AC Milan Banyak Masalah dan Tanpa Arah, Inter Milan Jadi Teladan

Legenda sepak bola Perancis dan mantan pemain AC Milan, Marcel Desailly, melontarkan kritik tajam terhadap kondisi terkini mantan klubnya.
Ia merasa kecewa melihat kondisi terkini Rossoneri yang berada di peringkat kesembilan Liga Italia 2024-2025 dan terancam gagal lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan.
Milan tak mengalami banyak perbaikan meskipun telah memecat Paulo Fonseca pada bulan Desember lalu dan menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih baru.
Keberhasilan menjuarai Supercoppa Italiana pada awal 2025 ini bersama Conceicao sempat memunculkan asa untuk Rossoneri. Tapi, setelah itu Milan kembali mengalami inkonsistensi kendati banyak berinvestasi di bursa transfer Januari.
“Saya kecewa, karena Milan saat ini adalah campuran dari banyak masalah berbeda,” ujar Desailly dilansir Football Italia dari Sky Sport Italia.
“Musim dimulai dengan buruk, lalu sempat ada momen di mana tampaknya keadaan mulai membaik, namun segera disadari bahwa tim ini kekurangan kepemimpinan untuk bisa bersaing."
"Semua tim yang berada di atas Milan di klasemen Serie A memiliki filosofi permainan yang jelas,” tutur pria asal Perancis yang pernah membawa Milan juara Liga Champions 1993-1994 itu.
“Lihat saja Inter, yang selama bertahun-tahun telah membiasakan diri dengan sistem 3-5-2 dan kini bisa bermain dengan otomatis. Saya tidak berpikir Milan kalah dalam hal talenta individu dibandingkan Inter, tapi mereka kurang memiliki kekompakan,” demikian penilaian Desailly.
Desailly merasa bahwa kehadiran Sergio Conceicao tidak membawa dampak signifikan bagi Milan, terlepas dari raihan gelar juara Supercoppa Italiana yang sempat menimbulkan harapan.
“Kedatangan Sergio Conceicao tidak membawa banyak perubahan, karena kemenangan di Supercoppa menciptakan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Saya sempat berpikir dia adalah sosok yang tepat untuk mengeluarkan potensi terbaik dari skuad ini, tapi kenyataannya tidak demikian,” kata Desailly.
“Joao Felix adalah pemain yang punya bakat luar biasa, tapi ia belum menemukan tempatnya,” tutur figur yang turut mengantar Perancis juara Piala Dunia 1998 itu.
“Di tahap kariernya sekarang, ia butuh klub dengan filosofi jelas yang bisa membangun proyek di sekelilingnya, memberinya kenyamanan agar ia bisa menunjukkan potensi yang belum kita lihat. Saya akan menyarankan Paris Saint-Germain,” ujar Desailly.
Joao Felix seperti datang ke Milan pada momen yang tidak tepat. Sebab, saat ini menurut Desailly hal yang lebih dibutuhkan Rossoneri adalah pemimpin sejati, bukan pemain berteknik tinggi.
“Apa yang kurang dari Joao Felix bukan teknik, tapi karakter. Dia bukan pemimpin. Saat ini, dia bukan sosok yang dibutuhkan Milan, karena dia tidak memiliki kekuatan mental untuk menghidupkan kembali Rossoneri. Begitu pula sebaliknya,” tutur pria yang membela Milan pada kurun 1993-1998 tersebut.