Bos Telegram Pavel Durov Kukuh Menyangkal Tuduhan Kriminal, Menyebutnya Hal Absurd

Bos Telegram Pavel Durov Kukuh Menyangkal Tuduhan Kriminal, Menyebutnya Hal Absurd

Telegram Pavel Durov berkukuh menyangkal segala kesalahannya terkait dengan tuduhan kriminal serius yang dihadapinya di Prancis.

Durov menghadapi tuduhan pidana di Prancis, tempat ia ditangkap tahun lalu. Miliarder teknologi asal Rusia yang kini hidup dalam pengasingan ini dituduh gagal memoderasi aplikasi Telegram untuk mengurangi aktivitas kriminal.

Meski begitu, ia membantah telah gagal bekerja sama dengan penegak hukum dalam kasus perdagangan narkoba, konten pelecehan seksual anak, dan penipuan. Telegram sebelumnya juga menyangkal tuduhan moderasi mereka kurang memadai.

Dalam wawancara dengan Le Point, Durov menyebut tuduhan itu sebagai sangat absurd. “Hanya karena para kriminal menggunakan layanan kami, seperti mereka juga menggunakan yang lain, bukan berarti pengelola platform ini ikut bersalah,” tegasnya.

Durov, yang lahir di Rusia dan kini tinggal di Dubai, memegang kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab. Ia dikenal sebagai pendiri jejaring sosial VKontakte (VK) di Rusia. Namun, pada 2014 menyatakan telah dipecat karena menolak permintaan Kremlin untuk menyensor konten.

Tahun itu, ia mendirikan Telegram, yang kini tetap populer di Rusia. Telegram mengizinkan grup hingga 200 ribu anggota, sesuatu yang dikritik karena memudahkan penyebaran misinformasi, teori konspirasi, konten neo-Nazi, pedofilia, dan terorisme.

Meski Telegram telah menghapus beberapa grup, menurut pakar keamanan siber, sistem moderasinya tetap jauh lebih lemah jika dibandingkan dengan platform media sosial dan aplikasi perpesanan lain.(dwi)