BAB di Toilet Kereta, ke Mana Kotoran Dibuang?

Kereta api dilengkapi fasilitas toilet di dalam gerbong, memudahkan penumpang untuk buang air kecil maupun besar selama perjalanan jarak jauh.
Namun, mungkin Anda pernah bertanya-tanya, ke mana perginya kotoran setelah kita buang air besar (BAB) di dalam toilet kereta. Apakah benar kotoran dibuang langsung ke rel?
Mengutip berbagai sumber, pada masa lalu, sistem toilet di kereta memang membuang limbah langsung ke rel.
Praktik ini tentu tidak ramah lingkungan dan menimbulkan masalah bagi warga yang tinggal dekat jalur kereta.
Meski demikian, kereta api Indonesia sudah mengalami kemajuan yang besar, sehingga kini kotoran tak lagi mengotori jalur rel.
Lantas, saat kita buang air besar di dalam toilet kereta, kemana kotoran akan dibuang?
Kemana kotoran dibuang saat buang air besar di kereta?
Cara kerja sistem pembuangan toilet kereta pernah dijelaskan oleh VP Public Relation KAI sebelumnya, Joni Martinus.
Mengutip (27/12/2022), Joni menjelaskan, sejak tahun 2010, semua toilet kereta yang dioperasikan PT KAI telah menggunakan konsep toilet ramah lingkungan (TRL).
Dengan adanya TRL ini, maka kotoran dari toilet tidak dibuang ke jalur kereta api lagi, namun disimpan di dalam penampungan untuk kemudian dibersihkan secara berkala.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada penampungan tersebut, diberikan mikroba pengurai sehingga saat keluar dari bak, kotoran telah berbentuk cairan dan tidak berbau busuk.
"Pelanggan, dapat buang air kecil ataupun buang air besar di toilet kereta api, baik dalam keadaan berhenti maupun berjalan," kata Joni.
Toilet di kereta juga rajin dicek oleh petugas kebersihan selama perjalanan sehingga kenyamanan tetap terjamin.
Senada dengan penjelasan Joni, dikutip dari unggahan akun Twitter PT KAI @KAI121 dijelaskan, kotoran limbah dalam kereta, ditampung dalam bak penampungan yang di dalamnya terdapat zat zeolite dan partisi filter berisi karbon, pasir dan kombinasi bahan penyaring.
Nantinya limbah cair dari bak penampungan kereta akan dikuras berkala di depo kereta atau area stabling kereta.
Limbah juga tidak dibuang sembarangan tapi ditampung di bio filter septic tank.
Setelah itu dilakukan pemberian bio bakteri ke dalam toilet agar kotoran terdekomposisi dan kotoran menjadi cairan tidak berbau, sehingga toilet bisa dipakai saat kereta berjalan atau berhenti.
Ketentuan mengenai kebersihan toilet kereta diatur sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknis Kereta yang Ditarik Lokomotif.
Selain pengelolaan limbah, aturan tersebut juga mengatur persyaratan lain seperti ruangan toilet di kereta antar kota wajib menggunakan bahan tahan korosi, pintu toilet wajib ada petunjuk isi atau kosong, dan toilet harus punya sirkulasi udara.
Selain itu, toilet kereta juga harus dilengkapi kloset, air yang cukup, cermin dan pegangan tangan.
Toilet ramah lingkungan mulai diresmikan pada Minggu (12/9/2010) di KA Argo Lawu jurusan Jakarta-Solo.
Saat itu, peresmian dilakukan oleh DIrektur PT KAI Ignasius Jonan.
"Kedepannya nanti diharapkan semua toilet yang ada di kereta api akan diganti dengan sistem seperti ini yang ramah lingkungan," ujar Jonan dikutip dari (12/9/2010).
Adapun Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Inka) Roos Diatmoko juga menjelaskan, gagasan teknologi toilet ramah lingkungan telah diajukan ke PT KAI sejak 1995.
Meski demikian, ide tersebut baru direalisasikan pada 2009.
Toilet ramah lingkungan di kereta api dirancang agar bersih, bebas bau, dan higienis.