Jurnalis Brasil: Ancelotti Seorang Juara, tapi Akan Hadapi Banyak Masalah

Brasil, Carlo Ancelotti, Timnas Brasil, Real Madrid, timnas Brasil, brasil, Carlo Ancelotti pelatih brasil, Jurnalis Brasil: Ancelotti Seorang Juara, tapi Akan Hadapi Banyak Masalah

Jurnalis Brasil, Yara Fantoni, menyebut Carlo Ancelotti seorang juara. Namun, di kursi pelatih Timnas Brasil, Ancelotti akan berurusan dengan banyak masalah.

“Membawa Carlo Ancelotti untuk memimpin Brasil lebih dari sekedar langkah strategis. Ini adalah sebuah pernyataan kepada dunia bahwa kami bertekad untuk merebut kembali tempat tertinggi di podium,” kata Presiden CBF, Ednaldo Rodrigues, dilansir dari situs FIFA. 

“Dia adalah pelatih terhebat dalam sejarah dan, sekarang, dia memimpin tim nasional terhebat di planet ini. Bersama-sama, kami akan menulis babak baru yang gemilang dalam sepak bola Brasil,” katanya menambahkan.

Ancelotti seperti telah digariskan untuk melatih Selecao sebutan timnas Brasil. Ketika menutup karier sebagai pesepak bola pada 1992 silam, pria yang akrab disapa Carletto itu tampil dalam laga seremonial antara AC Milan vs Brasil. 

Ancelotti satu-satunya pelatih yang memenangi gelar juara di lima liga top Eropa dan lima Liga Champions, tampak pas melatih Brasil, kolektor lima gelar Piala Dunia.

"Kami sangat menyukai Ancelotti, kami senang dengannya. Dia seorang juara, dia sudah memenangkan banyak hal bersama Real Madrid," ujar jurnalis media Brasil UOL Esporte dan Desimpedidos, Yara Fantoni, kepada KOMPAS.com.

Sang pelatih kelahiran Reggiolo, Italia, itu pada akhirnya mau menambatkan hatinya kepada Brasil. Ia dikontrak sampai Piala Dunia 2026 yang bakal digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

Ancelotti bakal memulai tugas sebagai pelatih timnas Brasil pada 26 Mei nanti. Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Conmebol melawan Ekuador pada 6 Juni akan jadi ujian pertama Carletto.

"Kami menginginkannya sejak dulu, tapi saat itu dia belum berkata ya kepada kami, jadi kami menunggunya cukup lama. Tapi kami tahu, dan kami sudah tahu, bahwa ini adalah keputusan politik," ucap Yara Fantoni.

"Kami punya banyak masalah di CBF, yaitu federasi kami. Kami punya banyak masalah dengan presiden kami, dengan keputusannya. Dan sangat mengejutkan kemarin ketika dia membuat pengumuman sebelum Real Madrid mengatakan apa pun."

"Kami tahu dia (presiden CBF) merasa tertekan dan dia butuh memberikan jawaban kepada kami. Kami tahu bahwa dia takut akan hal itu," ujar Yara Fantoni.

Tantangan Ancelotti Melatih Dewa Sepak Bola

Bagi Brasil, teknik di atas segalanya, sementara taktik bisa jadi nomor kesekian. Karena itulah ketika Italia mengalahkan Brasil pada Piala Dunia 1982, Zico pernah mengatakan hasil tersebut telah merusak sepak bola.

"Penggemar sepak bola Brasil butuh kemenangan. Kami terbiasa menang dan sudah banyak waktu berlalu tanpa memenangi apa pun. Pertandingan melawan Argentina adalah hari terburuk bagi kami," ucap Yara, wanita yang juga aktif membuat konten sepak bola di YouTube pribadinya.

"Kami tahu bahwa dia bukan pelatih klub lokal. Ini adalah negara, jadi ini berbeda. Kami hanya punya satu tahun sampai Piala Dunia, jadi kami tidak tahu apakah waktunya cukup karena dia tidak akan memiliki para pemain bersamanya setiap hari," tuturnya menjelaskan.

Kehadiran Ancelotti juga diyakini bakal membuka lagi pintu tim nasional Brasil untuk mereka yang sempat terpinggirkan di era kepelatihan Dorival Junior.

"Mungkin beberapa pemain akan kembali ke Brasil. Misalnya, Casemiro. Kami berharap Antony bisa kembali. Dan kami tahu bahwa dia sudah berbicara dengan beberapa pemain sebelumnya."

"Penting bagi kami bahwa dia sudah tahu banyak. Vinicius Junior, Rodrygo, (Eder) Militao. Dan penting bagi kami memiliki pelatih yang tahu bagaimana memainkan mereka di posisi yang tepat, karena biasanya mereka tampil bagus di Real Madrid, tapi kami tidak melihat hal yang sama di tim Brasil. Jadi itu akan menjadi tantangan baginya."

"Dia punya pengalaman. Dia seorang pemenang, tapi dia harus beradaptasi dengan realitas di Brasil, yang mana, bukan yang terbaik," kata Yara Fantoni via rekaman suara kepada KOMPAS.com.