Bukan karena Tak Sayang, Ini 5 Alasan Anak Titipkan Orangtua di Panti Jompo

Di tengah budaya masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, menempatkan orangtua yang sudah lanjut usia (lansia) ke panti jompo kadang dianggap sebagai bentuk pengabaian atau kurangnya kasih sayang dari anak kepada orangtua.
Namun, menurut Psikolog Meity Arianty, anggapan tersebut tidak selalu tepat. Banyak keluarga mengambil keputusan ini justru karena mempertimbangkan kesejahteraan dan keselamatan lansia.
“Keluarga atau anak yang menitipkan orangtuanya ke panti jompo biasanya dilandasi oleh berbagai alasan, jadi bukan semata-mata karena kurangnya kasih sayang,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (10/7/2025).
Berikut ini beberapa alasan yang umum melatarbelakangi keputusan anak mengirim orangtua ke panti jompo.
5 Alasan anak titipkan orangtua di panti jompo
1. Orangtua membutuhkan perawatan intensif dan profesional
Tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan medis harian, terutama jika orangtua mengalami gangguan fisik, pikun, atau penyakit kronis.
“Biasanya adanya ketidakmampuan untuk memberikan perawatan intensif, terutama jika orang tua memiliki kondisi medis yang membutuhkan perhatian profesional,” kata dia.
Di panti jompo, lansia bisa mendapatkan pengawasan medis rutin serta bantuan dari tenaga profesional yang terlatih.
2. Anak menghadapi tuntutan pekerjaan dan keterbatasan waktu
Kehidupan modern menuntut mobilitas dan waktu kerja yang tinggi. Akibatnya, banyak anak tidak bisa selalu mendampingi orangtuanya di rumah.
“Adanya tuntutan pekerjaan dan kehidupan modern yang menyulitkan keluarga atau anak untuk selalu hadir secara fisik,” ujar Meity.
Ketika tidak bisa hadir secara penuh, menitipkan orangtua di tempat yang aman dan terawat bisa menjadi pilihan realistis.
3. Demi keselamatan dan kenyamanan lansia
Beberapa keluarga memilih panti jompo demi memastikan lansia hidup di lingkungan yang aman, nyaman, dan sesuai kebutuhan fisiknya.
“Ada juga beberapa kasus dibuat demi keselamatan dan kenyamanan orangtuanya atau lansia, karena panti jompo menyediakan lingkungan yang lebih aman dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan lansia,” jelas Meity.
Sebagai contoh, adanya fasilitas khusus lansia seperti kamar mandi anti-slip, jadwal makan dan minum teratur, serta staf pendamping 24 jam.
4. Keinginan orangtua untuk lebih mandiri
Tidak jarang, keputusan tinggal di panti jompo justru datang dari orangtua sendiri.
Beberapa lansia merasa lebih tenang dan tidak ingin menjadi beban bagi anak-anaknya.
“Bisa jadi ada situasi di mana hubungan keluarga tidak harmonis, akhirnya orangtua sendiri yang memilih tinggal di panti jompo agar lebih mandiri, tidak merepotkan anak-anak mereka dan merasa lebih tenang,” kata Meity.
Dengan fasilitas dan aktivitas yang sesuai, lansia tetap bisa menjalani hari-hari dengan rutinitas yang bermakna tanpa membebani anak atau keluarganya.
5. Hubungan keluarga yang kurang harmonis
Dalam beberapa kasus, ketegangan atau konflik dalam keluarga membuat hidup bersama di rumah menjadi tidak sehat, baik untuk orangtua maupun anak-anak.
Dalam situasi seperti ini, beberapa orangtua maupun sang anak, memutuskan untuk menitipkan lansia ke panti jompo. Tujuannya agar kedua pihak tetap mendapat ruang yang sehat secara emosional.
Psikolog yang berpraktik di Depok ini menekankan, keputusan ini tidak bisa disamaratakan sebagai bentuk penelantaran.
Justru, dalam kondisi tertentu, panti jompo bisa memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia, dibanding tinggal di rumah tanpa pengawasan dan perawatan yang memadai.