Fenomena Manusia Tikus di Gen Z China, Berontak dari Burnout

fenomena manusia tikus, fenomena manusia tikus di china, manusia tikus viral, manusia tikus di china, manusia tikus di cina, gen z burnout, gen z china, Fenomena Manusia Tikus di Gen Z China, Berontak dari Burnout

Beredar fenomena "manusia tikus" di kalangan Gen Z di China sejak awal bulan lalu. Fenomena ini dinilai sebagai tindakan "protes" atas burnout dan persaingan ketat di dunia kerja.

Seorang mahasiswi pasca-sarjana di King's College London, Pu Yiqin tak segan menyebut dirinya sebagai "manusia tikus" (lao shu ren dalam bahasa China).

"Saya tidak dapat berbicara untuk semua orang, tetapi saya jelas merupakan bagian dari fenomena (manusia tikus) ini," ucap Pu, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (8/6/2025).

Lewat media sosial Xiaohongshu, Pu membagikan kesehariannya, termasuk tidur setelah pukul 01.30 dini hari.

"Manusia tikus" rebahan di kamar seharian

Berdasarkan pengamatan Kompas.com lewat media sosial Xiaohongshu (RedNote), Minggu (8/6/2025), video keseharian "manusia tikus" banyak ditonton dan disukai. Bahkan, ada video yang disukai lebih dari 15.000 pengguna.

Secara garis besar, kegiatan "manusia tikus" dihabiskan di dalam kamar mereka.

Biasanya mereka bangun tidur di atas pukul 12.00 siang, lalu menghabiskan waktu dengan rebahan di kasur sambil mengecek media sosial, atau bermain gim.

Kemudian mereka juga menonton drama, goleran di sofa sambil mengecek media sosial, atau kembali tidur sampai sore.

fenomena manusia tikus, fenomena manusia tikus di china, manusia tikus viral, manusia tikus di china, manusia tikus di cina, gen z burnout, gen z china, Fenomena Manusia Tikus di Gen Z China, Berontak dari Burnout

Tangkapan layar beberapa anak muda Gen Z di China terkait fenomena manusia tikus di aplikasi Red Note (Xiaohongshu). Sebutan tersebut merupakan tindakan protes atas burnout dan persaingan mencari kerja yang ketat.

Ada beberapa "manusia tikus" yang makan dan minum dengan memesan lewat aplikasi daring. Namun, tak sedikit pula yang hanya makan sekali dalam sehari.

"Manusia tikus" ini biasanya akan tidur di atas pukul 12.00 malam. 

Dikutip dari Fortune, ada juga "manusia tikus" yang hanya rebahan di kasur dan baru bangun ketika ingin ke toilet atau ketika lapar, kemudian lanjut rebahan di kasur.

Ia bisa melakukan kegiatan tersebut selama seminggu tanpa keluar rumah. 

Protes atas burnout dan persaingan dunia kerja

Di balik namanya yang unik dan video kamar yang estetis, fenomena "manusia tikus" dinilai sebagai protes atas burnout dan persaingan dunia kerja yang ketat. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (7/8/2024), burnout adalah kondisi ketika seseorang merasa stres pada level tertinggi tanpa berupaya mengelolanya.

Kondisi ini memicu kelelahan secara fisik dan mental.

Fenomena manusia tikus di Gen Z di China dinilai sebagai protes akan burnout dan persaingan ketat di dunia kerja.

Adapun tingkat pengangguran anak muda di China mencapai 15,8 persen pada bulan April 2025.

Walaupun dinilai sebagai yang terendah sepanjang tahun 2025, persentase tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Ditambah lagi, tahun ini diprediksi China akan dibanjiri 2,2 juta lulusan universitas. Angka tersebut mengalami peningkatan dari sembilan juta lulusan pada tahun 2021.

"Tren ini lebih dari sekadar pelepasan diri oleh Gen Z, ini adalah protes 'diam' oleh anak muda untuk merespons burnout, kekecewaan, dan pasar tenaga kerja yang terasa 'menghukum' dan tidak menarik," jelas President of the Chartered Insitute of Public Relations, Advita Patel, dilansir dari Fortune.

"Ketika Anda tak berhenti melamar pekerjaan dan diabaikan atau ditolak, hal itu bisa cukup menghancurkan rasa percaya diri dan kesehatan mental," imbuhnya. 

Oleh sebab itu, dibanding mencari pekerjaan yang terlihat semakin sulit digapai, para Gen Z ini menerapkan gaya hidup seperti tikus guna mengambil kembali kendali atas hidup mereka.

Patel menambahkan, "manusia tikus" bukanlah bentuk kemalasan, melainkan bentuk kelelahan akan hidup dan tujuan hidup. Serta, kesempatan untuk melindungi mental.