Tren Traktir Kecil, Cara Gen Z Tetap Bahagia di Tengah Rutinitas

Tidak ada yang jago memberi “hadiah kecil” pada diri sendiri seperti Gen Z. Istilah little treats ini mereka ciptakan untuk menggambarkan kesenangan sederhana, entah itu segelas matcha latte favorit, cake vegan, manikur mingguan, sampai gantungan Labubu yang viral gara-gara Lisa BLACKPINK.
Buat Gen Z, semua ini bukan sekadar suntikan dopamin instan, tapi juga cara merayakan diri sendiri di tengah hidup yang sibuk. Traktiran kecil jadi bentuk self-care yang terasa nyata: murah, menyenangkan, dan bikin hari lebih berwarna.
Apa itu budaya "traktir kecil"?
Tren ini intinya sederhana: kasih hadiah kecil ke diri sendiri sebagai motivasi. Bisa berupa camilan dari kafe favorit, jajan pernak-pernik lucu, atau sekadar istirahat 10 menit di sela kerja. Yang penting, ada momen kecil yang bikin hati senang.
Media sosial jelas jadi pendorong tren ini. Begitu ada selebritas atau influencer memamerkan barang kecil yang mereka suka, Gen Z langsung relate dan menjadikannya inspirasi untuk “menyuap” diri sendiri supaya tetap semangat menjalani rutinitas.
Kata para ahli
Psikiater anak dan remaja, dr. Astik Joshi, mengatakan budaya memberi hadiah kecil ini punya manfaat psikologis.
“Ini adalah bentuk pengakuan diri yang membantu orang merasa didukung secara emosional, bahkan lewat hal-hal kecil,” jelasnya seperti dikutip dari NDTV.

Senada dengan itu, psikiater senior Dr. Gorav Gupta menambahkan bahwa traktiran kecil bisa jadi “pelipur lara” ketika stres terasa menumpuk. Menurutnya, kebahagiaan sederhana memberi rasa kendali.
"Di saat stres memuncak dan kemenangan besar terasa jauh dari kenyataan, hadiah kecil menawarkan rasa kendali, kelegaan, dan dorongan. Hadiah kecil mengingatkan kita bahwa kebahagiaan kecil tetap berarti, dan itu adalah pesan yang kuat untuk generasi saat ini," katanya.
Plus-minus traktir diri sendiri
Sisi positifnya, tren ini ramah kantong. Gen Z yang dikenal cukup sadar finansial bisa tetap merasa rewarded tanpa rasa bersalah berlebihan. Hadiah kecil ini juga bikin mereka merasa hidup lebih terkendali dan sehat secara emosional. Tapi, jangan lupa: kalau terlalu sering, pengeluaran “kecil” ini bisa menumpuk.
Tim Better Money Habits Bank of America merilis hasil survei baru kepada 915 Gen Z pada 30 Juli 2025. Survei ini mendapati, 57 persen anak muda membeli “hadiah” kecil untuk diri sendiri setidaknya seminggu sekali. Hal ini mereka lakukan meskipun pendapatan terbatas.
Terapis keuangan Lindsay Bryan-Podvin mengingatkan bahwa kuncinya ada di keseimbangan. Nikmati sesekali, tapi tahu kapan harus berhenti supaya dompet tetap aman.
"Jika hadiah kecil dan manis ini memengaruhi keuangan, kita perlu berhati-hati dan menguranginya," katanya seperti dikutip dari SELF.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!