus berbahan bakar bensin, bus listrik, dan bus rapid transit (BRT).

Saat Kompas.com berkesempatan mengunjungi Guangzhou pada 20 April 2024, dalam perjalanan sekitar satu jam dari Bandara Internasional Baiyun menuju penginapan, suasana jalanan tampak begitu ramai, baik pejalan kaki maupun pengendara mobil dan motor.

Seperti umumnya di China, terdapat layanan bike-sharing di seluruh penjuru Kota Guangzhou yang bisa dipakai melalui pembayaran nontunai ke operator tertentu.

Hal itu bisa diketahui melalui pelat nomor berwarna putih-hijau yang berarti mobil listrik, sedangkan pelat nomor berwarna biru artinya mobil bensin.

Walaupun hiruk pikuk orang dan kendaraan begitu ramai, tidak terdengar suara bising di jalan, baik dari kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Ada hal menarik, di salah satu sudut perempatan jalan raya, terdapat diler mobil listrik bermerek ternama asli China. Luas gerainya tampak tidak begitu besar, hampir sama dengan ukuran minimarket di Indonesia.

Tampaknya masyarakat di sana sudah terbiasa dengan keberadaan kendaraan listrik, bahkan bus kota berkapasitas besar pun kerap kali melintas dengan suara halus. Tidak ada keberisikan, apalagi asap membubung dari knalpot.

Rupanya komitmen pemerintah dan masyarakat China mengenai transportasi modern cukup terbukti, termasuk penggunaan kendaraan listrik di jalanan kota besar seperti Guangzhou.