Top 6+ Kebutuhan Lansia agar Hidupnya Tetap Bahagia di Usia Senja

lansia, kebutuhan lansia, Kebutuhan lansia, Lansia, lansia bahagia, kebutuhan lansia sehari hari, lansia sejahtera, kebutuhan lansia agar hidup bahagia, 6 Kebutuhan Lansia agar Hidupnya Tetap Bahagia di Usia Senja, 1. Memiliki teman ngobrol, 2. Mendapat kasih sayang , 3. Dukungan emosional, 4. Kegiatan fisik yang menyehatkan, 5. Terlibat dalam kegiatan sosial, 6. Lingkungan yang menerima dan mendukung

Menjalani masa tua dengan bahagia dan sejahtera bukanlah hal yang mustahil.

Namun, hal tersebut hanya bisa tercapai jika kebutuhan lansia tidak hanya dipenuhi secara fisik, tetapi juga secara emosional dan sosial.

Psikolog Keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., Psikolog menjelaskan, banyak lansia mengalami kesepian karena kehilangan pasangan atau karena anak-anak sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Oleh karenanya, ada beberapa kebutuhan lansia yang perlu diperhatikan, agar mereka tetap sejahtera dan bahagia di usia senja.

6 Kebutuhan lansia agar hidupnya tetap bahagia di usia senja

1. Memiliki teman ngobrol

Kebutuhan dasar lansia bukan lagi harta benda, melainkan relasi yang hangat. 

Sosok teman ngobrol menjadi penting karena membantu mereka terhindar dari rasa sepi dan pikiran negatif.

“Kebutuhan lansia itu teman ngobrol, karena usia senja itu sangat rentan mengalami kesepian, apalagi kalau sudah ditinggal pasangan dan anak-anaknya punya hidup sendiri,” kata Sukmadiarti kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Kesepian jadi salah satu kondisi yang lekat di usia senja. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental lansia, karena bisa berujung depresi jika dibiarkan. 

2. Mendapat kasih sayang 

Mendapatkan kasih sayang dari keluarga bukan hanya dibutuhkan anak-anak, melainkan juga lansia.

Psikolog yang berpraktik di Semarang ini mengungkap, lansia bisa mengalami overthinking ketika merasa tidak diperhatikan anak-anaknya.

“Terkadang lansia juga suka overthinking, karena anak sibuk dianggapnya tidak perhatian dan merasa tidak ada yang menyayanginya,” tambah dia.

Maka dari itu, perhatian sederhana seperti menelpon atau menyempatkan diri untuk berbincang dapat membuat lansia merasa dihargai dan dicintai.

3. Dukungan emosional

Kesejahteraan lansia juga ditentukan oleh kondisi emosinya. Mereka butuh proses healing agar tidak larut dalam perasaan negatif.

Di sisi lain, anak juga perlu memahami kondisi serta emosional orangtuanya agar tidak berlarut-larut.

“Supaya tidak larut di emosi negatif, maka lansia juga butuh emosional healing. Belajar untuk memperbanyak syukur, memaafkan, dan memahami anak dan lingkungannya,” ungkap Sukmadiarti.

4. Kegiatan fisik yang menyehatkan

Tak hanya anak muda, lansia juga butuh tetap aktif secara fisik. Aktivitas fisik bisa membantu mereka tetap bugar dan merasa lebih berguna.

Selain itu, aktif berkegiatan fisik juga bisa meminimalisir stres berlebih pada lansia.

“Lansia juga butuh aktivitas fisik dan berkontribusi di lingkungan sosial agar hidupnya jadi bermakna,” ujarnya.

5. Terlibat dalam kegiatan sosial

Kontribusi dalam kegiatan sosial memberikan rasa memiliki dan harga diri yang tinggi bagi lansia.

Banyak orang beranggapan lansia itu lemah dan tidak berdaya. Dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial, hal ini dapat memecahkan stigma tersebut dan menjadikan lansia lebih berdaya.

“Bisa dengan berbagai ilmu, pengalaman, berbagi harta, atau apapun kegiatan yang sifatnya berbagi itu membuat mereka punya hari tua yang bermakna dan tidak merasa rendah diri,” saran Sukmadiarti.

6. Lingkungan yang menerima dan mendukung

Keluarga dan lingkungan yang menerima serta mendukung akan memperkuat mental lansia. 

Hal ini dapat membantu mereka menghadapi masa tua dengan lebih optimis dan penuh rasa syukur.

Dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, lansia dapat menjalani masa tua yang lebih sehat, bahagia, dan bermakna.