Menteri Tito Sebut BUMD Rugi Karena Banyak Titipan, Pramono Sebut Tunjuk Tim Sukses Jadi Komisaris Tidak Masalah

Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) Tito Karnavian mengungkapkan, bahwa banyak badan usaha milik daerah (BUMD) di Indonesia tidak sehat karena merugi akibat jabatan direksi diisi oleh tim sukses kepala daerah yang menjabat.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mendukung ucapan Menteri Tito itu agar kepala daerah di tanah air menyadari, terkhusus di kota Jakarta.
"Berkaitan BUMD rugi karena banyak titipan, saya berterima kasih sama Mendagri. Mudah-mudahan Pak Mendagri sering-sering mengatakan seperti itu supaya saya mengatur Jakarta tanpa titipan," kata Pramono di Jakarta yang dikutip Sabtu (26/7).
Selama memimpin Jakarta, Pramono mengklaim tak bakal mengisi jabatan direksi BUMD dengan subjektif. Ia memastikan akan memilih secara profesional.
"Untuk jajaran direksi saya tidak membuka kesempatan kepada siapapun untuk menitip. Untuk direksi, ya, karena yang menjalankan kan direksi," tegas Pramono.
Lain halnya dengan posisi komisaris. Menurut Pramono, pengisian jabatan komisaris oleh orang dekat atau timses tak menjadi masalah.
Untuk diketahui, beberapa bulan lalu, Pramono menunjuk Lies Hartono atau Cak Lontong yang merupakan mantan ketua tim kampanyenya di Pilkada 2024 untuk menjadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol.
"Kalau komisaris kan melakukan pengawasan saja. Yang penting (direksi) yang menjalankan," tambahnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebelumnya mengungkap sebanyak 300 BUMD mengalami kerugian pada pengelolaan perusahaannya dengan angka mencapai Rp 5,5 triliun.
"Yang mungkin perlu menjadi perhatian Bapak-Ibu dan kita semua, bahwa jumlah BMD mengalami kerugian ini lebih kurang 300 BUMD, 27,50 persen (dari total BUMD)," kata Tito di gedung DPR, Rabu (16/7).
Salah satu faktor yang menyebabkan BUMD tak kunjung untung dan bahkan merugi, menurut Tito, karena banyak petinggi perusahaan yang dijabat oleh tim sukses para kepala daerah yang kini menjabat.
"Beberapa permasalahan yang membuat tidak sehat di antaranya yang pertama enggak profesional. Ya, kadang-kadang banyak yang di BUMD dari tim sukses. Ya, boleh juga asal profesional. Tapi kalau nggak profesional, jadi beban, baik direksi maupun komisaris ataupun pegawai," urai Tito. (Asp).